Kelembaban udara akan semakin tinggi jika suhu makin rendah, namun bergantung pada kemampuan vegetasi dalam menaikkan kelembaban udara
karena kemampuan setiap vegetasi berbeda-beda dalam meningkatkan kelembaban udara sehingga dapat disimpulkan bahwa kelembaban udara dibawah
naungan tajuk akan relatif lebih tinggi karena adanya pengurangan penerimaan sinar matahari ke tajuk pepohonan.
5.3.2. Analisis Iklim Mikro Semak pada berbagai Landuse
Semak adalah suatu kategori tumbuhan berkayu yang dibedakan dengan pohon karena cabangnya yang banyak dan tingginya yang lebih rendah biasanya
kurang dari 5-6 meter tergantung kondisi pertumbuhannya. Tanaman semak selain mempunyai nilai estetika, juga merupakan suatu softscape element yang
mempunyai fungsi lingkungan yang tinggi. Salah satu dari fungsi tanaman yang terkait dengan perbaikan kondisi lingkungan yang selanjutnya juga terkait dengan
ameliorasi iklim. Pengukuran iklim mikro pada naungan semak dilakukan pada empat
kawasan berbeda. Pada kawasan taman kota pengukuran dilakukan pada tanaman palem wregu Rhapis excelsa, pada kawasan CBD dilakukan dibawah naungan
semak gardenia Gardenia Jasminoides, pada kawasan perumahan pada tanaman bunga sepatu Hibiscus rosa-sinensis L dan pada kawasan industri pada semak
bougenvil Bougainvillea sp.. Berikut grafik keadaan suhu dan kelembaban udara pada naungan semak di empat land use yang berbeda.
Gambar 32 Grafik Suhu Udara di Bawah Naungan Semak
34,2 34,3
34,7 34,6
28,0 29,0
30,0 31,0
32,0 33,0
34,0 35,0
36,0 37,0
38,0
S u
h u
U d
ar a
º C
Kawasan
Suhu Udara Semak
Taman Kota CBD
Perumahan Industri
Grafik di atas menunjukkan bahwa suhu udara di bawah naungan semak pada empat land use yang berbeda. Terlihat pada grafik suhu udara semak pada
setiap kawasan tidak jauh berbeda. Hal ini disebabkan, karakteristik dari semak di semua kawasan secara umum memiliki tinggi yang hampir sama yaitu 1-2 meter
sehingga kemampuan semak dalam hal mereduksi suhu udara pun tidak jauh berbeda.
Berdasarkan grafik, Suhu udara di bawah naungan semak paling tinggi terdapat pada kawasan perumahan dan industri sedangkan kawasan yang memiliki
suhu udara semak paling rendah adalah kawasan taman kota dan CBD. Rata-rata suhu udara semak pada kawasan taman kota sebesar 34,2ºC, pada kawasan CBD
34,3ºC, pada kawasan perumahan 34,7ºC dan pada kawasan industri 34,6ºC. Dari hasil uji statistik melalui uji T One way anova dengan taraf nyata 0,05 terhadap
vegetasi semak pada masing-masing land use dimana nilai probabilitas dari 0,05 maka H
ditolak sehingga terdapat perbedaan nilai suhu udara pada struktur vegetasi yang sama yaitu vegetasi semak pada semua land use. Suhu udara semak
pada kawasan perumahan dan industri lebih tinggi dibandingkan dengan dua kawasan lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor lingkungan yang
menyebabkan tingginya suhu udara pada naungan semak di dua kawasan tersebut yaitu kawasan perumahan dan industri serta kemampuan masing-masing vegetasi
dalam mereduksi suhu udara. Pada kawasan industri banyak menghasilkan panas dan polusi udara yang
berasal dari aktivitas kegiatan produksi dan kendaraan sehingga suhu pada kawasan ini cenderung lebih panas bila dibandingkan dengan kawasan CBD dan
taman kota. Semak pada kawasan perumahan memilki suhu udara yang tidak jauh berbeda dengan industri, hal ini disebabkan oleh lokasi perumahan yang tidak
terlalu jauh dari kawasan industri dan kawasan ini masih minim dengan ketersedian ruang terbuka hijau ataupun vegetasi penaung seperti terlihat pada
proporsi luasan RTH pada Tabel 11 di atas. Selain itu, pada kawasan perumahan didominasi oleh bangunan, perkerasan dan jalan sehingga suhu udara pada
kawasan ini cenderung memilki suhu udara yang lebih tinggi. Semakin luas keberadaan ruang terbuka hijau maka kualitas udara pada kawasan tersebut akan
lebih baik bila dibandingkan dengan kawasan yang minim RTH karena
pepohonan, semak, dan rerumputan dapat mengubah dan menyeimbangkan suhu udara kota.
