commit to user 29
mempengaruhi penentuan pemilihan komoditi. Harga, selera, dan pendapatan akan mempengaruhi pilihan komoditi yang akan dikonsumsi dan besarnya
nilai pengeluaran nonmakanan. Artinya, pengeluaran proporsi non makanan merupakan fungsi harga-harga, selera dan pendapatan.
Besar kecilnya penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-
rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Berdasarkan data dari Susenas selama Maret 2008-Maret 2009, Garis
Kemiskinan naik sebesar 9,65 persen, yaitu dari Rp182.636,- per kapita per bulan pada Maret 2008 menjadi Rp200.262,- per kapita per bulan pada Maret
2009.
E. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM
Program PNPM yang diluncurkan oleh Presiden RI tanggal 30 April 2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah sesungguhnya merupakan salah satu
upaya pemerintah untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan
kesempatan kerja
melalui konsolidasi
program-program pemberdayaan masyarakat yang ada di berbagai kementriamlembaga.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM pada hakekatnya adalah gerakan nasional dalam wujud pembangunan berbasis
masyarakat yang menjadi kerangka kebijakan serta acuan dan pedoman bagi pelaksanaan berbagai program pemberdayaan masyarakat dalam rangka
penanggulangan kemiskinan. Pemberdayaan masyarakat dipahami sebagai
commit to user 30
strategi untuk mencapai tujuan meningkatnya kesejahteraan masyarakat terutama keluarga miskin. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi
dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan, dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi
masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. Harmonisasi kebijakan melalui PNPM untuk perbaikan pemilihan
sasaran baik wilayah maupun kelompok masyarakat, prinsip dasar, strategi, pendekatan, indikator, mekanisme, dan prosedur yang diperlukan untuk
mempercepat penanggulangan kemiskinan dan mempercepat penciptaan lapangan kerja.
Pemberdayaan terjadi pada saat masyarakat mampu mengdentifikasi masalahpenyebab kemiskinan dan alternatif penyelesaiannya, mampu
mengidentifikasi sumber daya yang tersedia di wilayahnya, mampu memutuskan tindakan yang harus dilaksanakan peningkatan kemampuan
masyarakat berorganisasi dalam skala kelompok dan menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan desakelurahan.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri terdiri dari PNPM Mandiri Pedesaan, PNPM mandiri Perkotaan, serta PNPM
Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. Pemerintah Indonesia telah membuat kebijakan untuk melaksanakan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM, dengan P2KP Program Penganggulangan Kemiskinan di Perkotaan sebagai salah satu
motor program
di wilatah
perkotaan, disamping
PPK Program
commit to user 31
Pengembangan Kecamatan. PNPM pada dasarnya merupakan program payung
umbrella policy
untuk mensinergikan
berbagai program
pemberdayaan masyarakat, yang dimulai dengan sinergi P2KP dengan PPK.
1. Tujuan PNPM
Tujuan dari PNPM sendiri adalah untuk mewujudkan harmonisasi dan sinergi berbagai program pemberdayaan. Dengan PNPM diharapkan
peranan Pemerintah Daerah dan Instansi sektoral semakin nyata dan terpacu menerapkan model pembangunan partisipatif serta memperkuat
kemitraan masyarakat dengan pemerintah dan kelompok peduli setempat dalam penanggulangan kemiskinan. Selain itu, juga diharapkan capaian
manfaat program kepada kelompok sasaran masyarakat miskin semakin efektif.
Tujuan umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM adalah sebagai upaya untuk mempercepat pengurangan
kemiskinan dan penciptaan lapangan pekerjaan. Sedangkan secara khusus bertujuan untuk, sebagai berikut:
a Meningkatkan penghasilan kelompok masyarakat miskin.
b Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat termasuk masyarakat
miskin, kelompok perempuan, dan kelompok lainnya yang selama ini terpinggirkan.
c Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat terutama masyarakat
miskin.
commit to user 32
d Meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap berbagai pelayanan
dasar. e
Meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap kegiatan ekonomi produktif serta akses terhadap modal, pasar, informasi dan inovasi.
f Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat.
g Memperbaiki distribusi pendapatan masyarakat.
h Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan layanan
masyarakat terutama masyarakat miskin.
