Strategi Penjualan Melalui Media Online Dan Tingkat Kepuasan Membeli

(1)

(2)

(3)

KUESIONER PENELITIAN

STRATEGI PENJUALAN MELALUI MEDIA ONLINE DAN TINGKAT KEPUASAN

(Studi Korelasional tentang Pengaruh Strategi Penjualan Produk Fashion melalui “Instagram” terhadap Kepuasan Membeli Mahasiswa FISIP USU)

Dengan hormat,

Kuesioner ini merupakan alat pengumpulan data yang diperlukan untuk melengkapi penilitian skripsi saya. Oleh karena itu dengan kerendahan hati, saya

mohon kesediaan saudara untuk menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner ini dengan jelas dan lengkap, atas kesediaannya saya haturkan terimakasih.

Salam hormat,

Peneliti

Petunjuk Pengisian:

1. Bacalah semua pertanyaan dengan cermat dan teliti.

2. Mohon pertanyaan dijawab dengan jujur, singkat dan jelas.

3. Lingkarilah atau berilah tanda (X) pada jawaban yang anda anggap benar. 4. Mohon tidak mengisi kotak ( ) yang di sebelah kanan pertanyaan.

No. Responden

1 2

I. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin:

1. Perempuan


(4)

2. Jurusan/Departemen: 1. Administrasi Negara 2. Antropologi

3. Ilmu Komunikasi 4

4. Ilmu Politik

5. Kesejahteraan Sosial 6. Sosiologi

7. Administrasi Niaga/Bisnis

3. Angkatan: 1. 2010

2. 2011 5

4. Frekuensi Anda belanja Online di Instagram? 1. Sangat sering (5-6 kali per dua bulan) 2. Sering (4-5 kali per dua bulan)

3. Kurang sering (2-3 kali per dua bulan) 6 5. Berapakah jumlah uang saku anda selama sebulan?

1. Diatas Rp. 1.000.000/bulan 2. Rp. 1.000.000 /bulan

3. Di bawah Rp.1000.000/bulan 7

4. Di bawah Rp.500.000/bulan

II. Variabel Bebas (Strategi Penjualan Melalui Media Online)

6. Apakah menurut anda penjualan produk di instagram lebih efektif dibanding dengan media sosial lainnya?

1. Tidak efektif

2. Kurang efektif 8

3. Efektif 4. Sangat efektif


(5)

7. Seberapa sering anda mem FollowInstagram Online Shop? 1. Tidak pernah

2. Jarang 3. Sering 4. Sangat sering

8. Apakah nama merek berpengaruh pada ketertarikan anda dalam membeli barang

1. Tidak berpengaruh 2. Kurang berpengaru

3. Berpengaruh

4. Sangat berpengaruh 10

9. Seberapa sering Online Shop di Instagram memberikan potongan harga kepada anda?

1. Tidak pernah

2. Jarang 11

3. Sering 4. Sangat sering

10.Apakah Online Shop di Instagram sering memberikan harga yang terjangkau pada konsumen?

1. tidak terjangkau 2. Kurang terjangkau

3. terjangkau 12 4. sangat terjangkau

11.Apakah harga yang ditawarkan produk online shop di instagram lebih murah sehingga dapat menarik perhatian reseller untuk menjualnya kembali?

1. tidak menarik 2. Kurang Menaarik


(6)

3. Menarik 13 4. Sangat manarik

12. Apakah tampilan foto pada produk online shop yang di share di instagram menarik perhatian konsumen?

1. Tidak menarik 2. Kurang Menarik

3. Menarik 14

4. Sangat menarik

13.Apakah pemberian ongkos kirim gratis apabila sering anda dapatkan apabila belanja lebih dari 3 item?

1. Tida pernah 2. Jarang

3. Sering

4. Sangat sering 15

14.Apakah pembahasan biaya pengiriman yang ditawarkan oleh online shop dapat mempengaruhi anda untuk membeli produk di instagram? 1. Tidak mempengaruhi

2. Kurang Mempengaruhi 3. Mempengaruhi

4. Sangay mempengaruhi 16

III. Variabel Terikat (Tingkat Kepuasan Membeli Mahasiswa FISIP USU)

15. Apakah tampilan fot produk online shop di instagram kualitasnya sesuai dengan yang anda inginkan?

1. Tidak sesuai 2. Kurang sesuai

3. Sesuai 17


(7)

16. Menurut anda apakah ketersediaan produk pada penjualan online shop di instagram sudah baik>

1. Tidak baik 2. Kurang baik 3. Baik

4. Sangat baik 18

17. Menurut anda apakah transaksi pembayaran pada belanja online shop di instagram itu lebih efisien dibandingkan dengan belanja langsung?

1. Tidak setuju 2. Kurang setuju

3. Setuju 19

4. Sangat setuju

18. Apakah anda sering mengalami kendala dalam melakukan transaksi pembayaran dalam membeli produk online di instagram?

1. Tidak Pernah

2. Jarang 15

3. Sering

4. Sangat Sering 20

19. Setiap kali anda bertanya tentang produk yangingin anda beli, bagaimana pelayanan yang diberikan oleh admin online shop di instagram?

1. Tidak baik 2. Kurang Baik

3. Baik 21

4. Sangat baik

20. Apakah penerimaan produk yang anda beli di online shop selalu tiba dengan tepat waktu?


(8)

1. Tidak tepat waktu 2. Kurang Tepat waktu

3. Tepat waktu 22

4. Sangat Tepat waktu

21. Apakah kelengkapan informasi yang ditampilkan mengenai suatu produk di instagram sudah jelas?

1. Tidak jelas 2. Kurang jelas 3. Kurang 4. Sangat jelas

22. Bagaimana penilaian anda terhadap produk online shop yang ada beli di instagram?

1. Tidak memuaskan 2. Kurang Memuaskan

3. Memuaskan 24

4. Sangat memuaskan

23. Apakah produk online shop yang anda beli di instagram dapat dipakai dalam jangka panjang?

1. Tidak tahan lama 2. Kurang

3. Tahan lama 4. Sangat tahan lama

25 24. Menurut anda apakah pelayanan admin di online shop instagram

sudah cukup baik? 1. Tidak baik 2. Kurang Baik

3. Baik 26


(9)

25. Menurut anda, bagaimana keramahan admin di online shop instagram?

1. Tidak Baik 2. Kurang baik

3. Baik 27


(10)

BIODATA PENELITI

Nama : Rindy Anshari

Tempat, Tgl Lahir : Sei Baruhur, 20 September 1991

Alamat : Jl. Setiabudi Psr 2, Komplek Villa Nirwana Garden No.1o

Agama : Islam

Pendidikan:

• TK Harapan Islamiyah (1996-1997)

• SD Islam (1997-2003)

• SMP F.Tandean T.Tinggi 2003-2006) • SMA Dharma Pancasila Medan (2006-2009)

• Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU konsentrasi Jurnalistik

(2009-2013)

Nama Orangtua/Pekerjaan:

• Ir.Sudarno (Pensiunan)

• Rita Zahara (Ibu Rumah Tangga) Anak ke 2 (dua) dari 2 (dua) bersaudara

Nama Saudara: • Ryan Andhika

Organisasi selama menjadi mahasiswa Universitas Sumatera Utara: • Tidak Ada


(11)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : Rindy Anshari

NIM : 09090113

PEMBIMBING : Haris Wijaya S,Sos,M.Comm

NO TANGGAL

PERTEMUAN PEMBAHASAN

PARAF PEMBIMB

ING

1. 22 Februari 2013 ACC Judul

2. 20 Maret 2013 Penyerahan Proposal

3. 27 Maret Penyerahan Revisi 1

4. 12 April 2013 ACC Proposal

5. 23 April 2013 Seminar Proposal

6. 13 Juni 2013 Penyerahan Skripsi BAB I- BAB III

7. 24 Juni 2013 ACC Kuesioenr

8. 22 Juli 2013 Penyerahan IV- BAB V 9. 23Juli 2013 Penyerahan BAB I- BAB V 10.

11. 12. 13.


(12)

DAFTAR REFRENSI

Alma, Buchari. 2004. Manajemenpemasarandanpemasaranjasa. Bandung: Alfabeta.

Amir, Taufiq. 2005. Dinamika Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers

Ardianto, Elvinaro. 2004. Komunikasi Massa. Bandung: SimbiosaRekatama Media

Arikunto, Suharismi. 1998. ProsedurPenelitian: SuatuPendekatanPraktik. Jakarta: RinekaCipta

Assauri, Sofjan. 2012. Strategic Marketing Sustaining Lifetime Customer Value. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Bambang. 2012. Instagram. Jakarta: Mediakita

Bungin, Burhan. 2001. MetodePenelitianSosial.Sidoarjo: Airlangga.

_____________.2009. Metode Penelitian Kuantitatif: komunikasi Ekonomi dan Kebijakan Publik serta Ilmu sosial Lainnya. Jakarta: Kencana

Cangara, Hafied. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Effendy, Onong, Uchjana. 2001. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

______________________2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori & Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Hasan, Ali. 2008. Marketing. Yogyakarta: Media Presindo

Hermawan, Agus. 2012. Komunikasi Pemasaran. Malang: Erlangga

Jefkins, Frank. 1995. Periklanan. Jakarta: Erlangga

Kasasi, Renaldi, 2007. ManajemenPeriklanan. Jakarta: Grafiti.

Kotler, Philip. 2010.Manajemen Pemasaran, Jakarta: Erlangga


(13)

Lee, Monle & Johnson, Carla. 2007. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global. Jakarta: Kencana.

Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Makna. Jakarta: Kencana

Morrisan. 2010. TeoriKomunikasi Massa. Jakarta: Ghalia Indonesia

________2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana. Nurudin, 2003. Komunikasi Massa. Malang: Cespur

Rakhmat, Jalaluddin. 2004. MetodePenelitianKomunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sanjaya, Ridwan. 2012. MempunyaiToko Online denganHanya 100 ribuan. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sarwono, Jonathan. 2008. Teori E-Commerce. Bandung: Gava Media

Sugiyono. 2008. MetodePenelitianPendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumarwan.Ujang.2012. RisetPemasarandanKonsumen. Bogor: IPB Press.

Sunarto. 2007. Manajemen Ritel. Yogyakarta: Amus

Supranto. 1997. Pengukuran Tingkat Kepuasam Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Surip, Muhammad. 2011. Teori Komunikasi. Medan: Universitas Negri Medan

Suryanto, Bagong. 2011. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana.

Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

Usman.2009. Ekonomi Media pengantar konsep dan aplikasi.Ghalia Indonesia.

Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa.Jakarta :Kencana.