Berbeda halnya dengan semak pada kawasan taman kota, semak pada kawasan ini cenderung memiliki suhu udara yang rendah bila dibandingkan
dengan kawasan perumahan dan industri. Hal ini dikarenakan pada taman kota didominasi oleh vegetasi dengan jarak tanam yang cukup rapat dan mampu
menyebarkan sinar matahari yang datang sehingga sinar matahari tidak sampai sepenuhnya dipermukaan tanah, akibatnya suhu disekitar taman dapat direduksi
dengan baik. Sedangkan pada kawasan CBD, faktor iklim yang secara tidak langsung mempengaruhi keadaan suhu udara pada kawasan ini adalah pengaruh
angin. Dimana angin berhembus dengan kencang pada relief atau topografi yang datar sehingga mampu mereduksi suhu udara di sekitarnya.
Gambar 33 Grafik Kelembaban Udara di Bawah Naungan Semak
Gambar 33 di atas menunjukkan grafik kelembaban udara pada naungan semak di empat kawasan baik taman kota, CBD, perumahan dan industri. Pada
grafik terlihat bahwa kelembaban udara pada naungan semak paling tinggi terdapat pada naungan semak di kawasan industri dan perumahan sedangkan
paling rendah pada kawasan CBD. Rata-rata kelembaban udara semak pada kawasan taman kota adalah 55,7 persen, pada kawasan CBD 52,8 persen, pada
kawasan perumahan 57,0 persen dan pada kawasan industri sebesar 57,2 persen. Dari hasil uji statistik melalui uji T One way anova dengan taraf nyata 0,05
terhadap vegetasi semak pada masing-masing land use di mana nilai probabilitas dari 0,05 maka H
di tolak sehingga terdapat perbedaan nilai kelembaban udara
55,7 52,8
57,0 57,2
48,0 49,0
50,0 51,0
52,0 53,0
54,0 55,0
56,0 57,0
58,0 59,0
60,0 61,0
62,0
K e
le m
b ab
an U
d ar
a
Kawasan
Kelembaban Udara Semak
Taman Kota CBD
Perumahan Industri
pada struktur vegetasi yang sama yaitu vegetasi semak pada semua land use
.
Hal ini disebabkan oleh keberadaan hutan kota pada kawasan industri yang membantu
dalam peningkatan kelembaban udara. Selain itu, kemampuan vegetasi dalam upaya meningkatkan kelembaban udara berbeda-beda dan faktor lingkungan yang
mempengaruhi perbedaan kelembaban udara pada masing-masing land use. Kawasan industri dan perumahan cenderung memiliki kelembaban udara
yang tinggi, hal ini disebabkan pada kawasan industri terdapat hutan kota yang membuat aktivitas penghasil evapotranspirasi menjadi lebih banyak sehingga
kelembaban udara menjadi tinggi sedangkan pada kawasan perumahan, walaupun minim keberadaan RTH, namun jarak bangunan rumah satu dengan bangunan
rumah yang lain masih cenderung tidak terlalu dekat dan dipisahkan oleh taman sudut Pocket park sehingga walaupun suhu udaranya tinggi namun kemampuan
semak dalam meningkatkan kelembaban udara pada kawasan perumahan cukup tinggi. Berbeda pada kawasan CBD dengan tingkat kelembaban semak paling
rendah, disebabkan karena pada kawasan CBD didominasi oleh bangunan dan jalan sehingga menyebabkan aktivitas penghasil evapotranspirasi menjadi sedikit
terganggu sehingga kelembaban udaranya menjadi rendah. Selain faktor lingkungan, perbedaan kelembaban udara pada empat kawasan disebabkan karena
kemampuan semak dalam meningkatkan kelembaban udara berbeda-beda.
5.3.3. Analisis Iklim Mikro Rumput pada berbagai Landuse