tidak sama menerima panas, akan terjadi tekanan relatif rendah atau tinggi dibarengi hembusan angin dan konsekuensinya.
Di kota-kota besar, penggabungan semua efek struktur buatan manusia mengahasilkan perbedaan iklim yang signifikan dengan daerah pinggir kota
sekelilingnya. Suhu rata-rata tahunan biasanya akan menunjukkan sekitar 1,5
o
F lebih hangat, sementara suhu minimum sekitar 3
o
F lebih tinggi. Dalam musim panas, kota-kota dapat menjadi 7
o
F lebih hangat dibandingkan dengan wilayah perdesaan sehingga dikenal dengan Heat Island. Namun, radiasi matahari akan
lebih rendah sekitar 20 persen karena pengotoran udara dan kelembaban relatif berkurang sekitar 6 persen, sebab jumlah tanaman berkurang. Meski seluruh
kecepatan angin berkurang sekitar 25 angin lebih rendah, kecepatan angin lokal yang sangat tinggi, seringkali terjadi di lorong-lorong kota Lechner 2007.
2.5.1 Suhu Udara
Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan termometer. Satuan suhu yang biasa digunakan
adalah derajat celcius
o
C, sedangkan di Inggris dan beberapa negara lainnya dinyatakan dalam derajat fahrenheit
o
F.
o
C = 59
o
F-32
o o
F = 95
o
C Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi, antara lain:
1. Jumlah radiasi yang diterima per tahun, per hari, dan per musim. 2. Pengaruh daratan atau lautan.
3. Pengaruh ketinggian tempat. Tentang hal ini, Braak memberikan rumusan sebagai berikut: makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, maka suhu
akan semakin rendah. t
o
= 26-0,61 h
o
C 4. Pengaruh angin secara tidak langsung, misalnya angin yang membawa panas
dari sumbernya secara horizontal. 5. Pengaruh panas laten, yaitu panas yang disimpan dalam atmosfer.
6. Penutup tanah, yaitu tanah yang ditutupi vegetasi yang mempunyai temperatur yang lebih rendah daripada tanah tanpa vegetasi.
7. Tipe tanah, tanah gelap indeks suhunya lebih tinggi.
8. Pengaruh sudut datang sinar matahari. Sinar yang tegak lurus akan membuat suhu lebih panas daripada yang datangnya miring Kartasapoetra 2004.
2.5.2 Kelembaban Udara
Kelembaban adalah banyaknya kadar uap air yang ada di udara. Dalam kelembaban dikenal beberapa istilah seperti:
1. Kelembaban mutlak adalah massa uap air yang berada dalam satu satuan udara, yang dinyatakan dalam gramm
3
. 2. Kelembaban spesifik, merupakan perbandingan massa uap air di udara
dengan satuan massa udara, yang dinyatakan dalam gramkilogram. 3. Kelembaban relatif, merupakan perbandingan jumlah uap air di udara dengan
jumlah maksimum uap air yang dikandung udara pada temperatur tertentu, yang dinyatakan dalam persen. Angka kelembaban relatif dari 0-100 persen,
dimana 0 persen artinya udara kering, sedangkan 100 persen artinya udara jenuh dengan uap air dimana akan terjadi titik-titik air.
Keadaan kelembaban di atas permukaan bumi berbeda-beda. Pada umumnya, kelembaban tertinggi ada di khatulistiwa sedangkan terendah pada
lintang 40
o
. Daerah rendah ini disebut horse latitude, curah hujannya kecil. Massa udara bergerak dari maksimum ke minimum, perpindahan akan menyebabkan
kekosongan di daerah maksimum. Besarnya kelembaban suatu daerah merupakan faktor yang dapat
menstimulasi curah hujan. Di Indonesia, kelembaban udara tertinggi dicapai pada musim hujan dan terendah pada musim kemarau. Besarnya kelembaban di suatu
tempat pada suatu musim erat hubungannya dengan perkembangan organisme terutama jamur dari penyakit tumbuhan, misalnya penyakit blister blight. Penyakit
ini disebabkan oleh cendawan yang dikenal dengan exobasidium hexans, dan menyerang RH relative humiditykelembaban selama 3 hari berturut-turut 85
persen. Disamping itu, RH dipengaruhi pula oleh adanya pohon pelindung, terutama apabila pohonnya rapat Kartasapoetra 2004.
2.6 Sistem Informasi Geografis