Wiryanto. 2004. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Gramedia Widiasaran Indonesia

Sumber lain:


(14)

diakses pada tanggal 19 Mei 2013 pukul 11.50 wib

diakses pada tanggal 10 Juni 2013 Pukul 23.00 WIB

22.00 WIB


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat FISIP USU

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara merupakan fakultas kesembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Kelahiran Fakultas ini tidak jauh berbeda dengan fakultas lainnya dilingkungan Universitas Sumatera Utara. Pada awal pendiriannya (1980), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilm Politik Universitas Sumatera Utara masih merupakan jurusan pengetahuan masyarakat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Setahun kemudian jurusan pengetahuan masyarakat berubah menjadi jurusan ilmu-ilmu sosial (IIS).

Pada tahun 1982, jurusan ilmu-ilmu sosial resmi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan menggunakan gedung perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Sumatera Utara. Pada proses perkembangannya, jurusan yang ada di FISIP USU tidak dibuka sekaligus. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintahan daerah serta tenaga pengajar yang dibutuhkan sesuai dengan bidangnya, Pada tahun ajaran 1980/1981, FISIP USU hanya membuka 2 (dua) jurusan yaitu:

1. Jurusan Ilmu Komunikasi

2. Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Barulah pada tahun ajaran 1983/1984, FISIP USU membuka jurusan lainnya, yaitu:

1. Jurusan Sosiologi

2. Jurusan Kesajahteraan Sosial dan menerima jurusan Antropologi dari Fakultas Sastra.

Sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 0535/0/83 tahun 1983 tentang jenis dan jumlah jurusan pada fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara dinyatakan bahwa FISIP USU mempunyai 6 (enam) jurusan, yaitu:

1. Jurusan Administrasi Negara


(16)

3. Jurusan Ilmu Komunikasi 4. Jurusan Ilmu Politik

5. Jurusan Kesejahteraan Sosial 6. Jurusan Sosiologi

7. Jurusan Administrasi Niaga/Bisnis

Perkembangan selanjutnya pada tahun 1994 FISIP USU mengusulkan agar dibuka program diploma. Atas prakarsa dosen FISIP USU yang diketahui dr.Asma Affan,MPA bekerja sama dengan kanwil pajak Propinsi Sumatera Utara mengusulkan agar dibuka program Diploma 1 dan Diploma 3. Pada tanggal 11 februari 1994 telah ditandatangani naskah piagam kerjasama antara direktorat Jenderal Pajak dan Universitas Sumatera Utara yang dalam hal ini pihak USU diwakili oleh Rektor USU Prof. Jusuf Hanafiah dan Firektur Jenderal Pajak yaitu Dr.Fuad Bawazier. Selanjutnya untuk menindaklanjuti piagam kerja sama tersebut maka diterbikan Surat Keputusan Rektor USU nomor 628/PT05.H/SK/C/94 tanggal 17 Mei 1994 untuk membentuk Tim Teknis Pelaksanaan kerjasama Dirjen pajak RI dengan Universitas Sumatera Utara yang diketaui oleh Drs. Amru Nasution.

Pada tahun 1996 berdasakan Surat Keputusan Direktorat Pendidikan Tinggi Nomor 104/dikti/Kep/1996 dan Nomor 105/dikti/Kep/1996 bahwa program D1 perpajakan dan Program D3 perpajakan diakui secara resmi berada dibawah naungan FISIP USU.

Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat serta pemerintah daerahdan didukung oleh ketersedian staf pengajar yang dibutuhkan, FISIP USU dengan SK Dikti No 108/Dikti/Kep/2001 tanggal 30 April 2001 menambah satu program studi baru yaitu Ilmu Politik. Dengan demikian, hingga saat ini ada 6 (enam) jurusan yang berada di bawah nangan FISIP USU.

3.1.2 Visi FISIP USU

Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-bidang Ilmu Sosial dan Politik di wilayah Barat.


(17)

40

3.1.3 Misi FISIP USU

Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah:

1. Mengahsilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset, kajian dalam studi ilmu sosial dan ilmu politik.

2. Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan seluuruh stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Sumatera Utara sebagai suatu organisasi professional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki dengan sikap open minded dan professional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan professional bagi staf dan mitra kerja, misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhtikan situasi fisik dan psikologis seluruh civitas akademika. Harus ada mekanisme yang mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. Prinsip profesionalitas juga harus didukug dengan prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing-masing.

4. Menjadi Insitusi Bgi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri.

3.1.4 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara di Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU kecamatan Medan Selayang, Kota Medan


(18)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang khusus dalam penjelasan antara dua objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada seberapa erat hubungannya dan berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Metode penelitian ini digunakan untuk meneliti bagaimana hubungan antara pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang ditayangkan oleh metro TV terhadap sikap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P). Penelitian ini menggunakan metode korelasional meliputi komponen-komponen antara dua variabel yaitu variabel X dan variabel Y. Variabel X dalam penelitian ini adalah Strategi Penjualan melalui media online dan Variabel Y adalah Kepuasan Membeli Mahasiswa FISIP USU.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Sugiyono (2008: 55) menyebutkan bahwa populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari dan ditarik suatu kesimpulan (Kriyantono, 2008: 153).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU angkatan 2010-2011 yang masih aktif. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti adalah sebagai berikut:


(19)

42

Gambar 3.1 Populasi Penelitian

No. Departemen Angkatan N

2010 2011

1. Administrasi Negara 104 122 226

2. Antropologi 65 52 117

3. Ilmu Komunikasi 133 117 250

4. Ilmu Politik 93 75 168

5. Kesejahteraan Sosial 89 98 187

6. Sosiologi 87 81 168

7. Administrasi Niaga/Bisnis 109 132 241

Jumlah 1357

Sumber data : Subag Pendidikan FISIP USU TA : 2012/2013, Mei 2013

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti dengan menggunakan cara-cara tertentu.(Arikunto, 1998: 117). Pada dasarnya sampel merupakan bagian daripopulasi yang memperoleh perlakuan penelitian yang secara keseluruhan mempunyai sifat yang sama dengan populasi. Ukuran sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Taro Yamane:

(

2 +1

)

= d N

N n

Keterangan :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

�2 = Nilai presisi yang ditetapkan sebesar 10% atau 0,1

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel yang dibutuhkan :

(

2 +1

)

= d N

N n

=

( )

0.1 1 1389

1389 2 +


(20)

=

1 89 , 13

1389

+

= 89 , 14

1389

= 93 orang

3.4 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik:

1) Stratified Proportional Sampling

Dalam teknik stratified proportional sampling, populasi dikelompokkan ke dalam kelompok atau kategori yang disebut strata, yang bisa berupa usia, kota, jenis kelamin, agama, tingkat penghasilan, dan sebagainya yang bertujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen. Dalam teknik ini, setiap strata diambil jumlah yang proporsional dengan besar setiap strata, memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel (Rakhmat, 2004: 79), yaitu dengan rumus :

n = N

Xn n1

Keterangan :

1

n = Jumlah mahasiswa tiap angkatan n = Jumlah sampel keseluruhan populasi N = Jumlah populasi

Berdasarkan rumus tersebut maka dapat dihitung sampel yang terpilih di setiap departemen adalah :


(21)

44

Tabel 3.2 Penarikan Sampel

Departemen Stambuk Populasi Penarikan Sampel Sampel Administrasi Negara 2010 104 1357 93

104x 7

Antropologi 65

1357 93

65x 5

Ilmu Komunikasi 133

1357 93

133x 9

Ilmu Politik 93

1357 93

93x 6

Kesejahteraan Sosial 89

1357 93

89x 6

Sosiologi 87

1357 93

87x 6

Administrasi Niaga/Bisnis

109

1357 93

109x 7

Administrasi Negara

2011

122

1357 93

122x 8

Antropologi 52

1357 93

52x 4

Ilmu Komunikasi 117

1357 93

117x 8

Ilmu Politik 75

1357 93

75x 5

Ilmu Kesejahteraan Sosial

98

1357 93

98x 7

Sosiologi 81

1357 93

81x 6

Administrasi Niaga/Bisnis

132

1357 93

132x 9


(22)

1. Purposive Sampling

Dalam pengambilan sampel ini yang diseleksi atas dasar sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan peneliti berdasarkan tujuan penelitian (Kriyantono, 2006: 158). Adapun kriteria yang diambil adalah sebagai berikut:

a. Sampel dalam penelitian ini ialah mahasiswa FISIP USU Program Reguler S1 Angkatan 2010/2011 yang masih aktif mengikuti perkuliahan.

b. Sampel dalam penelitian ini ialah mahasiswa FISIP USU Program Reguler S1 Angkatan 2010/2011 yang memiliki Instagram dan pernah berbelanja Online minimal sebanyak dua kali.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang terletak di Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan pada bulan Juni 2013 dengan lama penelitian akan disesuaikan dengan kebutuhan pengumpulan informasi dan data. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah :

a. Penelitian Lapangan (Field Research)

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan survey ke lokasi penelitian melalui kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menyerahkan sejumlah daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.

b. Penelitian Kepustakaan ( Library Research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui kepustakaan yang relevan dengan penelitian. Penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku-buku, jurnal, internet dan sebagainya.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diimplementasikan (Suryanto, 2011: 104). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dan dihubungkan dalam beberapa tahapan yaitu:


(23)

46

1. Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal merupakan analisis yang dilakukan dengan membagi-bagi variabel ke dalam kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi dasar. Analisis ini adalah langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, yaitu jumlah frekuensi dan presentasi untuk setiap kategori (Suryanto, 2011: 106).

2. Analisis Tabel Silang

Teknik ini untuk mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif (Suryanto, 2011: 107).

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Dalam rumus Spearmans (Spearman’s Rho Rhank – Order Correlation) data variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai yang terbesar (Kriyantono, 2008: 174). Rumus koefisien korelasinya adalah :

Rho =

1

=

6

.

∑ 2

d

n

(

n

2

1

)

Keterangan :

Rho = koefisien korelasi rank order d = perbedaan antara pasangan jenjang

∑ = sigma atau jumlah

n = jumlah individu dalam sampel 1 = bilangan konstan

6 = bilangan konstan

Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.


