Efisiensi Penyaluran Program Padat Karya Fisik Program Kerja Mandiri Ekonomi Bergulir

commit to user 89 program. Sehingga berdasarkan data tersebut untuk indikator pengurangan kemiskinan pada program padat karya sebesar 0,00 atau tetap. Tabel 4.21 Indikator Pengurangan Kemiskinan Program Padat Karya Fisik Di Kecamatan Kartasura Tahun 2009 Variabel Nilai jumlah orang miskin tahun program 2009 HCR 1 jumlah orang miskin tahun dasar 2008 HCR Pengurangan kemiskinan Poverty Reduction PR Garis Kemiskinan 2008 Rp 182.636 2009 Rp 200.262 0,40 0,40 0,00 1 HCR HCR HCR PR - = Sumber: data diolah

c. Efisiensi Penyaluran Program Padat Karya Fisik

Program padat karya atau fisik pada umumnya ditujukan untuk pembangunan proyek yang dapat diakses langsung oleh masyarakat luas. Pengukuran efisiensi penyaluran program dilakukan dengan membandingkan rencana biaya pembangunan proyek dengan realisasi dana pembangunan proyek. Jika nilai realisasi lebih besar dari nilai rencana pembangunan, maka dapat dikatakan proyek tersebut tidak efisien. selain itu juga digunakan nilai indeks kualitas proyek, yang commit to user 90 merupakan persepsi masyarakat terhadap kualitas hasil pembangunan proyek. Tabel 4.22 Indikator Efisiensi Penyaluran Program Fisik Di Kecamatan Kartasura Tahun 2009 Variabel Nilai Rencana biaya konstruksi NC Biaya kontruksi actual AC Indeks kualitas proyek Q Efisiensi penyaluran program EP 644.640.701 682.999.850 0,84 0,79 Q AC NC EP ´ = Sumber: data diolah Nilai rencana biaya pembangunan proyek se-Kecamatan Kartasura pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 644.640.701,-. Dengan nilai realisasi biaya pembangunan proyek sebesar Rp 682.999.850,- dan indeks kualitas proyek sebesar 0,84 yang diperoleh dari persepsi masyarakat terhadap kualitas proyek yang dibangun. Sehingga diperoleh nilai efisiensi penyaluran program sebesar 0,79 79. Tetapi karena rencana biaya konstruksi lebih besar dibanding dengan biaya konstruksi aktual, jadi dapat disimpulkan bahwa penyaluran program padat karya di Kecamatan Kartasura masih belum efisien sebesar 23, sehingga diperlukan rencana pembangunan atau konstruksi yang lebih baik lagi. commit to user 91

d. Indikator Kelangsungan Dana

Tabel 4.23 Kelangsungan Dana Program Padat Karya Di Kecamatan Kartasura Tahun 2009 Uraian Nilai Biaya penggunaan proyek UC Pendapatan dari proyek DLR Rata-rata pembiayaan program TE Rata-rata pendapatan bersih Jumlah peserta proyek Koefisien pajak Tambahan penerimaan pajak ATR Indeks kelangsungan dana FV 367.337 359.990 95 0,02 7.347 0,02 TE ATR DLR UC FV + + = Sumber: data diolah Dengan nilai koefisien pajak 0,02, dan jumlah sampel program padat karya sebanyak 81 orang, dan dengan rata-rata pendapatan bersih Rp359.990,- diperoleh nilai financial viability proyek padat karya tersebut sebesar 0,02 atau senilai dengan 2. Kelangsungan dana untuk program padat karya sangat kecil karena tidak adanya biaya penggunaan proyek dan tidak ada pendapatan yang dapat diambil dari pembangunan proyek tersebut. Sejak awal program ini memang ditujukan untuk pembangunan sarana desa yang lebih bertujuan agar dapat digunakan oleh masyarakat desa secara keseluruhan. commit to user 92

3. Skoring Program

Proses skoring ini diperoleh dari perhitugan masing-masing indikator yang dapat digunakan yang dapat digunakan untuk menyusun skor setiap indikator dari setiap program dan skor secara keseluruhan. Perhitungan skor dilakukan dengan memberikan bobot yang berbeda untuk masing-masing indikator. Sesuai dengan alat yang digunakan oleh ESCAP, penelitian ini memberikan bobot: Peningkatan Pendapatan income indicator = 4 Pengurangan Kemiskinan poverty reduction = 3 Efisiensi Penyaluran Program = 2 Kelangsungan Dana financial viability = 1

a. Program Kerja Mandiri Ekonomi Bergulir

Tabel 4.24 Skor Program Ekonomi Bergulir di Kecamatan Kartasura Tahun 2009 Indikator Nilai V Bobot W V x W Indikator pendapatan AI Pengurangan Kemiskinan PR Efisiensi penyaluran program EP Kelangsungan Dana FV 10,4 70,1 22,0 11,4 4 3 2 1 10 41,6 210,3 44,0 11,4 307,3 30,73 Sumber: data diolah Program kerja mandiri memiliki skor sebesar 30,73 seperti ditunjukkan pada tabel 4.27. Walaupun indikator peningkatan pendapatan adalah faktor yang paling penting untuk mengurangi commit to user 93 jumlah masyarakat miskin, namun dalam program ekonomi bergulir ini indikator pengurangan kemiskinan mempunyai nilai yang paling besar yaitu 70,1. Sedangkan untuk peningkatan pendapatan hanya sebesar 10,4. Hal ini disebabkan oleh peserta yang ikut dalam program ini hampir setengahnya merupakan golongan yang tidak miskin. Dan yang tergolong masyarakat miskin sebelum program sebagian besar berada tidak jauh dari garis kemiskinan. Sehingga indikator pengurangan kemiskinan nilainya cukup besar.

b. Program Padat Karya fisik

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Stabat

3 40 135

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

“Keterlibatan Yayasan Dayah Bustanul Ulum Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Alue Pineung di Langsa Timur.

0 47 97

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76