Pengertian Kawasan Konservasi Perairan

15 Ikan kerapu tersebar luas di Pasifik Barat, mulai Jepang bagian selatan sampai Palau, Guam, Kaledonia Baru, Kepulauan Australisa bagian selatan serta Laut India bagian timur dari Nicobar sampai Broome. Di Indonesia, ikan kerapu banyak ditemukan di wilayah perairan Teluk Banten, Ujung Kulon, Kepulauan Riau, Kepulauan Seribu, Kepulauan Karimunjawa, Madur, Kalimantan dan Nusa Tenggara Heemstra Randall 1993. Parameter lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan ikan kerapu yaitu pada temperatur 24-31 O C, salinitas 30-33 ppt, kandungan oksigen terlarut 3,5 ppm dan pH 77,8-8. Perairan dengan kondisi seperti ini pada umumnya terdapat di perairan terumbu karang Lembaga Penelitian Undana 2006. Kebanyakan jenis komersial penting, termasuk jenis ikan kerapu dan napoleon melakukan aktivitas reproduksi dalam suatu pemijahan massal spawning aggregation melibatkan puluhan hingga puluhan ribu individu Sadovy 1996. Pemijahan massal adalah kelompok spesies ikan yang sama berkumpul untuk tujuan pemijahan, dimana densitas dan jumlah ikan secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan densitas dan jumlah ikan dilokasi agregasi tersebut pada saat tidak dalam masa reproduksi Domeier Colin 1997. Banyak ikan karang konsumsi berkumpul dalam jumlah besar pada lokasi, musim dan fase bulan yang spesifik untuk memijah Sadovy 1996. Pada umumnya lokasi dan waktu agregasi selalu tetap pada jangka waktu yang lama sehingga kumpulan ikan ini menjadi target mudah bagi aktivitas penangkapan musiman Sadovy 1997. Jenis ikan kerapu umumnya merupakan hermaprodit protogyni Shapiro 1987 in Levin Grimes 1991. Juvenil kerapu biasanya memiliki jenis kelamin betina dan individu jantan terbentuk pada saat betina dewasa berubah kelamin Levin Grimes 1991. Selanjutnya Levin Grimes 1991 menjelaskan bahwa ekploitasi terhadap lokasi pemijahan massal akan berimplikasi secara nyata terhadap ekologi reproduksi ikan kerapu. Jika individu yang lebih tua dan berukuran besar lebiih rentan terhadap penangkapan, maka proporsi jantan dalam populasi akan menurun. Hilangnya individu dewasa menyisakan individu muda yang belum memiliki pengalaman untuk melakukan pemijahan di lokasi pemijahan massal tradisional seperti yang dilakukan pendahulunya, sehingga lokasi pemijahan massal tersebut dapat menghilang pada akhirnya. Kalaupun lokasi pemijahan tersebut masih berfungsi, penurunan jumlah individu jantan menyebabkan keterbatasan sperma yang dapat mengganggu keberhasilan pemijahan Shapiro et al. 1994 in Levin Grimes 1991.

2.4.3 Hubungan Terumbu Karang, Ikan Karang dan Ikan Kerapu

Terumbu karang sebagai habitat dari berbagai ikan karang. Menurut Choat dan Bellwood 1991 terdapat beberapa jenis interaksi antara ikan karang dengan terumbu karang yang terbagi kedalam tiga bentuk, yaitu : 1. Interaksi langsung sebagai tempat berlindung dari predator bagi ikan-ikan muda ; 2. Interaksi dalam mencari makan bagi ikan yang mengonsumsi biota pengisi habitat dasar, meliputi hubungan antara ikan karang dan biota yang hidup pada karang dan alga ; 16 3. Interaksi tidak langsung antara struktur terumbu karang dan kondisi hidrologi serta sedimentasi dengan pola makan ikan pemakan plankton dan karnivor. English et al. 1997 membagi ikan-ikan karang kedalam tiga kelompok, yaitu : 1. Ikan Target. Ikan yang menjadi target untuk penangkapan atau dikenal dengan ikan ekonomis penting atau ikan konsumsi. Ikan-ikan yang termasuk ikan target diantaranya : Serranidae, Lutjanidae, Kyphosidae, Lethrinidae , Acanthuridae, Mulidae, Siganidae, Labridae Chelinus, Himigymnus , Choerodon dan Haemulidae. 2. Ikan Indikator. Ikan indikator berfungsi sebagai ikan penentu terumbu karang karena ikan ini erat hubungannya dengan kesuburan terumbu karang yaitu ikan dari famili Chaetodontidae kepe-kepe. 3. Ikan Lain Mayor famili. Ikan ini umumnya dalam jumlah banyak dan dijadikan ikan hias air laut Pomacentridae, Caesionidae, Scaridae, Pomacanthidae , Labridae, Apogonidae, dan lain-lain. Menurut Lain 2011 ikan-ikan yang berasosiasi dengan karang yang ada di Kawasan Konservasi Laut Daerah Liwutongkidi diantaranya : famili Serranidae ikan kerapu, Scaridae ikan kaka tua, Lutjanidae ikan kakap, Acanthuridae ikan pakol yang biasanya dijadikan ikan target penangkapan. Selain itu, terdapat pula ikan indikator dari famili Chaetodontidae kepe-kepe, dan jenis ikan lain dominan mayor family seperti Pomacentridae ikan betok, Caesionidae, Labridae , dan lain-lain. Berdasarkan hasil pengamatan Lain 2011 juga dapat diketahui bahwa keadaan karang terbaik terdapat di daerah pengamatan Liwutongkidi dengan jumlah individu ikan indikator Chaetodontidae terbanyak. Keterkaitan ikan pada terumbu karang disebabkan karena bentuk dan pertumbuhan karang menyediakan tempat yang baik bagi perlindungan. Karang merupakan tempat kamuflase yang baik serta sumber pakan dengan adanya keragaman jenis hewan atau tumbuhan yang ada. Beberapa jenis ikan yang hidup ditepi karang, menjadikan karang sebagai tempat berlindung dan daerah luar karang sebagai tempat mencari makan. Selain itu terumbu karang berfungsi sebagai tempat memijah dan daerah pengasuhan bagi biota laut. Menurut Kuiter 1992 ikan kerapu tergolong ikan karnivora, hidup soliter dan banyak terdapat di daerah terumbu karang serta muara sungai. Kerapu termasuk kedalam predator yang dominan pada habitat karang dengan makanan utamanya adalah ikan, krustachea dan chepalopoda Heemstra dan Randall 1993. Menurut Utojo et al 1999, ikan kerapu hidup secara soliter pada daerah terumbu karanng yang berasosiasi dengan jenis Porites sp., Acropora sp., Foliosa, Songe, Pinctada dan Tridacna. Umumnya ikan kerapu hidup di daerah terumbu karang pada kedalaman 5-20 m disemua tipe terumbu karang dengan kategori kondisi yang baik. ikan kerapu dalam kehidupannya biasanya menetap atau tidak berpindah-pindah sedentary, kebanyakan ikan kerapu macan memanfaatkan liang atau lobang yang ada di daerah terumbu karang sebagai tempat berlindung Yeeting et al 2001.