Iklim Mikro Kawasan Taman Kota

keseimbangan ekosistem kota dengan indikasi penurunan kualitas lingkungan seperti banjir pada musim hujan, fenomena heat island pada musim kemarau dan meningkatnya pencemaran kota. Ketersedian badan air di Jakarta menurut peta penutupan lahan tersebut, hanya 1,34 persen atau sekitar 844,92 Ha. Wilayah Jakarta masih banyak memiliki aliran sungai alami maupun buatan, situ maupun waduk yang berfungsi sebagai tata air kota Jakarta. Kondisi alam kota Jakarta sebagai dataran rendah yang banyak dialiri aliran air dengan 13 sungai utama dan adanya 14 situ atau waduk sebagai karakter kota Jakarta. Peta penutupan lahan kota Jakarta ini dapat dilihat pada Gambar 21

5.2 Hasil Pengukuran Iklim Mikro tiap Land use

5.2.1 Iklim Mikro Kawasan Taman Kota

Luas ruang terbuka hijau di Jakarta semakin lama semakin berkurang seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan peningkatan kebutuhan lahan. Adanya batasan wilayah kota mendorong pembangunan cenderung memanfaatkan lahan-lahan alami yang masih ada, padahal lahan tersebut mempunyai fungsi- fungsi ekologis kota. Berkurangnya ruang terbuka hijau dan bertambahnya dominasi lahan terbangun hutan beton di Jakarta, berdampak pada keseimbangan ekosistem kota dengan indikasi kualitas lingkungan perkotaan. Taman kota, taman lingkungan dan taman rekreasi di Jakarta pada umumnya berbentuk area hijau dengan luasan tertentu karena banyak digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sedangkan ruang terbuka hijau berada di tepi jalan, sempadan sungai dan tepian pantai berbentuk koridor jalur hijau green coridor. Jakarta memiliki banyak taman kota, salah satu taman kota yang cukup besar di Jakarta adalah taman Suropati, Menteng. Taman Suropati sudah ada sejak tahun 1920 di pusat kota Jakarta. Gambar 21 Peta Penutupan Lahan Kota Jakarta Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan di taman Suropati selama 3 hari mulai dari tanggal 28, 29, 30 Juli 2012. Kawasan taman Suropati didominasi vegetasi yang memilki jarak tanam yang rapat. Pengukuran suhu udara dan kelembaban udara dilakukan pada siang hari saat cuaca cerah yaitu pada pukul 12.30-13.00 WIB. Suhu dan kelembaban udara diukur di bawah naungan pohon mahoni Sweitenia mahogani setinggi ± 8 meter dengan kepadatan tajuk yang cukup rapat, untuk struktur vegetasi semak, pengukuran dilakukan di bawah naungan palem wregu Rhapis excelsa yang memiliki daun lebar dan memiliki tinggi ± 1,5 meter sedangkan pengukuran di atas rumput, dilakukan pada rumput gajah Axonopus compressus. Data suhu udara dan kelembaban udara yang didapatkan dari hasil pengukuran selama tiga hari dapat dilihat pada tabel yang tersaji pada tabel Lampiran 2. Data rata-rata ulangan pengukuran iklim mikro selama tiga hari tersebut menunjukkan perbedaan setiap menit pengukuran baik pada pohon, semak maupun rumput. Perbandingan laju perubahan suhu maupun kelembaban udara lebih jelas dapat terlihat pada grafik di bawah ini. Gambar 22 Grafik Suhu Udara di Kawasan Taman Kota Gambar di atas merupakan grafik rata-rata suhu udara pada struktur vegetasi pohon, semak dan rumput yang ada pada taman kota. Grafik tersebut menunjukkan bahwa keadaan suhu udara pada struktur vegetasi pohon tidak begitu mengalami perubahan tiap menitnya, hanya saat menit ke 9 sampai menit ke 23 rumput dan semak mengalami perubahan suhu menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan keadaan awalnya, kemudian setelah menit ke 23 suhu 30,0 32,0 34,0 36,0 38,0 40,0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 S u h u U d ar a ◦ C Suhu Udara Taman Kota Pohon Semak Rumput kembali ke kondisi semula. Hal ini dikarenakan perubahan cuaca kota saat dilakukan pengukuran yaitu adanya tutupan awan yang mempengaruhi penyinaran matahari tetapi perubahan ini tidak cukup berarti karena saat berikutnya suhu kembali ke awal pengukuran. Dari hasil uji statistik melalui uji T One way anova dengan taraf nyata 0,05 terhadap ketiga vegetasi dimana nilai probabilitas dari 0,05 maka H ditolak sehingga terdapat perbedaan nilai suhu udara pada pohon, semak dan rumput. Rata-rata suhu udara pada pohon adalah 30,3 ⁰C, suhu udara pada semak adalah 34,2 ⁰C dan suhu udara pada rumput adalah 35,2⁰C. Grafik di atas menunjukkan bahwa suhu udara di bawah naungan pohon lebih rendah bila dibandingkan dengan dua vegetasi lainnya yaitu semak dan rumput. Selisih suhu udara pohon dengan semak 3,9 ⁰C, selisih suhu udara semak dan rumput mencapai 1,0 ⁰C, dan selisih suhu udara pohon dengan rumput 4,9⁰C. Suhu udara paling tinggi adalah suhu udara diatas rumput, hal ini dikarenakan rumput mendapatkan sinar matahari secara langsung tanpa terlindungi oleh apapun sedangkan pohon dan semak masih memiliki naungan. Naungan secara langsung berpengaruh terhadap intensitas cahaya yang sampai dipermukaan tajuk tanaman. Keberadaan pohon dalam taman kota sangat erat kaitannya dengan pengaruh iklim mikro suatu kota. Bentuk tajuk pohon yang rapat menyebabkan suhu di bawah naungan pohon lebih sejuk jika dibandingkan dengan dua vegetasi lainnya. Gambar 23 Grafik Kelembaban Udara di Kawasan Taman Kota Grafik di atas menunjukkan bahwa kelembaban udara pada setiap vegetasi di kawasan taman kota. Kelembaban udara paling tinggi dimiliki oleh vegetasi 46,0 48,0 50,0 52,0 54,0 56,0 58,0 60,0 62,0 64,0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 K e le m b ab an U d ar a Kelembaban Udara Taman Kota Pohon Semak Rumput pohon. Di bawah naungan pohon, suhu udaranya lebih rendah dibandingkan dengan semak dan rumput. Namun, untuk kelembaban udara, pohon lebih tinggi dengan angka rata-rata mencapai 61 persen. Dari hasil uji statistik melalui uji T One way anova dengan taraf nyata 0,05 terhadap ketiga vegetasi dimana nilai probabilitas dari 0,05 maka H ditolak sehingga terdapat perbedaan nilai kelembaban udara pada pohon, semak dan rumput. Nilai rata-rata kelembaban udara pada pohon, semak dan rumput berturut-turut sebesar 61,0 persen, 55,7 persen dan 55,0 persen. Selisih kelembaban udara pohon dan semak 5,3 persen, selisih kelembaban udara semak dan rumput 0,7 persen dan selisih antara kelembaban udara pohon dengan rumput sebesar 6,0 persen. Pohon memiliki kelembaban udara yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan semak dan rumput, hal ini disebabkan karena pohon yang satu dengan yang lainnya yang ada di taman Suropati letaknya berdekatan dan cukup rindang. Faktor yang mempengaruhi keadaan tersebut yaitu kemampuan evapotranspirasi lebih baik karena tajuk pepohonan yang rapat sehingga kandungan uap air di bawah pohon lebih banyak sedangkan semak memiliki kelembaban udara yang lebih tinggi dari pada rumput karena semak masih memiliki naungan dan ukuran semak lebih tinggi dari pada rumput.

5.2.2 Iklim Mikro Kawasan CBD