pohon. Di bawah naungan pohon, suhu udaranya lebih rendah dibandingkan dengan semak dan rumput. Namun, untuk kelembaban udara, pohon lebih tinggi
dengan angka rata-rata mencapai 61 persen. Dari hasil uji statistik melalui uji T One way anova dengan taraf nyata 0,05 terhadap ketiga vegetasi dimana nilai
probabilitas dari 0,05 maka H ditolak sehingga terdapat perbedaan nilai
kelembaban udara pada pohon, semak dan rumput. Nilai rata-rata kelembaban udara pada pohon, semak dan rumput berturut-turut sebesar 61,0 persen, 55,7
persen dan 55,0 persen. Selisih kelembaban udara pohon dan semak 5,3 persen, selisih kelembaban
udara semak dan rumput 0,7 persen dan selisih antara kelembaban udara pohon dengan rumput sebesar 6,0 persen. Pohon memiliki kelembaban udara yang lebih
tinggi bila dibandingkan dengan semak dan rumput, hal ini disebabkan karena pohon yang satu dengan yang lainnya yang ada di taman Suropati letaknya
berdekatan dan cukup rindang. Faktor yang mempengaruhi keadaan tersebut yaitu kemampuan evapotranspirasi lebih baik karena tajuk pepohonan yang rapat
sehingga kandungan uap air di bawah pohon lebih banyak sedangkan semak memiliki kelembaban udara yang lebih tinggi dari pada rumput karena semak
masih memiliki naungan dan ukuran semak lebih tinggi dari pada rumput.
5.2.2 Iklim Mikro Kawasan CBD
Kawasan pusat kota Jakarta secara besar-besaran mengalami pergeseran fungsi lahan. Ruang terbuka hijau kota beralih fungsi menjadi kawasan bisnis,
supermall, pekantoran dan sebagainya. Kawasan CBD Central Business Distric terdiri dari banyak bangunan dan perkerasan sehingga memiliki sedikit RTH.
Keberadaan RTH pada kawasan ini, semakin lama semakin berkurang, proporsi antara bangunan dan RTH tidak seimbang sehingga memicu naiknya suhu udara.
Salah satu kawasan CBD terbesar di kota Jakarta adalah kawasan CBD cempaka putih. Kawasan ini banyak terdapat gedung-gedung perbelanjaan, ruko, maupun
gedung perkantoran. Akan tetapi, tepat di depan ruko Cempaka Mas masih terdapat RTH yang cukup luas sehingga dilakukan pengukuran di lokasi ini
karena area ini diasumsikan dapat mewakili seluruh kawasan CBD Cempaka Putih.
Pengambilan data iklim mikro di kawasan CBD dilakukan selama tiga hari mulai dari tanggal 31 Juli 2012 sampai dengan 2 Agustus 2012. Pengukuran
menggunakan alat Heavy Weather dilakukan pada pukul 12.30-13.00 WIB pada saat cuaca cerah. Suhu dan kelembaban udara di ukur di bawah naungan pohon
tanjung Mimusoph elengi L setinggi ± 8m dengan tajuk bundar seperti bola ,untuk semak dilakukan pengukuran iklim mikro pada tanaman gardenia
Gardenia jasminoides setinggi ± 1,8 m, dan pengukuran pada rumput, dilakukan di atas permukaan rumput gajah Axonopus compressus. Data hasil pengukuran
iklim mikro pada kawasan CBD Cempaka Putih yang dilakukan selama tiga hari terlampir pada tabel Lampiran 3. Perbandingan laju perubahan suhu maupun
kelembaban udara dari hasil pengulangan selama dilapangan lebih jelas dapat telihat pada grafik di bawah ini.
Gambar 24 Grafik Suhu Udara di Kawasan CBD
Grafik di atas menunjukkan perbandingan laju suhu udara setiap menitnya pada kawasan CBD Cempaka Putih. Pada grafik terlihat bahwa rumput memiliki
suhu tertinggi jika dibandingkan dengan pohon dan semak. Namun, untuk kenaikkan suhu hanya semak yang terlihat mengalami peningkatan sedangkan
untuk pohon dan rumput tidak begitu mengalami kenaikan ataupun penurunan suhu. Dari hasil uji statistik melalui uji T One way anova dengan taraf nyata 0,05
terhadap ketiga vegetasi dimana nilai probabilitas dari 0,05 maka H ditolak
sehingga terdapat perbedaan nilai suhu udara pada pohon, semak dan rumput. Suhu rata-rata pohon pada kawasan ini 31,9
⁰C, sedangkan semak dan rumput memiliki suhu rata-rata masing-masing sebesar 34,3
⁰C dan 35,7⁰C
.
30,0 32,0
34,0 36,0
38,0 40,0
1 3
5 7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 S
u h
u U
d ar
a ◦
Suhu Udara Kawasan CBD
Pohon Semak
Rumput
Selisih suhu udara antara pohon dan semak pada kawasan CBD sebesar 2,4
⁰C, selisih suhu udara antara semak dan rumput sebesar 1,4⁰C sedangkan selisih suhu udara antara pohon dengan rumput sebesar 3,8
⁰C. Suhu udara dibawah naungan pohon cenderung lebih kecil bila dibandingkan dengan suhu
udara semak dan rumput. Hal ini disebabkan karena pohon memiliki tajuk yang dapat menyebarkan sinar matahari sehingga suhu area disekitarnya dapat
direduksi dengan baik sedangkan semak memiliki area tajuk yang lebih kecil bila dibandingkan dengan pohon, sehingga kemampuan mereduksi suhu udaranya juga
lebih rendah. Struktur vegetasi rumput memiliki suhu udara yang paling tinggi karena rumput menerima langsung sinar matahari tanpa terhalangi oleh apapun
sehingga dipantulkan ke area sekitarnya.
Gambar 25 Grafik Kelembaban Udara di Kawasan CBD
Grafik kelembaban udara di atas menunjukkan perbandingan kelembaban masing-masing vegetasi pada RTH di kawasan CBD. Dari hasil uji statistik
melalui uji T One way anova dengan taraf nyata 0,05 terhadap ketiga vegetasi dimana nilai probabilitas dari 0,05 maka H
ditolak sehingga terdapat perbedaan nilai kelembaban udara pada pohon, semak dan rumput. Dari hasil pengukuran
dilapangan, pohon memiliki kelembaban suhu paling tinggi, hal ini dikarenakan suhu berbanding terbalik dengan kelembaban udara, semakin rendah suhu,
semakin tinggi pula kelembaban udara. Rata-rata kelembaban udara pada pohon di kawasan CBD sebesar 58,7 persen, sedangkan untuk semak dan rumput masing-
masing memiliki kelembaban udara sebesar 52,8 persen dan 51,7 persen.
46,0 48,0
50,0 52,0
54,0 56,0
58,0 60,0
62,0 64,0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 K
e le
m b
ab an
U d
ar a
Menit ke-
Kelembaban Udara Kawasan CBD
Pohon Semak
Rumput
Selisih kelembaban udara pohon dengan semak pada kawasan CBD sebesar 5,9 persen. Selisih kelembaban udara semak dengan rumput sebesar 1,1
persen sedangkan selisih antara kelembaban udara pohon dengan rumput adalah sebesar 7,0 persen. Hal ini dikarenakan pohon dapat menghalangi masuknya sinar
matahari, inilah yang menyebabkan area dibawah naungan pohon memiliki massa udara yang lembab.
5.2.3 Iklim Mikro Kawasan Perumahan