Perbedaan iklim mikro pada setiap land use juga disebabkan oleh ketersediaan luas RTH pada kawasan tersebut. Pada kawasan CBD memiliki suhu
udara semak paling tinggi, RTH kawasan CBD memiliki luasan paling sedikit yaitu sebesar 22,15 persen dari luas keseluruhan. Suhu udara semak pada RTH
kota memiliki suhu udara paling rendah, RTH pada kawasan RTH kota memiliki luasan yang paling besar dibandingkan kawasan lainnya yaitu sebesar 85,8 persen.
Hal ini membuktikan semakin luas RTH pada suatu kawasan, maka iklim mikro yang dihasilkan akan semakin baik.
Kelembaban udara pada kawasan industri dan CBD memiliki nilai yang hampir sama, hal ini disebabkan oleh keduanya merupakan pusat aktivitas dan
memiliki RTH yang sedikit, sedikitnya pohon membuat aktivitas evapotranspirasi menjadi sedikit, sehingga kelembabannya menjadi rendah. Begitu pula dengan
perumahan, kepadatan rumah yang merupakan bangunan fisik dapat membuat lingkungan perumahan memiliki kelembaban udara paling rendah dibandingkan
kawasan lain. Selain itu, kawasan perumahan memiliki topografi yang paling rendah dibandingkan kawasan lain. Selain faktor lingkungan, terdapat faktor lain
yang dapat mempengaruhi kelembaban udara yaitu kemampuan tiap semak untuk meningkatkan kelembaban udara berbeda-beda.
Menurut Scudo 2002 dalam Wardoyo 2012, semak yang dapat mereduksi suhu udara dan meningkatkan kelembaban udara adalah semak yang
memiliki karakteristik mempunyai tajuk piramidal dan bulat, ditanam berjejer dan berkelompok, memiliki tinggi yang sedang 1-2 meter, serta memiliki kepadatan
tajuk yang tinggi. Semak yang dapat menaikkan suhu udara dan menurunkan kelembaban udara adalah semak dengan tajuk kolumnarhorisontal, ditanam
secara tunggal, memiliki ukuran sangat rendah-rendah atau tinggi 0,5-1 dan 2-3 meter, serta memiliki kepadatan tajuk rendah sampai sedang.
5.3.3 Analisis Iklim Mikro Rumput pada berbagai Land Use
Permukaan rumput yang tidak teratur dapat menghamburkan pantulan sinar matahari sehingga tidak terpantul sempurna dibandingkan dengan
permukaan paving yang memantulkan sinar matahari secara sempurna dan membuat suhu udara di sekitarnya lebih panas. Selain itu, rumput memiliki
kemampuan untuk menerima dan melepaskan panas lebih cepat dibandingkan
penutup tanah berupa material keras seperti paving dan jalan beraspal. Berikut hasil dari pengukuran iklim mikro di atas rumput di empat kawasan yang berbeda.
Rumput pada semua land use memiliki jenis yang sama yaitu rumput gajah Axonopus compressus.
Gambar 5.11 Suhu dan kelembaban udara di atas rumput Grafik di atas menggambarkan suhu dan kelembaban udara rumput pada
empat kawasan yang berbeda industri, CBD, perumahan, dan RTH kota. Terlihat pada grafik bahwa suhu udara paling tinggi berada pada kawasan CBD, hal ini
terjadi karena CBD minim RTH dan terletak di pinggir jalan yang padat lalu lintas kendaraan. Suhu tertinggi kedua adalah perumahan dimana perumahan terdiri dari
banyak bangunan fisik sehingga membuat udara di sekitarnya lebih panas. Industri memiliki topografi yang lebih tinggi dibandingkan kawasan lain, maka
suhu udara pada rumput industri lebih rendah dibandingkan CBD dan perumahan. Perbedaan suhu udara rumput pada perumahan dan industri hanya berbeda tipis
yaitu sebesar 0,87 ⁰C. Suhu terendah berada di RTH kota, dimana RTH kota
didominasi oleh vegetasi sehingga suhu di atas rumput memiliki suhu lebih rendah dibandingkan dengan tiga kawasan lainnya. RTH kota memiliki
kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan ketiga kawasan lain dikarenakan lingkungan RTH kota yang didominasi oleh vegetasi sehingga banyaknya
aktivitas evapotranspirasi dan menghasilkan kelembaban yang tinggi. Industri memiliki kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan dengan CBD dan kawasan
perumahan memiliki kelembaban udara paling rendah.
35,77 37,57
36,64 34,11
49,20 46,22
44,20 55,40
- 5
10 15
20 25
30 35
40 45
50 55
60 65
70
Industri CBD
Perumahan RTH Kota
Land Use
Suhu °C RH
Setelah dilakukan uji statistik, suhu dan kelembaban udara di atas rumput pada empat kawasan yang berbeda industri, CBD, perumahan, dan RTH kota
memiliki perbedaan secara signifikan pada taraf nyata 5 persen Lampiran 16. Hal ini membuktikan bahwa suhu dan kelembaban udara pada rumput dipengaruhi
oleh perbedaan keadaan lingkungan land use. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan land use dapat menghasilkan suhu dan kelembaban udara yang
berbeda-beda.
5.4 Analisis Kenyamanan