(24)

Jika Rho > 0, maka hipotesis diterima

Untuk menguji tingkat signifikasi korelasi, jika n > 0 maka digunakan rumus uji thitung pada tingkat signifikasi 0,05 sebagai berikut :

=

n−2

1−

r

2

Keterangan : t = nilai thitung

r = nilai koefisien korelasi n = jumlah sampel

jika thitung > ttabel, maka hubungannya signifikan Ha diterima dan Ho

ditolak

jika thitung < ttabel, maka hubungannya tidak signifikan Ho diterima dan Ha

ditolak

Selanjutnya untuk melihat derajat hubungan digunakan skala Guilford, (Kriyantono, 2006: 170)yaitu sebagai berikut:

< 0,20 = hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,20 – 0,39 = hubungan rendah tapi pasti

0,40 – 0,70 = hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 = hubungan yang tinggi; kuat

> 0,90 = hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali

Untuk mengetahui sejauhmanakah hubungan antara variabel X terhadap variabel Y ditentukan dengan rumus koefisien determinasi sebagai berikut :

KP = r

2

x 100%

Keterangan :

KP = besarnya koefisien determinasi r = koefisien korelasi


(25)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data. Tahapan tersebut meliputi:

4.1.1 Tahapan Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pra penelitian ke lokasi penelitian. Setelah itu peneliti mengajukan judul yang akhirnya disetujui oleh departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU pada tanggal 22 Februari 2013. Setelah departemen menetapkan dosen pembimbing, proses penyusunan skripsi selanjutnya peneliti menulis dan menyelesaikan proposal penelitian dan melaksanakan seminar proposal pada tanggal 23 April 2013.

4.1.1.1 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Peneliti melakukan studi Kepustakaan. Penelitian kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Selain itu data juga didapatkan dari internet yang relevan dengan masalah penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan dengan mempelajari, mendalami, dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literatur baik buku, karya tulis serta tulisan yang relevan dengan masalah penelitian.

4.1.1.2 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan yaitu pengumpulan data di lokasi penelitian. Tahapan awal yang dilalui peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan adalah dengan menemui staf bagian pendidikan FISIP USU untuk memperoleh surat izin pengantar penelitian di FISIP USU. Setelah surat izin penelitian dikeluarkan, maka peneliti kembali menemui staf bagian pendidikan FISIP USU untuk meminta izin dan menyerahkan surat pengantar izin penelitian tersebut. Setelah beberapa hari menunggu, akhirnya peneliti memperolah data jumlah populasi mahasiswa FISIP USU pada bulan Mei 2013 yang digunakan sebagai data primer dalam menentukan populasi dan sampel penelitian. Setelah itu, peneliti langsung melakukan penyebaran kuesioner.


(26)

Sampel yang diperoleh peneliti berdasarkan rumus Taro Yamane berjumlah 93 orang. Teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik

stratified proportional sampling yaitu mahasiswa FISIP USU yang

dikelompokkan berdasarkan seluruh departemen di FISIP USU Program Reguler S1 angkatan 2010 dan 2011. Peneliti mengambil jumlah populasi mahasiswa yang proporsional dari tiap departemen, sehingga mendapatkan jumlah sampel yang dibutuhkan yaitu 93 orang. Kemudian dilanjutkan dengan teknik purposive sampling. Peneliti menggunakan teknik ini karena memiliki kriteria-kriteria tertentu dalam memilih sampelnya, yaitu dengan menyeleksi mahasiswa FISIP USU Program Reguler S1 Angkatan 2010 dan 2011 yang masih aktif mengikuti perkuliahan, serta yang memiliki instagram dan sering berbelanja online.

Pada tanggal 24 Juni 2013 pagi hari sekitar pukul 09.30 WIB peneliti melakukan penyebaran kuesioner, dengan menemui langsung responden di kampus FISIP USU. Peneliti meminta izin terlebih dahulu atas ketersediaan waktunya dan bertanya kepada responden apakah responden sesuai dengan kriteria penelitian, selanjutnya memberikan sedikit penjelasan sebelum responden memulai pengisian kuesioner.

4.1.2 Tahapan Pengolahan Data

Setelah kuesioner yang berjumlah 93 buah telah terisi semua, tahap berikutnya yang dilakukan peneliti adalah pengolahan data. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Penomoran kuesioner

Kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut sebagai pengenal dari nomor 01-93.

2. Editing

Proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengisian data pada kotak kode yang disediakan.

3. Coding

Proses pemindahan jawaban-jawaban responden dari ke kotak-kotak kode yang telah disediakan dalam kuesioner dalam bentuk angka (skor).


(27)

50

4. Inventarisasi Variabel

Data mentah yang diperolah dimasukkan ke dalam lembar FC (foltron cobol) sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan. 5. Tabulasi Data

Pada tahap ini FC dimasukkan ke dalam tabel, dimana peneliti menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 13 For Windows. Tabulasi ini berupa tabulasi tunggal yang berisi sebaran data dalam tabel yang meliputi kategori persentase dan selanjutnya dianalisis.

4.2 Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan cara membagi konsep ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.

Data yang disajikan dalam tabel tunggal ini tediri dari 3 bagian, yaitu karakteristik responden, strategi penjualan melalui media online dan tingkat kepuasan membeli mahasiswa FISIP USU. Berikut ini adalah penyajian dan pembahasannya.

4.2.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frequency Percent

Perempuan 69 74.20%

laki-laki 24 25.80%

Total 93 100

Sumber: P./FC.3

Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 93 responden, terdapat 24 responden (74,20%) diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 69 responden (74,20%) adalah berjenis kelamin perempuan. Dari uraian dijumpai diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak dari pada jumlah responden laki-laki dan pada waktu penelitian lebih banyak responden yang perempuan yang sering dijumpai dibandingkan dengan responden laki-laki.


(28)

Tabel 4.2

Departement FISIP USU

Departem Frequency Percent

Administrasi Negara 15 16.1%

Antropologi 9 9,7%

Ilmu komunikasi 17 18.3%

Ilmu politik 11 11.8%

Kesejahteraan sosial 13 14,0%

Sosiologi 12 12,9%

Adminstrasi bisnis 16 17.2%

Total 93 100%

Sumber: P.4/FC.4

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa masing-masing departemen menghasilkan sampel yang dibutuhkan sehingga total keseluruhannya berjumlah 93 responden. Uraian tersebut menunjukkan responden dari Departemen Ilmu Komunikasi memiliki sampel yang paling banyak, yaitu berjumlah 17 orang (18,3%) dibanding departemen lainnya. Kemauan mahasiswa untuk belajar mengenai hubungan antar sesama manusia di kehidupan sosial, ternyata lebih banyak jumlah mahasiswa Ilmu Komunikasi, sehingga sampel paling yang sering dijumpai ialah kedua jurusan ini. Sedangkan yang paling sedikit sampelnya ialah Departemen Ilmu Antropologi berjumlah 9 orang (9,7%).

Tabel 4.3 Angkatan Responden

Sumber: P./FC.5

Berdasarkan tabel 4.3 dilihat dari 93 responden, terdapat perbedaan yang hampir berjumlah sama antara responden dari angkatan 2010 dan 2011 yaitu 46 responden (49,5%) dan 47 responden (50,5%). Data tersebut menunjukkan bahwa responden dari angkatan 2011 merupakan sampel yang lebih banyak jumlahnya dibanding dengan angkatan 2010. Dapat dilihat angkatan setiap tahunnya memiliki posisi yang cukup tinggi bagi mahasiswa yang ingin mendalami dan mempelajari ilmu sosial dan ilmu politik di FISIP USU.

Frequency Percent

2010 46 49.5%

2011 47 50.5%


(29)

52

Tabel 4.4

Frekuensi Berbelanja Online

Frequency Percent kurang sering (2-3 kali per dua bulan) 19 20,4%

sering (4-5 kali per dua bulan) 66 71,0% sangat sering (5-6 kali per dua bulan) 8 8.6%

Total 93 100%

Sumber: P./FC.6

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat dari 93 responden, terdapat 8 responden (8,6%) menyatakan bahwa frekuensi berbelanja online di instagram sangat sering hingga 5-6 kali dalam 2 bulan, hal ini terjadi dikarenakan responden yang terlalu maniak berbelanja online dan tidak bisa menahan selera apabila dia melihat barang yang bagus yang ditawarkan di online shop dan juga beberapa responden berpendapat berbelanja secara online lebih murah dan menghemat biaya . 66 responden (71,0%) menyatakan sering berbelanja online di instagram hingga 4-5 kali dalam dua bulan. Berbelanja online bukanlah hal yang tabu, apalagi bagi wanita muda dikalangan mahasiswa. Hal ini terjadi dikarenakan online shop sudah mendunia dikalangan muda khususnya kalangan mahasiswa dan lebih praktis dan mudah untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan. Kemudian terdapat 19 responden (20,4%) yang kurang sering atau hanya 2-3 kali dalam 2 bulan yang memiliki frekuensi berbelanja online di instagram. Hal ini disebabkan oleh responden yang kurang begitu menyukai berbelanja online dan juga terbatas dengan uang saku yang mereka miliki, maka dari itu mereka hanya bisa berbelanja online miniman 2-3 dalam dua bulan.

Belanja online sekarang makin menjadi bagian dari gaya hidup. Meskipun berbelanja ke toko biasa, entah itu di mal atau di pasar tradisional, sering kali menjadi sarana untuk berekreasi, toko online juga menyediakan pengalaman belanja yang unik. Dengan demikian dapat dilihat dari uraian diatas bahwa responden mahasiswa FISIP USU sering berbelanja online di instagram. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu menghemat biaya, harga yang di jual di online shop lebih murah, barang yang tersedia lebih lengkap dan ter-update.


(30)

Tabel 4.5 Jumlah Uang Saku

Frequency Percent di atas Rp. 1.000.000/bulan 23 24.7%

Rp.1000.000/bulan 28 30.2%

di bawah Rp. 1.000.000/bulan 31 33.3%

di bawah Rp. 500.000 11 11.8%

Total 93 100%

Sumber: P./FC.7

Berdasarkan tabel 4.5 yang terdiri dari 93 responden yang memiliki 11 responden (11,8%) menyatakan bahwa jumlah uang saku mereka di bawah Rp.500.000/bulan. Terdapat 31 responden (33,3%) menyatakan bahwa jumlah uang saku mereka di bawah Rp.1.000.000/bulan. Kemudian terdapat 28 responden (30,2%) menyatakan bahwa jumlah uang saku mereka adalah Rp.1.000.000/bulan dan 23 responden (24,7%) menyatakan jumlah uang saku mereka di atas Rp.1.000.000/bulan.

Uang saku adalah segala sesuatu yang umum dimiliki seseorang sebagai alat tukar. Dari data diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar uang saku/pendapatan mahasiswa FISIP USU dibawah Rp.1.000.000 sampai diatasa Rp.1.000.000/bulan dan menurut peneliti bahwa dengan uang saku sebanyak itu memungkin responden untuk lebih sering berbelanja online, dan mahasiswa yang uang saku nya dibawah Rp.500.000/bulan itun hanya 11 responden dan dengan uang saku yang sedikit lebih banyak kemungkinan responden untuk tidak sering berbelaja online.

