51
5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung dan analisis data serta pembahasan yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Kondisi ekosistem terumbu karang selama kurun waktu 8 tahun 2003- 2011 terakhir mengalami penurunan sebesar 36 atau setara dengan 4,5
per tahun kondisi ekosistem terumbu karang mengalami kerusakan. 2. Tren penangkapan ikan kerapu selama penelitian mengalami penurunan
setiap harinya karena lokasi penangkapan yang tidak berubah rata-rata 2 ekor. Selain itu, pada umumnya nelayan menangkap di sekitar wilayah
yang dicadangkan sebagai wilayah konservasi.
3. Aktivitas penangkapan ikan kerapu oleh nelayan di Kabupaten Berau sudah terspesifikasi dengan baik yaitu menggunakan alat tangkap bubu
perangkap yang diperuntukkkan bagi daerah karang, namun masih terdapat nelayan yang tidak bertanggung jawab yang melakukan kegiatan
penangkapan dengan bom dan potassium.
4. Analisis menunjukkan bahwa ekosistem terumbu karang sangat memberikan pengaruh terhadap kelimpahan ikan. Hal tersebut ditunjukkan oleh
banyaknya jumlah ikan yang terdapat di karang dengan persen tutupan karang hidup yang besar. Selain itu, dari analisis yang sama dapat
disimpulkan bahwa jika KKP Berau dikelola dengan baik dan persentase tutupan karang hidup dapat ditingkatkan, maka jumlah individu ikan yang
akan naik sebesar 5 individu per persen tutupan karang hidup.
5. Penurunan kelimpahan ikan di alam mengakibatkan turunnya kemampuan alat tangkap dalam menghasilkan tangkapan ikan kerapu, sehingga nilai
pendapatan yang diperoleh nelayan dari kerapu juga menurun menjadi Rp. 241.472,8014 per kg.
6. Manfaat KKP Berau bagi perikanan belum dapat dirasakan secara nyata karena peraturan mengenai KKP Berau belum ditetapkan secara legal,
belum adanya sistem zonasi, dan belum dilaksanakannya kegiatan pengelolaan terhadap KKP Berau, sehingga segala bentuk penyimpangan
yang terjadi terhadap pengelolaan KKP Berau pun belum bisa diselesaikan.
7. Kunci keberhasilan dalam kegiatan pengelolaan KKP Kabupaten Berau yaitu dengan meningkatkan kualitas dari lima faktor yang menjadi kunci
keberhasilan yaitu kualitas SDM, produksi perikanan, harga komoditas perikanan, lokasi konservasi, serta pengawasan dan penerapan sanksi.
Berdasarkan analisis prospektif, maka skenario yang paling memungkinkan untuk pengelolaan KKP Berau saat ini yaitu skenario moderat.
52
5.2 Saran
Penelitian selanjutnya memerlukan informasi mendalam mengenai kondisi ekologis karang per satuan waktu time series, kelimpahan ikan karang per luasan
tertentu, serta produksi tahunan ikan karang. Untuk mengetahui faktor lain yang mempengaruhi kondisi karang tersebut juga diperlukan informasi mengenai
kegiatan perikanan lainnya yang terjadi di wilayah pesisir Kabupaten Berau ataupun di seitar ekosistem terumbu karang tersebut seperti kegiatan
pertambangan, budidaya, pelabuhan, industri, dan lainnya. Hal ini menjadi penting karena tingginya usaha selain perikanan yang dapat memberikan dampak
negatif bagi sektor perikanan. Selain itu, disarankan juga kepada pihak berwenang untuk segera menetapkan kawasan perairan Kabupaten Berau ini
menjadi suatu Kawasan Konservasi Perairan mengingat besarnya manfaat yang dapat diberikan dari kawasan tersebut bagi kepentingan manusia dan
keberlanjutan lingkungan.
53
DAFTAR PUSTAKA
Acosta CA, dan Robertson DN. 2002. Diversity In Coral Reef Fish Communities : The Effects Of Habitat Patchiness Revisited. Marine Ecology
– Progress Series 227 : 87-96.
Adrianto L. 2006. Sinopsis Pengenalan Konsep dan Metodologi Valuasi Ekonomi Sumberdaya Pesisir dan Laut. Bogor. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan
Laut, PKSPL IPB.
Allen, G.R. 2003. Coral Reef Fishes of Berau, East Kalimantan. TNC Consultancy Report. The Nature Conservancy, East Kalimantan.
Anderson K. 2002. A Study Of Coral Reef Fishes Along A Gradient Of Disturbance In The Langkawi Archipelago, Malaysia. Undergraduate Thesis
In Biology, Department Of Animal Ecology, Uppsala University, Sweden. http:www.coralcay.orgsciencepublicationsphilippines_m_2001_dunjung
an3_fish.pdf.
Anderson LG, dan Seijo JC. 2010. Bioeconomics Of Fisheries Management. State Avenue, Ames, Iowa, USA. Wiley-Blackwell.
Barton DN. 1994. Economic Factors And Valuation Of Tropical Coastal Resources. SMR Report 1494. Centre For Studies Of Environment And
Resources. University Of Bergen, Norway. Badan Pengelola Sumberdaya Pesisir Dan Lautan Pontianak Pemerintah
Kabupaten Berau. 2011. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Berau. Buku 2: rencana zonasi.
Bell JD, dan Galzin R. 1984. Influence Of Live Coral Cover On Coral-Reef Fish
Communities. Germany. Marine Ecology – Progress Series 15 : 265-274.
