Komunitas Ikan Kerapu Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang

21 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 di Kawasan Konservasi Perairan Berau, Kalimantan Timur. Kabupaten Berau terbagi dalam 13 kecamatan dan 8 kecamatan diantaranya memiliki wilayah pesisir dan laut yaitu Kec. Sambaliung, Kec. Pulau Derawan, Kec. Pulau Maratua, Kec. Tabalar, Kec. Biatan-Lempake, Kec. Talisayan, Kec. Batu Putih dan Kec. Biduk-biduk. Berdasarkan metode purposive sampling, maka lokasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu Kec. Sambaliung, Kec. Pulau Derawan, Kec. Talisayan, Kec. Batu Putih dan Kec. Biduk-biduk. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian Sumber : BPSPL Pontianak 2011

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.2.1 Data Primer

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi yaitu mengamati secara langsung kondisi lapangan. Data primer diperoleh dengan melakukan pengukuran, pengamatan, wawancara, serta pengisian kuesioner Lampiran 1 dan 22 Lampiran 2. Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari : hasil tangkapan kerapu harian, jumlah bubu harian yang digunakan untuk menangkap kerapu, perspektif masyarakat mengenai program konservasi, data sosial ekonomi nelayan setempat, serta profil umum mengenai kawasan konservasi perairan Berau. Selain itu jenis data primer yang diambil adalah data sosial ekonomi meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengalaman sebagai nelayan, dan informasi penting lainnya sesuai tujuan penelitian. Beberapa pihak yang menjadi narasumber dari penelitian ini diantaranya nelayan, instansi pemerintahan, dan sektor swasta, baik pengusaha ataupun lembaga pengelola kawasan konservasi perairan Berau. Wawancara dan pengisian kuesioner dilakukan untuk memperoleh informasi jumlah tangkapan perhari, wilayah penangkapan ikan, dan jenis alat tangkap yang digunakan serta data primer lainnya yang dapat digunakan sebagai informasi pendukung bagi penelitian ini. Kegiatan wawancara atau pengisian kuesioner dilakukan pada nelayan penangkap ikan karang yang ada pada saat pengamatan, sedangkan bagi instansi pemerintahan dan lembaga terkait lainnya dilakukan sesuai dengan kesempatan pada saat pengambilan data. 3.2.2 Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui studi pustaka, buku- buku dan laporan ilmiah hasil penelitian sebelumnya ataupun data penelitian yang diperoleh dari instansi lembaga lain, serta buku yang terkait dengan penelitian ini. Data sekunder yang dikumpulkan terbagi menjadi empat yaitu data yang terkait ekologi terumbu karang, data terkait produksi dan nilai ekonomi dari karang dan perikanan karang, profil umum mengenai kawasan, serta data sosial ekonomi masyarakat berdasarkan kependudukan. Data ekologi karang meliputi sebarandistribusi terumbu karang, jenis karang, dan kondisi tutupan karang sebelum dan sesudah terbentuk menjadi KKP. Sedangkan untuk data perikanan karang meliputi produksi ikan karang, dan nilai harga ikan tangkapan dalam tahunan dan harian, serta upaya atau alat yang digunakan untuk kegiatan penangkapan ikan. Selain itu, informasi mengenai kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar selama kurun waktu tertentu juga diperlukan untuk melihat komposisi dan perubahan dari kesejahteraan masyarakat tersebut. Informasi- informasi tersebut diperoleh dari instansi terkait baik dari pemerintahan ataupun sektor swasta.

3.3 Prosedur Penelitian

Alat yang digunakan adalah kamera digital untuk dokumentasi jenis ikan yang terdapat dan tertangkap di KKP Berau, dan alat tulis buku, pensil atau bolpoin untuk pencatatan data serta pengisian kuesioner, serta perangkat lunak komputer. Sedangkan bahan yang digunakan adalah responden di KKP Berau, peta lokasi kawasan, formulir kuesioner, data sheet dan bahan pustaka yang