4.2.2 Varabel X (Strategi Penjualan Melalui Media Online) Tabel 4.6

Keefektifan Berbelanja Online di Instagram Frequency Percent

tidak efektif 5 5.4%

kurang efektif 22 23.6%

Efektif 57 61.3%

sangat efektif 9 9.7%

Total 93 100%


(31)

54

Berdsarkan tabel 4.6 dapat dilihat dari 93 responden, terdapat 9 responden (9,7%) yang menyatakan bahwa berbelanja online di instagram sangat efektif disbanding dengan berbelanja di media sosial lainnya dan 57 responden (61,3%) menyatakan bahwa berbelanja online di instagram itu efektif, hal ini disebabkan memudahkan mereka untuk memiliki barang-barang yang mereka inginkan untuk tidak perlu keluar rumah dan capek-capek untuk membeli barang yang mereka inginkan. Sementara 22 responden (23,6%) menyatakan bahwa berbelanja online diinstagram itu kurang efektif dibandingkan dengan berbelanja online di media sosial lainnya dan 5 responden (5,4%) menyatakan bahwa berbelanja online di instagram tidak efektif, hal ini disebabkan oleh responden yang tidak merasa puas apabila berbelanja online karena tidak lebih leluasa memilih barang dan takut mengalami kesalahan apabila barang yang mereka pilih tidak sesuai dengan yang mereka inginkan..

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dari 93 responden banyak yang menyatakan bahwa berbelanja online di instagram lebih efektif, karena sangat mempermudah bagi responden yang sangat suka berbelanja sehingga tidak perlu keluar rumah.

Tabel 4.7

Frekuensi mem-follow Instagram

Frequency Percent

tidak pernah 12 12.9%

Jarang 28 30,1%

Sering 44 47,3%

sangat sering 9 9.7%

Total 93 100%

Sumber: P./FC.9

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat dari 93 responden, terdapat 9 responden (9,7%) menyatakan sangat sering melakukan kegiatan mem-follow instagram online shop dan 44 responden (47,3%) menyatakan sering. Mem-follow merupakan kegiatan yang dilakukan setiap akun yang ingin mengundang pertemanan dengan akun lainnya sehingga bisa melakukan suatu komunikasi. Dari uraian diatas dapat dan lilihat bahwa setiap responden memiliki keingin tahuan tentang produk-produk yang dijual di instagram sehingga mereka begitu sering mem-follow online shop di instagram walaupun hanya untuk melihat-lihat.


(32)

Kemudian terdapat 44 responden (47,3%) menyatakan jarang mem-follow instagram online shop dan 12 responden (12,9%) menyatakan tidak pernah mem-follow instagram online shop melainnkan mereka yang sering di follow oleh pihak online shop di instagram.

Tabel 4.8

Pengaruh Merek dalam Ketertarikan Membeli Frequency Percent

tidak berpengaruh 9 9.7%

kurang berpengaruh 12 12.9%

Berpengaruh 48 51.6%

sangat berpengaruh 24 25.8%

Total 93 100%

Sumber: P.8/FC.10

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dari 93 responden, terdapat 24 responden (25,8%) menyatakan bahwa merek sangat berpengruh pada ketertarikan membeli suatu produk dan 48 responden (51,6%) menyatakan berpengaruh, hal ini disebabkan bahwa merek merupakan peran aktif dalam kehidupan fashion karena mempunyai kebanggan tersendiri bagi responden apabila produk yang mereka miliki mempunyai merek yang terkenal. Sementara 12 responden (12,9%) menyatakan bahwa merek kurang berpengaruh pada ketertarikan membeli suatu produk dan terhadap dan 9 responden (9,7%) menyatakan tidak berpengaruh, hal ini disebabkan oleh seseorang yang merasa merek itu tidak begitu penting dan yang terpenting bagi mereka adalah kualitas dan bentuk yang menarik.

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menyakan bahwa merek sangat berpengaruh dalam ketertarikan seseorang dalam membeli suatu produk dan dapat dilihat. Terdapat 72 responden menyatakan bahwa merek berpengaruh dalam ketertarikan seseorang dalam membeli suatu produk.

Tabel 4.9

Pemberian Potongan Harga

Frequency Percent

tidak pernah 24 25.8%

Jarang 52 55.9%

Sering 13 14.0%

sangat sering 4 4.3%

Total 93 100%


(33)

56

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa dari 93 responden, terdapat 4 responden (4,3%) menyatakan bahwa mereka sangat sering mendapatkan potongan harga yang diberikan oleh pihak online shop dan 13 responden (14,0%) menyatakan sering, hal ini dikarenakan responden memiliki memiliki hubungan baik terhadap pihak penjual online shop dan kemungkinan besar responden merupakan pelanggan yang setia. Sedangkan 52 responden (55,9%) menyatakan jarang mendapatkan potongan harga saat belanja online di instagram dan 24 responden (25,8%) menyatakan tidak pernah, hal ini disebabkan oleh pihak instagram nya sendiri mentiadakan potongan harga.

Potongan harga bisa disebut juga sebagai discount yaitu merupakan pengurangan dari harga yang ada, biasanya potongan harga ini anda wujudkan dalam bentuk tunai dan dimaksud untuk menarik perhatian konsumen. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyaan dari responden menyatakan bahwa dari 93 responden kebanyakan dari mereka yang menyatakan jarang mendapatkan potongan harga dari online shop di instagram.

Tabel 4.10

Memberikan Harga Terjangkau

Frequency Percent

tidak terjangkau 5 5.4%

kurang terjangkau 17 18.3%

Terjangkau 65 69.9%

sangat terjangkau 6 6.4%

Total 93 100%

Sumber: P.10/FC.12

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat dari 93 responden, terdapat 6 responden (6,4%) menyatakan bahwa online shop di instagram memberikan harga yang sangat terjangkau dan 65 responden (69,9%) menyatakan terjangkau. Berdasarkan pengamatan peneliti Online shop di instagram selalu berusaha memberikan harga yang menarik kepada setiap responden, hal ini dikarenakan untuk menarik perhatian pembeli. Sementara 17 responden (18,3%) menyatakan bahwa online shop di instagram memberikan harga yang kurang terjangkau dan 5 responden (5,4%) menyatakan tidak terjangkau, hal terjadi dikarenakan banyak nya online shop yang tidak dari tangan pertama melainkan dari tangan ke tangan yang menyebabkan harga nya menjadi lebih mahal dari harga standartnya.


(34)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan dari responden menyatakan bahwa harga yang diberikan online shop di instagram itu memberikan harga yang terjangkau atau harga yang lebih murah, hal ini disebabkan oleh pihak penjual merupakan reseller. Reseller adalah menjual kembali suatu produk yang dilakukan oleh penjual setelah penjual tersebut membelinya.

Tabel 4.11

Pemberian Harga Murah Menarik Perhatian Reseller Frequency Percent

tidak menarik 3 3.3%

kurang menarik 23 24.7%

Menarik 56 60.2%

sangat menarik 11 11.8%

Total 93 100%

Sumber: P.11/FC.13

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat dari 93 responden, terdapat 11 responden (11,8%) menyatakan bahwa pemberian harga murah sangat menarik perhatian reseller untuk dijual kembali dan 56 responden (60,2%) menyatakan menarik. Banyak online di instagram memberikan harga yang benar-benar murah hal ini semat-mata untuk menarik perhatian reseller, sebagian dari online shop juga menyediakan khusus buat reseller yang menerima orderan perseri dan harga yang diberikan juga lebih murah disbanding dengan harga biasanya. Sementara itu 23 enar murah, hal tersebut responden (24,7%) menyatakan bahwa pemberian harga murah kurang menarik perhatian reseller untuk dijualnya kembali dan 3 responden (3,3%) yang menyatakan bahwa pemberian harga murah tidak menarik perhatian reseller untuk dijual kembali.

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa sebagian dari responden yang memiliki pernyataan. Banyak diantara mereka yang lebih banyak jumlah responden yang setuju bahwa pemberian harga murah dapat menarik perhatian reseller untuk dijualnya kembali, dengan menaikkan harga sebelumnya untuk mendapatkan keuntungan.


(35)

58

Tabel 4.12

Tampilan Foto Menarik Perhatian Konsumen Frequency Percent

tidak menarik 3 3.3%

kurang menarik 7 7.5%

Menarik 59 63.4%

sangat menarik 24 25.8%

Total 93 100%

Sumber: P.12/FC.14

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat dari 93 responden, terdapat 24 responden (25,8%) menyatakan bahwa tampilan foto yang di share di instagram sangat menarik perhatian responden untuk membelinya dan 59 responden (63,4%) menyatakan tampilan foto menarik. Berdasarkan pengamatan peneliti tampilan foto yang di share di instagram banyak diantara beberapa responden menyatakan bahwa tampilan foto yang di share di instagram cukup baik, hal ini disebabkan oleh kualitas foto yang dihasilkan baik dan editan yang membuat tampilan foto menjadi lebih menarik sehingga membuat para konsumen lebih tertarik untuk membelinya. Sementara 7 responden (7,5%) menyatakan bahwa tampilan foto yang di share di instagram kurang menarik perhatian pembeli dan 3 responden (3,3%) menyatakan tidak menarik perhatian konsumen untuk membelinya, hal ini disebabkan oleh kualitas foto yang kurang baik sehingga hasil foto yang di share tidak bagus.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa banyak dari responden yang menyatakan, bahwa mereka setuju kalau setiap tampilan foto yang di share di instagram memiliki tampilan yang sangat meanarik sehingga membuat para responden merasa tergiur untuk membelinya. Dapat dilihat juga dari jumlah responden yang lebih besar jumlah nya. Dibandingkan dengan jumlah responden yang berpendapat bahwa tampilan foto di instagram tidak menarik.

