37
y = - 0,0000000366 x +  0,0451132446 R
2
=  0,8781999520
0,0000 0,0050
0,0100 0,0150
0,0200 0,0250
0,0300
100000 200000
300000 400000
500000 600000
700000
Effort standar
C P
U E s
tan d
ar
Gambar 8.  Tren Penurunan CPUE Tahun 2007 – 2011
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Berau
b.  Daerah Tangkapan Nelayan
Program konservasi yang pernah ditetapkan pada tahun 2005 menyebabkan adanya  aturan  mengenai  daerah  penangkapan  bagi  nelayan.    Hal  ini
mengakibatkan  pentingnya  daerah  tangkapan  nelayan  tersebut  untuk  ditetapkan sesuai  tujuan  program  konservasi,  sehingga  pengelolaannya  dapat  dilakukan
dengan  baik.    Namun,  berdasarkan  hasil  wawancara  dan  survey,  di  Kawasan Konservasi  Perairan  Berau  nelayan  melakukan  kegiatan  penangkapan  ikan
menurut pengalaman dengan daerah tangkapan yang tidak banyak berubah setiap waktunya.    Daerah  sebaran  tangkapan  nelayan  kerapu  dan  pendapat  nelayan
mengenai  perubahan  daerah  tangkapan  akibat  penetapan  KKP  Berau  ini berdasarkan hasil survey dan wawancara di Kawasan Konservasi Perairan Berau
disajikan pada Gambar 9 dan Gambar 10.
Gambar 9.  Daerah Sebaran Tangkapan Nelayan Kerapu 2012
38
27
73
berubah tetap
Gambar 10.  Perubahan Daerah Penangkapan Nelayan Berdasarkan perspektif nelayan kerapu, daerah tangkapan ikan kerapu tidak
mengalami  banyak  perubahan  yaitu  di  daerah  karang  yang  ada  di  Kawasan Konservasi Perairan Berau.
4.2.3  Rencana Zonasi Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Berau
Berdasarkan peraturan Bupati nomor 31 pada tahun 2005 yang menetapkan laut Kabupaten Berau sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah KKLD, dimana
penetapan  aturan  tersebut  dilakukan  sebelum  adanya  Undang-Undang  nomor  27 tahun  2007  mengenai  pengelolaan  wilayah  pesisir  dan  pulau-pulau  kecil  maka
setelah lahirnya Undang-Undang tersebut, KKLD menjadi suatu kawasan dengan status  dicadangkan  sebagai  Kawasan  Konservasi  Perairan  yang  dikenal  dengan
istilah  KKP.    Pencadangan  KKP  Berau  tersebut  dimasukkan  kedalam  rencana zonasi  wilayah  pesisir  dan  pulau-pulau  kecil  RZWP3K  Kabupaten  Berau.
Zonasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Peta Pola Ruang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil RZWP3K Kabupaten Berau
Sumber : BPSPL Pontianak 2011
39
y = 4,8369x - 27,401 R
2
= 0,7322
50 100
150 200
250 300
350 400
450
10 20
30 40
50 60
70 80
Tutupan Karang Hidup To
tal K
el imp
ah an
I k
an I
n d
4.3  Manfaat Kawasan Konservasi Perairan bagi Perikanan
4.3.1  Korelasi Ekosistem Terumbu Karang terhadap Komunitas Ikan
Claudet  et  al.  2006  menunjukkan  dengan  jelas  manfaat  kawasan konservasi  perairan  bagi  perikanan  melalui  perbedaan  jumlah  kelimpahan  ikan
karang  dan  jenis  ikan  karang  suatu  perairan  yang  dikelola  dalam  suatu  kawasan konservasi  dengan  perairan  umum  terbuka  yang  tidak  dikelola  sebagai  kawasan
konservasi.    Selain  itu,  keberagaman  jenis  dan  ukuran  menjadi  suatu  indikasi bahwa  kawasan  tersebut  menjadi  daerah  yang  nyaman  bagi  perkembangan  ikan
sehingga dapat menjadi stok bagi perikanan selanjutnya.
Hal  yang  sama  ditunjukkan  oleh  Syms  dan  Jones  2001  serta  Bell  dan Galzin  1984  yang  membuktikan  bahwa  terumbu  karang  sebagai  habitat  bagi
beragam jenis ikan karang memberikan korelasi yang positif bagi kelimpahan ikan dan  jenis  ikan.    Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Syms  dan  Jones  2001
menjelaskan  bahwa  kondisi  habitat  terumbu  karang  yang  terjaga  akan  mampu mempertahankan keberadaan ikan karang, sementara habitat terumbu karang yang
terganggu akan menyebabkan migrasinya ikan-ikan karang dari lokasi tersebut.
Sementara  itu,  Bell  dan  Galzin  1984  menunjukkan  hubungan  tutupan karang  hidup  sebagai  habitat  utama  yang  dapat  membangun  ekosistem  terumbu
karang  menjadi  habitat  bagi  ikan-ikan  karang,  dimana  hal  tersebut  ditunjukkan oleh  besarnya  jumlah  keseluruhan  spesies,  jumlah  spesies,  dan  kelimpahan
individu  per  luasan  persentase  tutupan  karang  tertentu.    Hubungan  antara persentase tutupan karang hidup dengan kelimpahan ikan di Kawasan Konservasi
Perairan Berau disajikan pada Gambar 12.
Gambar 12. Hubungan Persentase Tutupan Karang Hidup dengan Kelimpahan Ikan Karang
Berdasarkan grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa tutupan karang hidup memberikan pengaruh positif terhadap kelimpahan ikan, hal tersebut ditunjukkan
oleh  nilai  koefisien  determinasi  yang  diperoleh  sebesar  73,22  Lampiran  14. Total  kelimpahan  ikan  dalam  penelitian  ini  merupakan  jumlah  seluruh  individu
yang  terdapat  dalam  persentase  luas  tutupan  karang  yang  diamati,  dimana berdasarkan hal tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap 1  tutupan
karang dapat memberikan masukan individu ikan sebesar 4,8369 x
– 27,401 ekor.