35
10 20
30 40
50 60
70 80
K K
B _
S K
K B
_ N
M R
T_ W
P Y
G _
S W
M R
S _
W M
R S
_ S
W M
R T_
N E
M R
S _
N E
S TG
_ E
P JG
_ E
D R
W _
E M
S B
_ E
S M
M _
E S
G L_
S W
S G
L_ N
E K
N B
_ S
W M
TH _
N W
D G
L_ N
K B
S _
N W
K B
S _
N B
K P
_ E
B K
P _
N B
K P
_ S
Lokasi Pengamatan
P e
r s
e n
tas e
P e
n u
tu p
an K
ar an
g H id
u p
tutupan karang sebesar 61 yang dikategorikan cukup baik, turun menjadi 25 pada tahun 2011. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Penurunan Luasan Tutupan Karang Kabupaten Berau Sumber : Jakub et al. 2012
Hasil survey pada tahun 2011 di 23 lokasi yang ada di Kabupaten Berau menunjukkan bahwa rata-rata persentase luasan tutupan karang hidup karang
keras dan karang lunak berada dibawah 40 Lampiran 3. Persentase tutupan karang hidup terbesar terdapat di lokasi SGL_SW transek 1 yaitu Pulau Sangalaki
dengan besar tutupan karang mencapai 72 dengan komposisi mayoritas karang lunak sebesar 59 dan karang keras 13 , sedangkan persentase tutupan karang
terkecil terdapat di lokasi BKP_N transek 2 yaitu Pulau Balikukup dengan luasan tutupan karang hanya 2 yang terdiri dari 1 karang keras dan 1 karang
lunak. Kondisi ekosistem terumbu karang selama kurun waktu 8 tahun 2003- 2011 terakhir mengalami penurunan sebesar 36 atau setara dengan 4,5 per
tahun kondisi ekosistem terumbu karang mengalami kerusakan Lampiran 4.
Informasi persentase tutupan karang hidup tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Persentase Tutupan Karang Hidup Tiap Lokasi Sumber : TNC 2011 diolah 2013
36
733,1 1151,6
723,5 732,6
737,3
200 400
600 800
1000 1200
1400
2007 2008
2009 2010
2011 Tahun
P ro
d u
k si
K er
ap u
4.2.2 Kondisi Perikanan dan Masyarakat Nelayan a. Tren Sumber Daya Perikanan
Selama lima tahun terakhir setelah dikeluarkannya peraturan Bupati Berau pada tahun 2005 mengenai penetapan laut Berau menjadi Kawasan Konservasi
Laut Daerah Kabupaten Berau, terjadi penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2011 terhadap jumlah trip dari beberapa alat upaya penangkapan
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya Lampiran 5. Menurunnya jumlah alat tangkap tersebut mengakibatkan hasil tangkapan juga menurun. Kegiatan
penangkapan di daerah ekosistem terumbu karang KKP Berau dilakukan menggunakan alat tangkap bubu.
Keberagaman jenis ikan karang di perairan Kabupaten Berau menjadikan komoditas ini memiliki potensi yang besar untuk dijadikan target utama
penangkapan bagi nelayan. Selain permintaan yang besar terhadap beberapa jenis ikan karang, harga yang sangat tinggi pun menjadi alasan besarnya eksploitasi
terhadap ikan karang dibandingkan ikan lainnya. Ikan yang menjadi target utama di Kabupaten Berau ini yaitu ikan karang dari jenis kerapu, kakap dan napoleon.
Namun adanya peraturan perlindungan bagi ikan napoleon menjadikan ikan kerapu merupakan ikan target utama nelayan Kabupaten Berau.
Kondisi perikanan suatu daerah secara sederhana dapat diidentifikasi melalui tren penangkapan produksi tahunan ikan di daerah tersebut. Tren
produksi perikanan dapat menggambarkan kondisi perikanan pada satuan waktu tertentu dan dapat digunakan untuk menduga tangkapan lestarinya. Produksi ikan
kerapu di Kabupaten Berau selama lima tahun terakhir umumnya tetap, hal ini dapat disebabkan oleh ikan kerapu yang merupakan komoditas ekspor dengan
permintaan yang cenderung tetap atau meningkat setiap tahunnya Lampiran 6. Produksi tahunan ikan kerapu tersebut dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Tren Produksi Tahunan Ikan Kerapu Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Berau
Berdasarkan Gambar 7, dapat dilihat bahwa tren produksi ikan kerapu cenderung tetap setiap tahun selama lima tahun terakhir. Sementara itu,
kemampuan alat atau upaya tangkap yang ada di Kabupaten Berau mengalami penurunan selama lima tahun terakhir Lampiran 12. Hal tersebut dapat dilihat
pada Gambar 8.
37
y = - 0,0000000366 x + 0,0451132446 R
2
= 0,8781999520
0,0000 0,0050
0,0100 0,0150
0,0200 0,0250
0,0300
100000 200000
300000 400000
500000 600000
700000
Effort standar
C P
U E s
tan d
ar
Gambar 8. Tren Penurunan CPUE Tahun 2007 – 2011
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Berau
b. Daerah Tangkapan Nelayan
Program konservasi yang pernah ditetapkan pada tahun 2005 menyebabkan adanya aturan mengenai daerah penangkapan bagi nelayan. Hal ini
mengakibatkan pentingnya daerah tangkapan nelayan tersebut untuk ditetapkan sesuai tujuan program konservasi, sehingga pengelolaannya dapat dilakukan
dengan baik. Namun, berdasarkan hasil wawancara dan survey, di Kawasan Konservasi Perairan Berau nelayan melakukan kegiatan penangkapan ikan
menurut pengalaman dengan daerah tangkapan yang tidak banyak berubah setiap waktunya. Daerah sebaran tangkapan nelayan kerapu dan pendapat nelayan
mengenai perubahan daerah tangkapan akibat penetapan KKP Berau ini berdasarkan hasil survey dan wawancara di Kawasan Konservasi Perairan Berau
disajikan pada Gambar 9 dan Gambar 10.
Gambar 9. Daerah Sebaran Tangkapan Nelayan Kerapu 2012