Tabel 4.13

Pemberian Ongkos Kirim Gratis Belanja Lebih dari 3 Item Frequency Percent

tidak pernah 68 73.1%

Jarang 20 21.5%

Sering 4 4.3%

sangat sering 1 1.1%

Total 93 100%


(36)

Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa dari 93 responden, terdapat dari 1 responden (1,1%) menyatakan sangat sering mendapatkan ongkos kirim gratis apabila belanja lebih dari 3 item dan 4 responden (4,3%) menyatakan sering. Pembebasan biaya antar biasanya didapatkan apabila kita memesan suatu barang dalam satu kota dan yang terkadang pihak online shop itu sendiri yang bersedia mengantar nya. Hal itu dikarenakan jumlah pesanan yang mereka pesan banyak dan rumah tidak terlalu jauh dari online shop tersebut. Sementara 20 responden (21,5%) menyatakan jarang mendapatkan ongkos kirim gratis dan 68 responden (73,1%) menyatakan tidak pernah, hal ini disebabkan oleh jasa antar yang relative mahal. Terutama bagi yang luar kota yang memiliki tarif tertentu sesuai dengan berat barang yang kita pesan. Jadi jauh kemungkinan pihak pengiriman barang meng-gratiskan biaya pengiriman.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa banyak dari responden yang menyatakan bahwa mereka tidak pernah mendapatkan ongkos kirim gratis terhadap pengiriman produk yang mereka pesan. Hal ini disebabkan pesanan yang mereka pesan berasal dari luar kota.

Tabel 4.14

Pengaruh Pembebasan Biaya Pengiriman Pada Pembeli Frequency Percent

tidak mempengaruhi 3 3.2%

kurang mempengaruhi 13 14.0%

Mempengaruhi 56 60.2%

sangat mempengaruhi 21 22.6%

Total 93 100%

Sumber: P.14/FC.16

Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa dari 93 responden, terdapat 21 responden (22,6%) menyatakan pembebasan biaya pengiriman sangat mempengaruhi seseorang untuk membeli suatu produk dan 56 responden (60,2%) menyatakan pembebasan biaya pengiriman mempengaruhi seseorang untuk membeli suatu produk. Setiap online shop tidak pernah larid ari ongkos kirim, terlebih bagi yang antar kota semakin jauh, semakin mahal pula ongkos kirim yang akan di bebankan. Hal itu mempengaruhi bahwa harga produk yang mereka belipun semakin menjadi lebih mahal. Sementara itu terdapat 13 responden (14,0%) menyatakan bahwa pembebasan biaya pengiriman kurang mempengaruhi tingakat pembelian dan 3 responden (14,0%) menyatakan pemberian ongkos


(37)

60

pengiriman tidak mempengaruhi seseorang untuk membeli suatu produk tersebut. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa responden banyak yang setuju bahwa pemberian ongkos kirim gratis mempengaruhi seseorang untuk membeli suatu produk, karena dengan dibebaskannya biaya pengiriman memungkinkan harga yang lebih murah.

Tabel 4.15

Tampilan Foto sesuai dengan Kualitas yang di Inginkan Frequency Percent

tidak sesuai 1 1.1%

kurang sesuai 35 37.6%

Sesuai 50 53.8%

sangat sesuai 7 7.5%

Total 93 100%

Sumber: P.15/FC.17

Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa dari 93 responden, terdapat 7 responden (7,5%) yang menyatakan bahwa tampilan foto yang di share di instagram sangat sesuai dengan kualitas yang diinginkan dan 50 responden (53,8%) menyatakan sesuai. Hal tersebut menunjukkan bahwa pihak online shop selalu menjaga kualitas dan mutu produk yang mereka jual. Responden yang merasa sesuai dengan produk yang mereka terima, maka dapat menciptakan kepuasan terhadap produk yang mereka beli. Sementara terdapat 35 responden (37,6%) menyatakan foto yang di share di instagram kurang sesuai dengan kualitas yang diinginkan dan 1 responden (1,1%) menyatakan foto yang di share di instagram tidak sesuai. Berdasarkan pengamatan peneliti hal ini bisa saja terjadi dikarenakan foto yang di share di instagram terlalu berlebihan sehingga bentuk dan kualitas tidak sesuai dengan yang mereka inginkan.

Banyak produk yang dijual di internet ataupun di instagram yang kualitas nya tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Contoh yang bisa dilihat diantaranya yaitu tampilan foto yang bagus tetapi produk yang dihasilkan tidak baik dan mudah rusak ini menyebabkan tidak puasnya konsumen terhdap suatu barang yang mereka beli. Pada uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dari beberapa responden banyak yang merasa tampilan foto yang di share di instagram sesuai dengan kualitas yang mereka inginkan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang lebih banyak memilih bahwa responden merasa tampilan foto yang di share di instagram sesuai dengan kualitas yang mereka inginkan.


(38)

Tabel 4.16 Ketersediaan Produk

Frequency Frequency

0 0%

kurang baik 17 18.3%

Baik 72 77.4%

sangat baik 4 4.3%

Total 93 100%

Sumber: P.16/FC.18

Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat dari 93 responden, terdapat 4 responden (4,3%) menyatakan ketersediaan produk penjualan yang mereka sediakan sangat baik dan 72 responden (77,4%) menyatakan bahwa ketersediaan produk penjualan yang mereka sediakan baik. Banyaknya online shop yang menyediakan barang ready sehingga kapan pun responden menginginkan produk yang diinginkan pihak online shop selalu ada. Sementara 17 responden (18,3%) menyatakan bahwa ketersediaan produk penjulan yang mereka sediakan kurang baik, hal ini disebabkan PO barang yang dipesan dari luar negri ataupun dari luar kota sehingga barang yang diinginkan harus dipesan terlebih dahulu.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat jumlah responden yang hampir keseluran yang menyatakan bahwa ketersediaan produk yang mereka jual baik. Dapat dilihat bahwa banyaknya jumlah responden menyatakan kepuasan mereka terhadap ketersediaan produk yang di sediakan oleh pihak penjual di instagram hal ini juga bisa dilihat bahwa tidak ada seorang responden yang menyatakan ketersediaan produk tidak baik.


(39)

62

Tabel 4.17

Transaksi Pembayaran Online Shop lebih Efisien Frequency Percent

tidak setuju 2 2.1%

kurang setuju 42 45.2%

Setuju 44 47.3%

sangat setuju 5 5.4%

Total 93 100%

Sumber: P.17/FC.19

Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat bahwa dari 93 responden, terdapat 5 responden (5,4%) yang menyatakan sangat setuju bahwa pembayaran online shop lebih efisien dibandingkan dengan transaksi pembayaran secara langsung dan 44 responden (47,3%) menyatakan setuju. Pada umumnya transaksi pembayaran online shop sistem pembayaran nya melalui via transfer dan setelah melakukan transfer kemudian setelah itu pihak online shop segera mengirim barang yang kita pesan. Hal ini dinyatakan sangat efisien karena setiap melakukan transaksi pembayaran dapat kita tentukan kapan saja dan dimana saja walau jarak jauh dengan pihak online shop. Sementara terdapat 42 responden (45,2%) menyatakan kurang setuju bahwa pembayaran online lebih efisien dibandingkan berbelanja secara langsung dan terdapat 2 responden (2,1%) menyatakan tidak setuju. Hal ini disebabkan oleh pihak responden yang tidak mempunyai atm ataupun rekening yang memungkinkan responden harus pergi ke bank untuk melakukan transaksi pembayaran.

Tabel 4.18

Kendala Dalam Transaksi Belanja Online

Frequency Percent

tidak pernah 32 34.4%

Jarang 45 48.4%

Sering 9 9.7%

sangat sering 7 7.5%

Total 93 100%

Sumber: P.18/FC.20

Berdasarkan tabel 4.18 dapat dilihat bahwa dari 93 responden, terdapat 7 responden (7,5%) menyatakan sangat sering mengalami kendala dalam melakukan transaksi pembayaran dan 9 responden (9,7%) menyatakan sering, hal ini disebabkan oleh sistem kepercayaan yang semena-mena sering diabaikan oleh pihak online shop sering melakukan penipuan, Seringkali pembeli mengeluhkan


(40)

karena merasa sudah bayar, namun tidak menerima konfirmasi bahwa pembayaran sudah dilakukan. Sementara 45 responden (48,4%) menyatakan jarang mengalami kendala dalam melakukan transaksi pembayaran dan 32 responden (34,4%) menyatakan bahwa mereka tidak pernah mengalami kendala dalam melakukan transaksi pembayaran di instagram. Hal ini disebabkan oleh pihak online shop yang mereka pilih merupakan online shop yang sudah terpercaya ataupun mereka sudah kenal terlebih dahulu oleh pihak online shop itu sendiri

Dalam uraian diatas dapat disimpulkan dari jumlah responden yang tertera diatas bahwa sebagian besar responden hampir tidak pernah mengalami kendala dalam melakukan transaksi pembayaran saat berbelanja online di instagram. Hal ini menyatakan bahwa mereka cukup puas saat melakukan transaksi pembayaran.

Tabel 4.19

Pelayanan Yang diberikan Pihak Admin

Frequency Percent

tidak baik 2 2.1%

kurang baik 14 15.0%

Baik 68 73.2%

sangat baik 9 9.7%

Total 93 100%

Sumber: P.19/FC.21

Berdasarkan tabel 4.19 dapat dilihat bahwa dari 93 responden, terdapat dari 9 responden (9,7%) yang menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh pihak admin sangat baik saaat mereka ingin bertanya tentang produk yang akan mereka beli dan 68 responden (73,2%) menyatakan bahwa pihak admin baik. Sudah semestinya setiap online shop harus memiliki pelayanan yang baik, hal itu merupakan hal yang wajib agar para konsumen merasa nyaman dan tertarik untuk membeli produk online shop. Sementara 14 responden (15,0%) menyatakan pelayanan admin yang mereka dapat kurang baik dan 2 responden (2,1%) menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh pihak admin tidak baik.

Sebelum melakukan pembelian kegiatan yang sering dilakukan oleh responden yaitu bertanya-tanya tentang produk yang akan mereka beli, dan banyak pihak admin yang meresponden dengan berbagai macam jenis, ada yang baik dan juga tidak baik. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan admin itu baik dan sedikit diantara mereka yang menyatakn bahwa pelayanan yang


(41)

64

diberikan oleh pihak admin tidak baik, dan dapat disimpulkan bahwa responden kepuasaan tersendiri saat kebutuhan yang mereka butuhkan mereka dapatkan.

Tabel 4.20

Penerimaan Produk Tiba Tepat Waktu Frequency Percent tidak tepat waktu 4 4.3% kurang tepat waktu 51 54.8%

tepat waktu 29 31.2%

sangat tepat waktu 9 9.7%

Total 93 100%

Sumber: P.20/FC.22

Berdasarkan tabel 4.20 dapat dilihat bahwa terdapat 93 responden, terdapat 9 responden (9,7%) menyatakan bahwa penerimaan produk yang mereka pesan sangat tepat waktu dan 29 responden (31,2%) menyatakan tepat waktu. Sementara 51 responden (54,8%) menyatakan penerimaan pesan yang mereka pesan kurang tepat waktu dan 4 responden (4,3%) menyatakan tidak tepat waktu sehingga mengalami kekecewaan yang besar kepada responden yang bersangkutan, dan hal ini semua terjadi semata-mata bukan karena keinginan dari pihak penjual melainkan terjadi kesalahan dipihak pengiriman yang menyebabkan pesanan tidak datang tepat waktu dan itu semua menyebabkan ketidak puasaan dari pihak responden.

