Ekosistem Terumbu Karang Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang

19 Tabel 1. Nilai Ekonomi Jasa dan Barang dari Sumber Daya Terumbu Karang Manfaat Ekonomi Lokasi Studi dan Pustaka Nilai Ekonomi Manfaat Langsung : - Perikanan Philippines McAllister, 1988 US 80 jutathn Galapagos National Park de Groot, 1992 US 0,70hathn ikan dan krustase Indonesia Coral Reefs Cesar, 1996 US 40.000 peracunan ikan US 86.000 pemboman ikan US 81.000 sedimentasi US 109.000 tangkap lebih Montego Bay Coral Reefs Gustavson, 1998 US 1,31 juta 1996 Great Barrier Reefs Driml, 1999 US 143 juta 1996 - Turisme Virgin Islands National Park, St. Johns US 8.295ha 2.820 ha Rekreasi Posner et.al., 1981 Bacuit Bay, Philippines US 6.280 logging Hodgson dan Dixon, 1988 US 13.334 larangan logging Galapagos National Park, Ecuador Edwards, 1991 US 312hariorang John PennekampKey Largo Leeworthy, 1991 US 285 - 426hariorang Galapagos National Park de Groot, 1992 US 45hathn US 1300hathn Bonaire Marine Park Pendleton, 1995 US 7,9 - 8,8 juta 1991 NPV US 74,21 juta r = 10; 20 thn Indonesia Coral Reefs Cesar, 1996 US 3.000 - 436.000 peracunan ikan US 3.000 - 482.000 pemboman ikan dan penambangan karang US 192.000 sedimentasi Montego Bay Coral Reefs Gustavson, 1998 US 315 juta 1996 Great Barrier Reefs Driml, 1999 AU 769 juta 1996 Andaman Sea, Thailand Seenprachawonng, 2003 US 205,42 juta US 5.243hathn Bolinao Coral Reefs, Philippines US 223person Ahmed et.al., 2003 US 1,3 juta 2000 Coral-surrounded Hon Mun Islands, Vietnam US 17,9 jutathn Pham dan Tran, 2003 Pulau Payar Marine Park, Kedah, US 390.000 Malaysia Yeo, 2003 - Perdagangan Phillipines McAllister, 1988 US 10 jutathn akuarium - Penjualan produk Galapagos National Park de Groot, 1992 US 0,40hathn Ornamen - Material Bangunan Galapagos National Park de Groot, 1992 US 5,20hathn - Pendidikan Galapagos National Park de Groot, 1992 US 2,73hathn dan riset Panama Coral Reefs Spurgeon, 1992 US 2,5 juta 1991 Manfaat Tidak Langsung : - Perlindungan Philippines Coral Reefs McAllister, 1991 US 22 milyar 22.000 km 2 Pantai Indonesia Coral Reefs Cesar, 1996 US 9.000 - 193.000 pemboman ikan ; US 12.000 - 260.000 penambangan karang - Merawat biodiversitas Galapagos National Park de Groot, 1992 US 4,9hathn - Perlindungan alami Galapagos National Park de Groot, 1992 US 0,55hathn Nilai Bukan Manfaat : - Budayaartistik Galapagos National Park de Groot, 1992 US 0,20hathn - Spritual Galapagos National Park de Groot, 1992 US 0,52hathn - Nilai pilihan Galapagos National Park de Groot, 1992 US 120hathn Sumber : Cesar dan Chong 2000 in Lestaluhu 2008 20

2.5 Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan bagi Perikanan Berkelanjutan

Menurut Charles 1993 in Lain 2011 pembangunan perikanan berkelanjutan harus mengadopsikan konsep pembangunan perikanan yang mengandung beberapa aspek yaitu :  Ecological sustainability keberlanjutan ekologi. Dalam pengelolaan ekologi secara berkelanjutan biomassa atau stok harus diperhatikan sehingga tidak melewati daya dukung serta meningkatkan kapasitas dan kualitas dari ekosistem menjadi perhatian utama.  Socioeconomic sustainability keberlanjutan sosio-ekonomi adalah pembangunan perikanan harus memperhatikan keberlanjutan dari kesejahteraan penduduk dan pengurangan kemiskinan dengan mempertahankan atau mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.  Community sustainability merupakan suatu kerangka keberlanjutan kesejahteraan yang menyangkut komunitas masyarakat yang harus diperhatikan dalam pembangunan perikanan berkelanjutan.  Institutional sustainability keberlanjutan kelembagaan menyangkut pemeliharaan aspek finansial dan administrasi yang sehat. Dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan bagi perikanan berkelanjutan ini perlu diperhatikan keterpaduan, seperti dalam pengelolaan wilayah pesisir yaitu 1 keterpaduan antar sektor ; 2 keterpaduan ruang spatial ; 3 keterpaduan pengelolaan berbasis ilmu pengetahuan ; 4 keterpaduan kelembagaan ; dan 5 keterpaduan internasional Cicin-Sain dan Knecht 1998. Proses pengelolaan dilakukan dengan mengidentifikasi dan analisis mengenai berbagai isu terkait pengelolaan atau pemanfaatan yang ada atau diprediksi akan muncul dan kemudian menyusun serta melaksanakan program aksi dan kebijakan untuk mengatasi isu tersebut. Menurut Cicin-Sain dan Knecht 1998, proses pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu dan berkelanjutan memiliki empat tahapan utama yaitu penataan dan perencanaan, formulasi, implementasi serta pengumpulan dan analisis data guna mengidentifikasi kendala dan permasalahan potensi dan peluang pembangunan dan tantangan. 21 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 di Kawasan Konservasi Perairan Berau, Kalimantan Timur. Kabupaten Berau terbagi dalam 13 kecamatan dan 8 kecamatan diantaranya memiliki wilayah pesisir dan laut yaitu Kec. Sambaliung, Kec. Pulau Derawan, Kec. Pulau Maratua, Kec. Tabalar, Kec. Biatan-Lempake, Kec. Talisayan, Kec. Batu Putih dan Kec. Biduk-biduk. Berdasarkan metode purposive sampling, maka lokasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu Kec. Sambaliung, Kec. Pulau Derawan, Kec. Talisayan, Kec. Batu Putih dan Kec. Biduk-biduk. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian Sumber : BPSPL Pontianak 2011

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.2.1 Data Primer

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi yaitu mengamati secara langsung kondisi lapangan. Data primer diperoleh dengan melakukan pengukuran, pengamatan, wawancara, serta pengisian kuesioner Lampiran 1 dan