Bene C dan Tewfik A. 2000. Analysis Of Fishing Effort Allocation And Fishermen Behaviour Through A System Approach. Centre For The
Economics And Management Of Aquatic Resources University Of Portsmouth.
Bengen DG. 2001. Ekosistem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serta Pengelolaan Secara Terpadu dan Berkelanjutan. Makalah Pelatihan Pengelolaan Wilayah
Pesisir Terpadu 29 Oktober-3 Nopember 2001. Boer M. 2008. Metode Penarikan Contoh. Bogor. Laboratorium Biomatematika
dan Biostatistika, Bagian Manajemen Sumberdaya Perikanan, Departemen
54 Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor. 80p. Bohnsack JA. 1996. Marine Reserves, Zoning, And The Future Of Fishery
Management. Fisheries 21 9 : 14-16. Bunce L, Townsley P, Pomeroy R, Pollnac R. 2000. Socioeconomic Manual for
Coral Reef Management. Australia : Australian Institute of Marine Science. Burke L, Selig E, dan Spalding M. 2002. Reefs At Risk In Southeast Asia. World
Resource Institute. Amerika Serikat. Brown ME. 1957. The Physiology of Fishes. Academic Press Inc. New York.
Chabanet P, Ralambondrainy H, Amanieu M, Faure G, dan Galzin R. 1997.
Relationships Between Coral Reef Substrata And Fish. Coral Reefs 16 : 93- 102.
Choat JH, dan Bellwood DR. 1991. Reef Fish : Their History And Evolution. In The Ecology Of Fishes On Coral Reefs. San Diego, CA. Academic Press.
39-95 pp. Cicin Sain dan Knecht RW. 1998. Integrated Coastal And Marine Management.
Island Press. Washington DC. Claudet J, Pelletier D, Jouvenel JY, Bachet F, dan Galzin R. 2006. Assessing The
Effects Of Marine Protected Area MPA On a Reef Fish Assemblage In a Northwestern Mediterranean Marine Reserve : Identifying Community-
Based Indicators. Perancis. Biological Conservation 130 : 349-369.
Dahuri R, Rais J, Ginting SP, dan Sitepu MJ. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Edisi Revisi. Cetakan kedua.
Jakarta. PT Pradnya Paramita. Domier ML, Colin PL. 1997. Tropical Reef Fish Spawning Aggregations :
Defined and Reviewed. Bull. Mar. Sci 60 : 698-726. Effendi MI. 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama.
English S, C Wilkinson, dan V Baker. 1997. Survey Manual For Tropical Marine
Resources. ASEAN-Australian Marine Science Project : Living Coastal Resources. Australian Institute Of Marine Science. Townsville. 368p.
FAO. 2003. The Ecosystem Approach To Fisheries. FAO Technical Guidelines For Responsible Fisheries. No 4, Suppl2. Rome. FAO.112pp.
55 FAO. 2011. Fisheries Management. 4. Marine Protected Areas and Fisheries.
FAO Technical Guidelines For Responsible Fisheries. No 4, Suppl 4. Rome. FAO. 198p.
Gao L, dan Hailu A. 2011. Evaluating The Effects Of Area Closure For Recreational Fishing In A Coral Reef Ecosystem : The Benefits Of An
Integrated Economic And Biophysical Modeling. Heemstra PC and Randall JE. 1993. FAO Species Catalogue. Vol 16. Grouper of
the World Family Serranidae, Sub Family Ephinephelus. An Annoted and Illustrated Catalogue of the Grouper and Lyretail Species Known to Date.
Rome. FAO Fisheries Synopsis 125 16 : 242 p.
Hockings M, Stolton S, dan Dudley N. 2000. Evaluating Effectiveness : A Framework For Assessing The Management Of Protected Areas. Gland,
Switzerland. IUCN. Hockings M, Stolton S, Courrau J, Dudley N, Leverington F, dan Courrau J. 2006.
Evaluating Effectiveness : A Framework For Assessing The Management Of Protected Areas. Second Edition. Gland, Switzerland and Cambridge,
UK. IUCN.
http:kkji.kp3k.kkp.go.idindex.phpberitabaru186-capaian-2013-pengelolaan- efektif-kkp-3k-capai-3,647-juta-hektar,-luasan-kkp-3k-bertambah-689-ribu-
hektar [diunduh 20 Juli 2014] Jacub R, Wilson J, Ardiwijaya R. 2012. Managing for Recovery : Translating
Monitoring Results inti Management Decisions in Indonesia. International Coral Reef Symposium. Bali.
Juanda B. 2007. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Bogor. IPB Press. Kelleher G. 1999. Guidelines For Marine Protected Areas. Best Practice Protected
Area Guidelines Series No. 3. Gland, Switzerland. International Union for Conservation of Nature IUCN : and Cardiff, Wales, UK. Cardiff
University.
Khoiriya N. 2010. Ecology And Economic Analysis Of The Effect Coral Bleaching On Fish Resources Case Study Karimunjawa National Park,
Central Java Province Thesis. Post Graduate School, Bogor Agricultural University.
Kuiter RH. 1992. Tropical Reef-fishes of the Western Pacific, Indonesia and Adjacent waters. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Lain AH. 2011. Analisis Ekologi-Ekonomi Pengelolaan Perikanan Berbasis Ekosistem Terumbu Karang Studi Kasus Perairan Pulau Liwutongkidi,