Tabel 4.21 Kelengkapan Informasi

Frequency Percent

tidak jelas 3 3.2%

kurang jelas 26 28.0%

Jelas 55 59.1%

sangat jelas 9 9.7%

Total 93 100%

Sumber: P.21/FC.23

Berdasarkan tabel 4.21 dapat dilihat bahwa dari 93 responden, terdapat 9 responden (9,7%) menyatakan bahwa kelengkapan informasi yang ditampilkan sudah sangat jelas dan 55 responden (59,1%) menyatakan jelas. Hal ini sudah jelas karena pihak admin sudah mencantumkan segala kelengkapan informasi yang dibutuhkan oleh responden. Sementara terdapat 26 responden (28,0%)


(42)

menyatakan kelengkapan informasi yang ditampilkan kurang begitu jelas dan 3 responden (3,2%) menyatakan tidak jelas. Banyak online shop di instagram tidak mencantumkan kelengkapan informasi yang dibutuhkan responden, seperti no hanphone, line, ataupun tata cara pemesanan dan bahkan kelengkapan detail mengenai produk yang di di share di instagrampun tidak dicantumkan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwan sebagian besar responden mengatakan bahwa kelengkapan informasi yang ditampilkan oleh pihak penjualan di media instagram sudah jelas hal ini bisa dilihat dari jumlah persen responden yang telah dicantumkan lebih banyak yang menyatakan kelengkapan informasi yang ditampilkan jelas.

Tabel 4.22

Penilaian Terhadap Produk Online Shop

Frequency Percent

tidak memuaskan 5 5.4%

kurang memuaskan 28 30.1%

Memuaskan 52 55.9%

sangat memuaskan 8 8.6%

Total 93 100%

Sumber: P.22/FC.24

Berdasarkan tabel 4.22 dapat dilihat bahwa dari 93 responden, terdapat 8 responden (8,6%) menyatakan penilaian terhadap produk online shop sangat memuaskan dan 52 responden (55,9%) menyatakan penilaian terhadap produk online shop memuaskan para responden. Hal ini disebabkan oleh pelayanan dan kualitas barang yang didapatkan baik sehingga membuat responden merasa puas dengan apa yang merekadapat. Sementara terdapat 28 responden (30,1%) menyatakan penilaian mereka terhadap produk online shop kurang memuaskan dan 5 responden (5,4%) menyatakan penilaian terhadap online shop tidak memuakan. Banyak online shop yang tidak memberikan pelayanan dan kualitas produk yang baik hal ini membuat responden merasa tidak puas. Dapat disimpulkan pada uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden menyatakan penilaian terhadap produk online shop memuaskan berdasarkan jumlah yang diperoleh dari tabel diatas.


(43)

66

Tabel 4.23

Ketahanan Produk Online Shop

Frequency Percent

tidak tahan lama 2 2.2%

kurang tahan lama 31 33.3%

tahan lama 54 58.1%

sangat tahan lama 6 6.4%

Total 93 100%

Sumber: P.23/FC.25

Berdasarkan tabel 4.23 dapat dilihat bahwa dari 93 responden, terdapat 6 responden (6,4%) menyatakan bahwa produk yang mereka beli di online shop instagram sangat tahan lama dan 54 responden (58,1%) menyatakan tahan lama. Dalam berbisnis atau berjualan hal yang perlu dijaga adalah mutu dan kualitas barang, hal itu sangat berpengaruh besar. Sementara terdapat 31 responden (33,3%) menyatakan bahwa produk yang mereka beli di instagram kurang tahan lama dan 2 responden (%) menyatakan tidak tahan lama, hal tersebut terjadi dikarena produk yang mereka beli tidak memiliki kualitas yang baik sehingga produk yang mereka beli tidak bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa banyak responden menyatakan bahwa setiap produk yang mereka beli di instagram relative tahan lama kepuasan tersendiri bagi responden yang ingin memakai produk tersebut dalam jangka waktu yang lama.

Tabel 4.24

Pelayanan Admin Instagram

Frequency Percent

tidak baik 2 2.2%

kurang baik 11 11.8%

Baik 72 77.4%

sangat baik 8 8.6%

Total 93 100%

Sumber: P.24/FC.26

Berdasarkan tabel 4.24 dapat dilihat bahwa dari 93 responden, terdapat 8 responden menyatakan pelayanan yang diberikan admin instagram sangat baik dan 72 responden (%) menyatakan pelayanan yang diberikan oleh admin di instagram baik. Dalam bebrbisnis ataupun berjualan hal yang terpenting adalah pelayanan yang baik, dengan pelayanan yang baik responden merasa nyaman dan


(44)

merasa puas apabila berbelanja di online shop tersebut. Sementara 11 responden (%) menyatakan pelayanan yang diberikan oleh admin di instagram kurang baik dan 2 responden (%) lainnya menyatakan pelayanan yang diberikan oleh pihak admin di instagram tidak baik itu semua yang menyebabkan ketidak puasan terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak admin. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hampir sebagian besar responden menyatakan pelayanan yang diberikan oleh admin baik.

Tabel 4.25

Keramahan Admin di Instagram

Frequency Percent

kurang baik 6 6.5%

Baik 75 80.6%

sangat baik 12 12.9%

Total 93 100%

Sumber: P.25?FC.27

Berdasarkan tabel 4.25 dapat dilihat bahwa dari 93 responden, terdapat 12 responden (12,9%) menyatakan keramahan yang diberikan oleh admin di instagram sangat baik dan 75 responden (80,6%) menyatakan keramahan yang diberikan oleh pihak responden baik. Sementara 6 responden (6,5%) menyatakan keramahan yang diberikan oleh pihak instagram kurang baik.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menytakan keramahan yang diberikan oleh pihak instgram sudah baik dan responden menyatakan kepuasan mereka terhadap keramahan yang sudah diberikan. Akan tetapi ada juga sebagian besar terdiridari 6 responden yang menyatakn keramahan yang diberikan oleh admin diinstagram kurang baik.

4.3 Analisis Tabel Silang

Analisis tabel silang dalam penelitian ini bertujuan untuk tidak melihat hubungan antar konsep, melainkan untuk melihat gambaran secara umum antara Strategi penjualan melalui media online dan tingkat kepuasan membeli mahasiswa FISIP USU. Akan tetapi, tidak semua pertanyaan dapat disilangkan dan dianalisis. Peneliti hanya mengumpulkan pertanyaan yang dianggap penting dari kedua konsep tersebut. Hasil dari analisis tabel silang tersebut dipaparkan pada tabel di bawah ini.


(45)

68

Tabel 4.26

online shop di instagram memberikan potongan harga kepada anda dan keramahan admin di online shop instagram

Bagaimana keramahan admin di online shop instagram?

Tidak Baik Kurang baik Baik sangat baik Total

seberapa sering online shop di instagram memberikan potongan harga kepada anda?

Tidak

pernah 0 3 19 2 24

Jarang 0 2 45 5 52

Sering 0 1 11 1 13

Sangat

sering 0 0 0 4 4

Total 0 6 75 12 93

Berdasarkan tabel 4.26 dari 24 responden yang menyatakan tidak pernah mendapatkan potongan harga pada saat berbelanja di instagram terdapat 3 responden yang menyatakan sikap admin kurang baik pada customer, 19 responden menyatakan baik dan terdapat 2 responden menyatakan sikap admin sangat baik kepada customer.

Dari 52 responden yang menyatakan jarang mendapatkan potongan harga pada saat berbelanja di instagram, terdapat 2 responden yang menyatakan admin kurang baik, ada 45 responden yang menyatakan admin di instagram baik dan 5 responden lainnya menyatakan bahwa sikap admin sangat baik terhadap customer nya. Dari 13 responden yang menyatakan sering mendapatkan potongan harga pada saat berbelanja online di instagram. Terdapat 1 responden yang menyatakan sikap admin kurang baik pada customer, 11 responden menyatakan sikap admin baik kepada customer dan terdapat 1 responden yang menyatakan sangat baik. dari 4 responden yang menyatakan tidak pernah mendapatkan potongan harga pada saat berbelanja online di instagram terdapat 4 responden yang menyatakan sikap admin sangat baik pada customer.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 75 responden menyatakan keramahan yang diberikan oleh pihak admin kepada customer baik, hal ini pihak admin yang mempunyai sifat yang baik dan ramah ramah sebagai suatu strategi untuk menarik daya beli pelanggan dan kemungkinan lain banyak nya pesanan yang dipesan dari pihak customer sehingg.


(46)

Tabel 4.27

Merek berpengaruh pada ketertarikan anda dalam membeli suatu barang dan produk online shop yang anda beli di instagram dapat dipakai dalam jangka panjang

produk online yang anda beli di instagram dapat dipakai dalam jangka panjang? tidak tahan lama kurang tahan lama tahan lama sangat tahan

lama Total

apakah nama merek berpengaruh pada

ketertarikan anda dalam membeli

suatu barang?

tidak

berpengaruh 0 3 6 0 9

kurang

berpengaruh 0 4 8 0 12

Berpengaruh 1 20 26 1 48

sangat

berpengaruh 1 4 14 5 24

Total 2 31 54 6 93

Pada tabel 4.27 dari 9 responden yang menyatakan merek tidak berpengaruh pada ketertarikan seseorang dalam membeli suatu barang. Terdapat 3 responden yang menyatakan produk online shop yang dibeli kurang tahan lama, 6 responden menyatakan produk online shop yang dibeli tahan lama. Dari 12 responden menyatakan merek kurang berpengaruh pada ketertarikan seseorang dalam membeli suatu barang. 4 responden menyatakan produk online shop yang dibeli kurang tahan lama, terdapat 8 responden yang menyatakan produk online shop yang dibelli tahan lama.

Dari 48 responden yang menyatakan merek berpengaruh pada ketertarika seseorang dalam membeli suatu barang. Terdapat 1 responden menyatakan produk online shop yang dibeli tidak tahan lama, 4 responden menyatakan produk online shop yang dibeli kurang tahan lama. Sementara itu 14 responden menyatakan produk online shop yang dibeli tahan lama dan 5 responden menyatakan produk online shop yang dibeli sangat tahan lama.

