mikro setempat dapat diminimalisir, sehingga data yang diambil merupakan data representatif iklim mikro pada setiap land use yang berbeda.
Tahap selanjutnya yaitu, overlay dengan peta penutupan lahan Land Cover yang didapatkan dari hasil pengolahan data citra Landsat 7 ETM sehingga
diketahui luasan RTH pada masing-masing kawasan. Luasan RTH pada tiga kawasan terbesar pada masing-masing land use tersebut kemudian dirata-ratakan
dan luas ruang terbuka hijau yang paling mendekati rata-rata itulah yang dipilih sebagai lokasi pengambilan data karena memilki luasan yang dianggap dapat
mewakili untuk setiap land use yang berbeda. Untuk lebih jelas, bagan tahapan penelitian dalam menentukan lokasi pengambilan data terlihat pada gambar 5.
Ket : dilihat dari
Gambar 5 Tahapan Pemilihan Lokasi Pengambilan Data
3.5.5 Lokasi dan Titik Pengambilan Data
Pemilihan lokasi pengambilan data iklim mikro berdasarkan land use yang merupakan tiga kawasan terbesar di kota Jakarta dan berdasarkan perhitungan
luasan RTH. Pemilihan titik pengukuran iklim mikro, berdasarkan ketersediaan tiga struktur vegetasi berbeda yaitu pohon, semak dan rumput yang memilki
kesamaan karakteristik umum pada semua land use sehingga didapatkan lokasi pengambilan data iklim mikro pada empat land use yang berbeda yaitu pada
kawasan taman kota, CBD, perumahan dan industri. Peta pemilihan tiga kawasan terbesar pada masing-masing land use dapat dilihat pada gambar 6.
Tiga Kawasan Terbesar
RTRW Jakarta Luas RTH
Kawasan
Peta Land cover Luas RTH
Paling mendekati rata-rata
Empat lokasi terpilih setiap
land use berbeda
Gambar 6 Peta Pemilihan Lokasi Pengambilan Data
3.5.5.1 Pemilihan Lokasi Pengambilan Data pada kawasan Perumahan
Menurut hasil digitasi dari RTRW DKI Jakarta tahun 2010, kawasan perumahan terbesar dari keseluruhan Jakarta terdapat pada tiga kecamatan ini,
yaitu kecamatan Cakung, Duren Sawit dan Cilandak. Ketersedian RTH di ketiga kawasan perumahan ini sangat minim, dengan rata-rata 4,83 Ha. Dilihat dari tabel,
kecamatan yang memiliki luas RTH yang mendekati rata-rata adalah kecamatan Cakung dengan luas RTH sebesar 3,42 Ha. Pada kecamatan Cakung, perumahan
terbesar adalah perumahan Metland Menteng. Perumahan ini cukup luas dan banyak ditanami berbagai macam vegetasi peneduh, semak maupun groundcover,
sehingga lokasi ini cocok dijadikan sebagai lokasi pengambilan data iklim mikro.
Tabel 3 Pemilihan Lokasi Perumahan
No. Nama Kecamatan
Luas Ruang Terbuka Hijau Ha
Luas Lahan Terbangun Ha
1. Cakung
3,42 143,28
2. Duren sawit
7,83 183,96
3. Cilandak
3,24 379,26
Rata- rata 4,83
3.5.5.2 Pemilihan Lokasi Pengambilan Data pada kawasan Central Business Distric CBD
Pemilihan tiga kawasan CBD dilihat dari peta RTRW didapatkan kecamatan Cempaka Putih, Menteng dan Senen sebagai kawasan terbesar. Rata-
rata yang diperoleh dari ketiga kawasan terbesar adalah 3,6 Ha sehingga dilihat dari nilai rata-rata tersebut, kawasan yang memiliki luas Ruang Terbuka Hijau
RTH yang mendekati rata-rata adalah kawasan CBD Menteng yang memiliki luas 3,6 Ha. Namun, pengukuran iklim mikro menggunakan Heavy Weather
dilakukan pada kawasan CBD dilakukan di kawasan cempaka putih, yaitu tepatnya di depan ruko cempaka mas karena dilokasi CBD menteng tidak
ditemukan struktur vegetasi yang sesuai kriteria umum pemilihan vegetasi untuk dilakukan pengukuran iklim mikro. Di depan ruko cempaka mas terdapat
kumpulan RTH yang terdiri dari pohon, semak dan rumput.
Tabel 4 Pemilihan Lokasi CBD
No. Nama Kecamatan
Luas Ruang Terbuka Hijau Ha
Luas Lahan Terbangun Ha
1. Cempaka Putih
3,87 138,34
2. Menteng
3,6 113,04
3. Senen
3,33 119,79
Rata- rata 3,6
3.5.5.3 Pemilihan Lokasi Pengambilan Data pada kawasan Industri
Kawasan industri terbesar terdapat di kecamatan Cakung, Kalideres dan Cilincing dengan rata-rata RTH dari ketiga kawasan adalah 20,94. Jumlah RTH
ini masih tidak terlalu banyak karena luas lahan terbangun di kawasan industri masih jauh lebih besar jumlahnya. Kawasan yang memiliki luas ruang terbuka
hijau yang mendekati rata-rata adalah kawasan industri di kecamatan Cilincing. Namun, tidak ditemukan struktur vegetasi yang sesuai dengan kriteria secara
umum pada semua land use, maka diambil luas ruang terbuka hijau yang mendekati rata-rata kedua yaitu kecamatan Cakung. Di kecamatan ini, kawasan
industri terbesar terdapat di kawasan Jakarta Industrial Estate Pulogadung JIEP letaknya berbatasan dengan kecamatan Pulogadung. Namun, kawasan ini masih
masih bagian dari kecamatan Cakung. Pengukuran iklim mikro dilakukan di kawasan industri ini karena kawasan ini merupakan salah satu industri besar yang
terdapat di Pulogadung sehingga dapat terlihat secara nyata besarnya pengaruh yang dirasakan di kawasan ini.
Tabel 5 Pemilihan Lokasi Industri
No. Nama Kecamatan
Luas Ruang Terbuka Hijau Ha
Luas Lahan Terbangun Ha
1. Cakung
10,44 174,69
2. Kalideres
38,97 225,72
3. Cilincing
13,41 275,58
Rata- rata 20,94
3.5.5.4 Pemilihan Lokasi Pengambilan Data pada Kawasan Taman Kota
Jakarta memiliki banyak taman kota, berdasarkan peta RTRW tiga kawasan taman kota yang memiliki luasan rata-rata terbesar dari seluruh taman
kota yang ada terdapat di kecamatan Gambir dan Menteng. Rata-rata luas ruang terbuka hijau dari ketiga taman kota diatas sebesar 24,3 Ha sehingga taman kota
yang dipilih adalah taman kota yang memiliki luas mendekati rata-rata dengan
luas sebesar 1,8 Ha. Pengambilan data iklim mikro dilakukan pada kawasan Taman Suropati. Pada taman tersebut, terdapat pohon, semak dan rumput
sehingga dapat dilakukan pengukuran iklim mikro.
Tabel 6 Pemilihan Lokasi Taman Kota
No. Nama Kecamatan
Luas Ruang Terbuka Hijau Ha
Luas Lahan Terbangun Ha
1. Gambir
70,29 21,59
2. Menteng taman menteng
0,81 2,34
3. Menteng taman suropati
1,8 0,9
Rata- rata
24,3
3.5.6. Pemilihan Titik Pengambilan Data pada Struktur Vegetasi