Menurut Gertrudis 2010, berat badan lahir menentukan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental masa balita. Bayi yang lahir dengan berat badan
lahir rendah BBLR mempunyai risiko kematian lebih besar dibandingkan dengan berat badan lahir normal BBLN, terutama pada bulan pertama kelahiran
karena pembentukan zat anti kekebalan kurang sempurna sehingga lebih mudah terkena penyakit infeksi, terutama ISPA dan gangguan saluran pernafasan
lainnya.Selain berat badan lahir masih banyak faktor risiko yang bisa menyebabkan ISPA pada balita seperti lingkungan fisik rumah yang buruk, status
gizi, dan juga status imunisasi yang belum lengkap.
5.1.2 Hubungan Status Imunisasi Dengan Kejadian ISPA Pada Balita
Berdasarkan hasil penelitian tidak ada hubungan status imunisasi dengan kejadian ISPA pada balita. Hal ini diketahui dari
Uji Fisher’s di dapat p value 0,75 lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima. Hasil penelitian dapat dilihat
bahwa status imunisasi pada kasus dan kontrol sebagian besar jumlah balita mempunyai status imunisasi yang lengkap.Status imunisasi dikatakan lengkap bila
sudah lengkap imunisasi dasar. Hasil wawancara yang didapatkan sewaktu penelitian status imunisasi bukan
merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pada balita. Hal ini kemungkinan disebabkan karena tingginya cakupan imunisasi pada balita,
sebagian besar responden mengetahui bahwa imunisasi sangat penting bagi balita untuk mencegah terjadinya panyakit infeksi sehingga responden membawa
bayinya ke posyandu untuk diimunisasi dan petugas kesehatan yang ada di POSKESDES Marubun Jaya mendatangi rumah yang bayi belum diimunisasi,
Universitas Sumatera Utara
sehingga sedikit bayi yang tidak lengkap status imunisasinya. status imunisasi tidak ada hubungan dengan kejadian ISPA pada balita dikarenakan status
imunisasi tidak terjadi secara langsung. Masih tingginya ISPA pada balita,walaupun telah menerima imunisasi lengkap diakibatkan karena belum ada
vaksin yang dapat mencegah ISPA secara langsung.Daya tahan tubuh anak yang rendah dapat mempengaruhi kejadian ISPA pada balita yang telah memiliki
imunisasi lengkap. Jadi, walaupun seorang anak telah menerima imunisasi lengkapkemungkinan untuk menderita ISPA tetap ada.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Wahiduddin, 2012 dan sama dengan Suhandayani 2007, yang membuktikan bahwa
pemberian status imunisasi mencegah terjadinya ISPA pada balita.Imunisasi dirancang untuk memicu tubuh agar membuat antibodi dan dapat mencegah atau
meminimalkan risiko terkena beberapa penyakit menular yang sering menyerang balita Grifford, 2008.
5.1.3 Hubungan Status ASI Ekslusif Dengan Kejadian ISPA Pada Balita