Dari 24 responden yang menyatakan merek sangat berpengaruh pada ketertarikan seseorang dalam membeli suatu barang. Terdapat 1 responden yang menyatakan produk online shop yang dibeli tidak tahan lama dan 4 responden yang menyatakan produk online shop yang dibeli kurang tahan lama. Sementara itu terdapat 14 responden yang menyatakan produk online shop yang dibeli tahan lama dan 5 responden lainnya menyatakan produk online shop yangdibeli sangat tahan lama. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 54


(47)

70

responden menyatakan bahwa produk online shop yang mereka beli dapat tahan lama dipakai.

Tabel 4.28

Pembebasan biaya pengiriman yang ditawarkan oleh online shop dapat mempengaruhi anda untuk membeli suatu produk dan transaksi

pembayaran pada belanja online di instagram lebih efisien

pembayaran belanja online shop di instagram itu lebih efesien

tidak setuju

kurang

setuju setuju

sangat

setuju Total apakah pembebasan

biaya pengiriman yang ditawarkan oleh online

shop dapat mempengaruhi anda untuk membeli produk

instagram?

tidak

mempengaruhi 0 3 0 0 3

kurang

mempengaruhi 0 9 4 0 13

Mempengaruhi 2 24 28 2 56

sangat

mempengaruhi 0 6 12 3 21

Total 2 42 44 5 93

Berdasarkan tabel 4.28 dilihat hubungan antara pembebasan biaya pengiriman yang ditawarkan oleh online shop dapat mempengaruhi anda untuk membeli suatu produk dengan pembayaran belanja online shop diinstagram lebih efisien. Dari 3 responden yang menyatakan pembebasan biaya pengiriman tidak mempengaruhi untuk membeli suatu produk. Terdapat 3 responden yang menyatakan kurang setuju bahwa berbelanja online shop di instagram lebih efisien dibandingkan berbelanja secara langsung.

Dari 13 responden menyatakan pembebasan biaya pengiriman kurang mempengaruhi anda untuk membeli suatu produk. Terdapat 9 responden kurang setuju bahwa berbelanja online shop di instagram lebih efisien dibandingkan berbelanja secara langsung. Sementara terdapat 4 responden yang setuju bahwa berbelanja online shop di instagram lebih efisien dibandingkan berbelanja secara langsung.

Dari 56 responden menyatakan pembebasan biaya pengiriman mempengaruhi anda untuk membeli suatu produk. Terdapat 2 responden menyatakan tidak setuju bahwa berbelanja online shop di instagram lebih efisien dibandingkan berbelanja secara langsung dan terdapat 24 responden menyatakan kurang setuju bahwa berbelanja online shop di instagram lebih efisien


(48)

dibandingkan berbelanja secara langsung. Sementara terdapat 28 responden yang menyatakan setuju bahwa berbelanja online shop di instagram lebih efisien dibandingkan berbelanja secara langsung dan 2 responden menyatakan sangat setuju .

Dari 21 responden yang menyatakan pembebasan biaya pengiriman mempengaruhi anda untuk membeli suatu produk. Terdapat 6 responden menyatakan kurang setuju bahwa berbelanja online shop di instagram lebih efisien dibandingkan berbelanja secara langsung. Sementara terdapat 12 responden yang menyatakan setuju bahwa berbelanja online shop di instagram lebih efisien dibandingkan berbelanja secara langsung dan 3 responden menyatakan sangat setuju .

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 44 responden menyatakan setuju bahwa pembayaran belanja online shop di instagram itu lebih efesien. Hal ini disebabkan oleh pembayaran dengan menggunakan via transfer yang walau dari jarak jauh tetap bisa melakukan pembayaran.

4.4 Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan uji data statistik untuk mengetahui data yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Sebelum melakukan uji hipotesi, terlebih dahulu menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan dengan menggunakan rumus Sperman Rho Koefisien. Sperman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Dengan menggunakan Sperman Rho Koefisien melalui aplikasi SPSS 13,0 maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.29 Correlation

X Y

Spearman's rho

X Correlation Coefficient 1,000 ,610(**) Sig. (2-tailed) . ,000

N 93 93

Y Correlation Coefficient ,610(**) 1,000 Sig. (2-tailed) ,000 .

N 93 93


(49)

72

Berdasarkan tabel 4.29, maka dapat diperoleh uraian sebagai berikut: 1. Uji hipotesis dihitung dengan menggunakan koefisien Spearman atau rho,

yang diperoleh adalah ,610. Jikadimasukkan dalam skala Guilford, angka 0,633, berada pada skala 0,40-0,70 hal ini menunjukkan Hubungan yang cukup berarti. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara Strategi Penjualan melalui media online dan tingkat kepuasan membeli.

2. Korelasi antara Strategi Penjualan Melalui Media Online dan Tingkat Kepuasan Membeli diperoleh dengan angka 0,610. Menunjukan bahwa korelasi positif, yang berarti semakin baik Strategi Penjulan Melalui Media online maka semakin baik pulaTingkat Kepuasan Membeli.

3. Signifikasi atau nilai penerimaan hasil koefisien Spearman dapat diuji dengan menyusun hipotesis sebagai berikut:

Ha : Terdapat Pengaruh antara Strategi Penjualan Produk Wanita Melalui Instagram terhadap Kepuasaan Membeli Mahasiswa FISIP USU.

Ho : Tidak Terdapat Pengaruh antara Strategi Penjualan Produk Fashion Melalui Instagram terhadap Kepuasan Membeli Mahasiswa Fisip USU. Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa r ꞊ 0,610 dan p ꞊ 0,01. Dengan demikian, maka pengaruh variabel X dengan variabel Y secara statistic dapat dikatakan signifikan. Dimana Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Strategi Penjualan Melalui Media Online dan Tingkat Kepuasan Membeli. Sedangkan untuk peramalan indeks korelasi yang menentukan besarnya pengaruh variabel X (Strategi Penjualan Melalui Media Online) terhadap variabel Y (Tingkat Kepuasan Membeli), digunakan rumus:

KP = r2 x 100%

KP = 0,6102 x 100% KP = 0,37 x 100% KP = 37%

Maka dapat disimpulkanbahwa kekuatan pengaruh variabel X terhadap variabel Y dalam penelitian ini adalah sebesar 37% dan terdapat 63% faktor-faktor lain yang tidak diukur pada penelitian ini.


(50)

4.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisi tabel tunggal, tabel silang dan uji hipotesis yang telah dilakukan untuk mengukur kekuatan hubungan variabel, peneliti menggunakan rumus korelasi Koefisien Spearman Rho. Koefisien Spearman Rho yaitu menjelaskan kekuatan hubungan antara variabel X (Strategi Penjualan Melalui Media Online) dan variabel Y (Tingkat Kepuasan Membeli). Dimana terdapat hubungan yang cukup berarti antara Strategi Penjualan Melalui Media Online dan Tingkat Kepuasan Membeli mahasiswa FISIP. Apabila dikaitkan dengan teori Uses and Gratification para responden menggunakan instagram sebagai media yang mereka pilih untuk mendapatkan kebutuhan yang mereka inginkan untuk berbelanja online. Berbagai kebutuhan dan keinginan terhadap suatu produk yang diinginkan oleh responden, hal itu dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi responden yang gemar berbelanja. Dengan aktif, para responden melihat dan mengikuti perkembangan instagram itu sendiri dari setiap produk-produk yang baru saja di share di instagram sampai dengan harga yang paling murah sampai dengan harga yang paling mahal.

Dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil penelian bahwa responden yang cenderung gemar berbelanja melalui media online instagram adalah responden yang berjenis kelamin perempuan yang memiliki unggul lebih banyakmencapai 69 responden (74,2%) dibandingkan dengan responden yang berjenis kelamin laki-laki yang hanya memiliki 24 responden (25,8%). Pada umum nya responden laki-laki lebih suka berbelanja secara langsung dibandingkan dengan perempuan yang sukar berbelanja online. Dapat dilihat juga frekuensi berbelanja para responden mahasiswa FISIP USU hampir keseluruhan mahasiswanya sering melakukan belanja online di instagram. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang ada bahwa besarnya jumlah frekuensi responden yang sering berbelanja online shop lebih besar.

Menurut sebagian besar responden, Instagram telah banyak menyediakan berbagai kebutuhan, diantaranya penyediaan produk yang baik, bermerek, pemberian potongan harga, tampilan foto yang bagus bahkan pemberian dengan harga yang terjangkau sehingga dapat mempengaruhi responden yaitu mahasiswa FISIP USU untuk senantiasa berbelanja di online shop mereka.


(51)

74

Di dalam strategi pemasaran merupakan salah satu awal dalam rangka mengenalkan produk pada konsumen dan ini akan menjadi sangat penting karena akan berkaitan dengan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan. Strategi pemasaran akan bisa berguna dengan optimal apabila didukung dengan perencanaan yang terstruktur baik secara internal maupun eksternal. Pada dasarnya manusia sebagai konsumen membeli barang dan jasa adalah untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan hidup. Hal ini berarti konsumen tidak hanya membeli produk atau barangnya saja, akan tetapi yang dibeli adalah manfaat atau kegunaan dari produk tersebut. Keinginan dan kebutuhan manusia itu sifatnya tidak terbatas, tetapi sumber daya yang dimilki terbatas. Oleh karena itu demi mendapatkan suatu barang untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut maka seseorang akan rela menukarkan atau mengorbankan benda atau barang yang dimiliki, seperti uang atau benda-benda lainnya. Di dalam mendapatkan suatu barang tersebut pun di dalam pemasaran harus memiliki sebuah kriteria untuk menunjang suatu promosi dari kualitas produk yang baik atau harga yang murah.

kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor penting yang akan menentukan kesuksesan usaha perdagangan seseorang. Kepuasan konsumen yang dimaksud adalah kemudahan yang ditawarkan produsen kepada konsumen. Kemudahan-kemudahan yang mungkin ditawarkan oleh produsen, kemudahan dalam bertransaksi, kemudahan dalam berkomunikasi produsen. Faktor lain yang juga akan mempengaruhi distribusi adalah bagaimana memperkenalkan produknya kepada konsumen. Semakin menarik memperkenalkan produknya, maka produsen semakin mudah mengambil cara strategi dalam pasar.

Pemberian dengan harga yang murah sangat mengundang perhatian pembeli khusus nya para resseler yang bertujuna menjual barang nya kembali. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.11 yang terdapat 67 responden merasa menarik apabila harga yang ditawarkan lebih murah dibandingkan dengan harga-harga yang biasa ditawarkan oleh online shop lainnya.

Pada tabel 4.26 dapat dilihat hubungan seberapa sering online shop memberikan potongan harga dengan keramahan admin di online shop. Dapat dilihat dari 52 responden yang menyatakan jarang mendapatkan potongan harga


(52)

dari online shop, kemudian dari 52 responden terdapat 75 responden yang menyatakan bahwa admin di online shop selalu memberikan keramahan yang baik kepada responden.