2. Prinsip Dasar
Sesuai dengan Pedoman Umum, PNPM Mandiri mempunyai prinsip atau nilai-nilai dasar yang selalu menjadi landasan atau acuan
dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan PNPM Mandiri. Prinsip-prinsip
tersebut meliputi: a
Bertumpu pada pembangunan manusia, artinya masyarakat hendaknya memilih kegiatan yang berdampak langsung terhadap upaya
pembangunan manusia daripada pembangunan fisik semata. b
Otonomi, artinya masyarakat memiliki hak dan kewenangan mengatur diri secara mandiri dan bertanggung jawab, tanpa intervensi negatif
dari luar. c
Desentralisasi, artinya memberikan ruang yang lebih luas kepada masyarakat untuk mengelola kegiatan pembangunan sektoral dan
commit to user 33
kewilayahan yang bersumber dari pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kapasitas masyarakat.
d Berorientasi pada masyarakat miskin, segala keputusan yang diambil
berpihak pada masyarakat miskin. e
Partisipasi, masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi,
perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian kegiatan yang memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materiil.
f Kesetaraan dan keadilan gender, masyarakat baik laki-laki dan
perempuan mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahapan program dan dalam menikmati manfaat kegiatan pembangunan,
kesetaraan juga dalam pengertian kesejajaran kedudukan pada saat situasi konflik.
g Demokratis, masyarakat mengambil keputusan pembangunan secara
musyawarah dan mufakat. h
Transparansi dan Akuntabel, masyarakat memiliki akses terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga
pengelolaan kepada kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal, maupun
administratif. i
Prioritas, masyarakat memilih kegiatan yang diutamakan dengan mempertimbangkan apa yang paling penting dan didahulukan serta
manfaat untuk pengentasan kemiskinan.
commit to user 34
j Keberlanjutan, dalam setiap pengambilan keputusan atau tindakan
pembangunan, mulai
dari tahap
perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan
pemeliharaan kegiatan
harus telah
mempertimbangkan sistem pelestariannya.
3. Sasaran PNPM
a Terbangunnya kelembagaan masyarakat BKM yang aspiratif,
representatif, dan akuntabel untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya partisipasi dan kemandirian masyarakat.
b Tersediannya
Perencanaan Jangka
Menengah Program
Penanggulangan Kemiskinan PJM-Pronangkis sebagai wadah sinergi berbagai program penanggulangan kemiskinan yang sesuai dengan
aspirasi dan kebutuhan masyarakat. c
Meningkatnya akses dan pelayanan kebutuhan dasar bagi warga miskin perkotaan menuju capaian sasaran Indeks Pembangunan
Manusia –
Millenium Development Goals
IPM-MDGs
4. Strategi Pelaksanaan
a Melembagakan pola pembangunan partisipatif yang berpihak pada
masyarakat miskin dan berkeadilan, melalui pembangunan lembaga masyarakat BKM representatif, akuntabel, dan mampu menyuarakan
kepentingan masyarakat dalam proses-proses pengambilan keputusan,
commit to user 35
serta perencanaan partisipasif dalam menyusun PJM Pronangkis berbasis IPM-MDGs.
b Menyediakan BLM secara transparan untuk mendanai kegiatan
penanggulangan kemiskinan yang mudah dilakukan oleh masyarakat dan membuka kesempatan kerja, melalui: pembangunan ekonomi
lokal, pembangunan saranaprasarana lingkungan dan pembangunan SDMpelatihan-pelatihan.
c Memperkuat keberlanjutan program dengan menumbuhkan rasa
memiliki dikalangan masyarakat melalui proses penyadaran kritis dan pengelolaan hasil-hasilnya. Selain itu, juga meningkatkan kemampuan
perangkat pemerintah dalam perencanaan, penganggaran, dan pengembangan
paska proyek
dan meningkatkan
efektifitas perancanaan dan penganggaran yang lebih
pro-poor
dan berkeadilan.
5. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat
Secara umum manfaat yang akan diperoleh melalui pendekatan pemberdayaan masyarkat adalah penyediaan barang jasa skala kecil, tidak
kompleks, dikerjakan melalui kerjasama lokal
common pool, public, dan civic goods
. Kondisi kegagalan pasar akibat pasar yang idak sempurna dapat diatasi jika program dilaksanakan dengan pendekatan pemberdayaan
yaitu dengan tersedianya komplemen aktivitas publik. Dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat maka diharapkan
dapat terjadi keberlanjutan
sustainability
yang relatif lebih tinggi
commit to user 36
dibandingkan proyek sektoral karena adanya
ownership
masyarakat. Efisiensi yang lebih dan efektifitas yang tinggi penghematan 30-40
persen akan lebih dirasakan apabila dibandingkan dengan menggunakan kontraktor.
Pemberdayaan masyarakat
mendorong terjadi
internalisasi pembangunan untuk masyarakat miskin dan marjinal penciptaan lapangan
kerja. Serta partisipasi penduduk miskin dalam pembangunan, pembentukan modal sosial, tata pemerintahan yang baik.
6. Tahap PNPM
Dalam upaya mencapai tujuan PNPM, strategi yang diterapkan adalah
melalui pemberdayaan
masyarakat seutuhnya
dengan mendayagunakan seluruh potensi dan sumberdaya lokal termasuk
sumberdaya manusia, alam, teknologi, sosial, kelembagaan dan keberlanjutan, yaitu dengan berbagai tahap sebagai berikut:
a. Tahap Internalisasi
1 Tahap pembelajaran bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk
memahami pengelolaan pembangunan partisipatif. 2
Bantuan pendanaan merupakan faltor utama penggerak proses pemberdayaan.
3 Peran pendamping fasilitatorkonsultan masih sangat dominan.
commit to user 37
b. Tahap Pelembagaan
1 Proses pelembagaan pembangunan partisipatif; pendanaan mikro
berbasis masyarakat; peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintah lokal.
2 Bantuan pendanaan lebih bersifat stimulan.
3 Peran fasilitatorkonsultan terfokus pada peningkatan kapasitas.
4 Masyarakat, pemerintah daerah, konsultan dan fasilitator
merupakan mitra sejajar. 5
Perencanaan partisipatif mulai terintregasi ke dalam sistem perencanaan pembangunan reguler.
c. Tahap Keberlanjutan
1 Tahap
persiapan masyarakat
untuk mampu
melanjutkan pengelolaan pembangunan secara mandiri.
2 Masyarakat mampu menghasilkan keputusan yang rasional yang
adil, serta mampu membangun kemitraan dengan berbagai pihak. 3
Swadaya masyrakat
merupakan faktor
utama penggerak
pembangunan. 4
Pemerintah Daerah lebih tanggap dalam peningkatan kesejahteraan masyarakatpemda sesuai keahlian yang dibutuhkan.
commit to user 38
7. Komponen Kegiatan
b. Pengembangan Masyarakat, tujuannya adalah meningkatkan kapasitas
masyarakat dan kelembagaannya melalui penguatan pendamping yang tepat. Peningkatan Kapasitas Pemerintahan, tujuannya adalah sebagai
berikut: 1
Memperkuat lembaga pemerintah dan lembaga masyarakat yang dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola kegiatan PNPM.
2 Memfasilitasi penyelenggaraan kaji ulang produk hukum yang
berkaitan dengan pembangunan masyarakat desakelurahan. 3
Memperkuat forum-forum desakelurahan dan kecamatan. c.
Bantuan manajemen dan Pengembangan program, tujuannya adalah mendukung pemerintah dalam pengelolaan program, termasuk
pengendalian mutu, studi dan evaluasi, serta pengembangan program berdasarkan pembelajaran yang didapat selama pelaksanaan.
d. Bantuan Dana, tujuannya adalah memfasitasi proses dan mendanai
usulan kegiatan, yang terdiri dari: dana BLM, dana untuk PNPM Generasi, dan dana Pendukung.
Dalam pelaksanaan PNPM di lapangan perlu adanya sinergi dari masyarakat, pemerintah daerah dan kelompok peduli swasta, asosiasi,
perguruan tinggi, media, LSM, dll serta kemitraan diantara ketiganya. Untuk itu agar semua pihak terlibat dalam program tersebut maka sosialisasi ke
masyarakat luas perlu dilakukan secara intensif.
commit to user 39
F. Penelitian Sebelumnya