Pada tabel 4.27 dapat dilihat hubungan antara nama merek berpengaruh pada ketertarikan responden untuk membelinya dengan pembelian produk atau barang yang dibeli oleh responden dapat dipakai dalam jangka waktu yang panjang. Dapat dilihat bahwa dari 48 responden menyatakan bahwa merek berpengaruh dalam ketertarikan seseorang untuk membelinya, dan dari 48 responden terdapat 26 responden diantaranya menyatakan bahwa produk yang mereka beli tahan lama.

Untuk melihat sejauh mana hubungan antara pembebasan biaya pengiriman yang ditawarkan oleh online shop mempengaruhi responden untuk membelinya dengan pembayaran belanja di online shop instagram lebih efiseien. Berdasarkan analisis tabel silang tersebut diperoleh gambaran bahwa rata-rata responden yaitu sebanyak 56 orang menyatakan bahwa pembebasan biaya pengiriman yang ditawarkan oleh online shop mempengaruhi responden untuk membelinya, dan dari 56 responden tersebut 28 orang diantaranya menyatakan mereka setuju bahwa pembayaran belanja online shop di instagram lebih efisien dibandingkan dengan berbelanja secara langsung. Para responden juga berharap agar pihak penjul tidak memberikan harga yang tinggi dan senantiasa memberikan kualitas yang bagus juga sesuai dengan harga yang mereka dapatkan.

Setelah analisis data tabel tunggal dan analisis tabel silang, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Pengukuran tingkat hubungan variabel yang linear dapat menggunakan rumus korelasi Koefisien Spearman Rho. Koefisien Spearman Rho yaitu menjelaskan hubungan antara variabel X (Strategi Penjualan Melalui Media Online) dan variabel Y (Tingkat Kepuasan Membeli). Dalam penelitian ini dharapkan dapat dilihat hubungan antara keduanya.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan rumus Spearman Rho Rank maka diperoleh nilai rho = 0,610. Jika dilihat dalam skala Guilford, angka 0,610 berada pada skala 0,37 – 0,70 hal ini menunjukan Hubungan yang cukup berarti. Untuk melihat sejauh manakah strategi penjualan melalui media online dan tingkat kepuasan membeli mahasiswa FISIP.


(53)

76

Berdasarkan hasil dari perhitungan koefisien determinasi dalam penelitian ini, diperoleh besarnya hubungan pemberitaan stategi penjualan melalui media online dan tingkat kepuasan membeli adalah sebesar 37%.


(54)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan mengenai Strategi Penjualan Melalui Media Online dan Tingkat Kepuasan Membeli maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diketahui gambaran mengenai strategi penjualan online di instagram ialah dengan memberikan harga yang menarik, memberikan pelayanan yang bagus, pemberian potongan harga kepada responden dan yang terpenting memberikan kualitas yang baik juga itu semua dapat meningkatkan jumlah penjualan sehingga para konsumen menjadi lebih tertarik untuk membeli produk online shop.

2. Tingkat kepuasan membeli mahasiswa FISIP USU terhadap pembelian online shop di instagram sudah memenuhi kebutuhan responden. Dengan kualitas dan pelayanan baik yang diberikan oleh pihak online shop di instagram akan menciptakan kepuasan terhadap pembeli dan menciptakan respon positif. Hal ini dapat dilihat dari seberapa sering mereka berbelanja online shop di instagram, seberapa sering mereka mendapatkan kendala pada saat melakukan transaksi pembayaran dan bagaimana pelayanan yang didapatkan dari pihak admin di instagram serta bagaimana produk yang dijual dari online shop di instagram apakah kualitasnya baik ataupun produknya tahan lama. Hasil penelitiahn yang sudah dilaksanakan berdasarkan hasil penelitianyang ada. Dapat disimpulkan bahwa responden banyak yang menyatakan kepuasannya terhadap produk dan pelayanan yang tela diberikan oleh online shop di instagram

3. Terdapat hubungan yang cukup berarti antara Strategi Penjualan Melalui Media Online terhadap Tingkat Kepuasan Membeli mahasiswa FISIP USU.. uji hipotesis dihitung dengan menggunakan koefisien Spearmen atau rho, hasil yang diperoleh adalah,633 jika


(1)

pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan Pada Tanggal : Juli 2013 Yang Menyatakan


(2)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Strategi Penjualan Melalui Media Online dan Tingkat Kepuasan Membeli (Studi Korelasional tentang Pengaruh Strategi Penjualan Produk Fashion melalui Instagram terhadap Kepuasan Membeli Mahasiswa FISIP USU) tujuannya adalah untuk untuk mengetahui bagaimana strategi penjualan online “instagram” pada mahasiswa FISIP USU. Teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah Komunikasi, Komunikasi Massa, Usses and gratification Theory dan Komunikasi Pemasaran.Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FIIP USU angkatan 2010 dan 2011 yang berjumlah Program Reguler S1 Angkatan 2010 dan 2011 berjumlah 1357 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane, dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, diperoleh 93 orang.Populasi dikelompokkan berdasarkan strata dan memiliki kriteria tertentu, sehingga digunakan teknik stratified proportional sampling dan purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan (Field Research). Alat pengumpul data menggunakan kuesioner yang terdiri dari 25 soal bersifat tertutup. Adapun teknik analisis data menggunakan analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis dengan menggunakan rumus Spearman (Spearman’s Rho Rank – Order Correlation). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara Stategi Penjualan Melalui Media Online dan Tingkat Kepuasan Membeli Mahasiswa FISIP USU.

Kata Kunci:

Strategi, Penjualan Melalui Media Online dan Tingkat Kepuasan Membeli, Toeri Uses and Gratification


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori ... 8

2.1.1. Komunikasi. ... 8

2.1.1.1. Pengertian Komunikasi ... 9

2.1.1.2. Proses Komunikasi ... 10

2.1.1.3. Tujuan dan Fungsi Komunikasi ... 11

2.1.2. Komunikasi Massa ... 12

2.1.2.1. Pengertian Komunikasi Massa ... 13

2.1.2.2.Karakteristik Komunikasi Massa ... 15

2.1.2.3. Proses Komunikasi Massa ... 16

2.1.2.4. Fungsi Komunikasi ... 16

2.1.2.5. Internet Sebagai Media Massa ... 17

2.1.2.6. Instagram ... 18

2.1.2.6.1. Sejarah Instagram ... 19

2.1.2.6.2. Fitur-fitur di Instagram ... 20

2.1.3. Uses and Gratification ... 21

2.1.4. Komunikasi Pemasaran ... 24

2.1.4.1. Pengertian Komunikasi Pemasaran ... 24

2.1.4.2. Proses Komunikasi Pemasaran ... 25

2.1.4.3. Elemen dan Tujuan Komunikasi Pemasaran ... 26

2.1.4.4. Promosi Penjualan ... 27

2.1.4.5. Pemasaran Internet ... 29

2.1.4.6. Model Lavidge Gary Steiner... 30

2.1.5. Strategi Penjualan ... 31

2.1.6. Kepuasan Membeli ... 32

2.2 KerangkaKonsep ... 34


(4)

2.4 Defenisi Operasional ... 36

2.5 Hipotesisl...37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 38

3.1.1. Sejarah SingkatFISIP USU ... 38

3.1.2. Visi FISIP USU ... 39

3.1.3. Misi FISIP USU ... 40

3.1.4. Lokasi Penelitian ... 3.2 Metode Penelitian ... 41

3.3 Populasi dan Sampel ... 41

3.3.1. Populasi ... 41

3.3.2. Sampel ... 42

3.4 Teknik Penarikan Sampel ... 43

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.6 Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 46

4.1.1. Tahap Pengumpulan Data ... 46

4.1.2. Tahap Pengolahan Data ... 47

4.2 Analisis Tabel Tunggal ... 48

4.3 Analisis Tabel Silang………...67

4.4 Uji Hipotesis………71

4.5 Pembahasan ... 72

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Saran responden penelitian ... 77

5.3 Saran dalam kaitan akademis ... 77

5.4 Saran dalam kaitan praktis ... 87 DAFTAR REFERENSI


(5)

Nomor Halaman

2.1 Operasional Variabel ... 36

3.1 Populasi Penelitian...42

3.2 Penarikan Sampel...44

4.1 Jenis Kelamin ... 48

4.2 Jurusan/Departemen ... 49

4.3 Angkatan ... 49

4.4 Frekuensi Berbelanja Online ... 50

4.5 Jumlah Uang Saku ... 51

4.6 Keefektifan Berbelanja Online ... 52

4.7 Frekuensi mem-Follow Instagram ... 53

4.8 Pengaruh Merek dalam Ketertarikan Membeli ... 53

4.9 Pemberian Potongan Harga ... 54

4.10 Memberikan Harga Terjangkau ... 55

4.11 Pemberian Harga Murah Menarik Perhatian Reseller ... 56

4.12 Tampilan Foto Menarik Perhatian Konsumen... 56

4.13 Pemberian Ongkos Kirim Gratis Belanja Lebih dari 3 item ... 57

4.14 Pengaruh PembebasanBiaya Pengiriman Pada Pembeli ... 58

4.15 Tampilan Foto Sesuai dengan Kualitas yang di Inginkan ... 59

4.16 Ketersediaan Produk ... 60

4.17 Transaksi Pembayaran Online Shop ... 61

4.18 Kendala dalamTransaksi Belanja Online ... 61

4.19 Pelayanan yang diberikan Pihak Admin ... 62

4.20 PenerimaanProduk Tiba TepatWaktu ... 63

4.21 Kelengkapan Informasi... 64

4.22 Penilaian Terhadap Produk Online Shop ... 64

4.23 Ketahanan Produk Online Shop ... 65

4.24 Pelayanan Admin Instagram ... 66

4.25 Keramahan Admin ... 66

4.26 Online Shop di Instagram Memberikan Potongan Harga dan Keramahan Admin di Online Shop Instagram ... 67

4.27 Pengaruh Merek pada Ketertarikan Membeli dan Produk Online Shop yang dibeli di Instagram dapat dipakai Tahan Lama ... 68

4.28 Pembebasan Biaya Pengiriman yang ditawar Kan oleh Online Shop dapat Mempengaruhi anda untuk Membeli Suatu Produk dan Transaksi Pembayaran Pada Belanja Online di Instagram………..69


(6)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1 Proses Komunikasi Massa Laswell ... 16

2.2 Model Uses and Gratification ... 22

2.3 Tahapan Uses and Gratif………24