Pengolahan dan Analisis Data

3.9 Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data iklim mikro berupa suhu dan kelembaban udara didapat, kemudian data ditabulasi dan dibuat grafik. Data yang sudah ada juga dianalisis secara statistik dengan menggunakan SPSS dengan teknik uji-T sehingga dapat diketahui perbedaan suhu dan kelembaban udara pada struktur vegetasi yang berbeda pada setiap land use secara nyata atau tidak. Berdasarkan hal tersebut di dalam melakukan uji-T digunakan hipotesis statistik, yaitu Kasus 1 : mengetahui perbedaan nilai rata-rata suhu dan kelembaban udara pada pohon, semak, dan rumput. Sehingga dihasilkan hipotesis sebagai berikut: H : tidak ada perbedaan nilai rata-rata suhu dan kelembaban udara pada pohon, semak, dan rumput. H 1 : ada perbedaan nilai rata-rata suhu dan kelembaban udara pada pohon, semak, dan rumput. Kasus 2 : mengetahui perbedaan nilai rata-rata suhu dan kelembaban udara struktur vegetasi yang sama contoh: pohon dengan pohon pada semua land use. Sehingga dihasilkan hipotesis sebagai berikut: H : tidak ada perbedaan nilai rata-rata suhu dan kelembaban udara pada struktur vegetasi yang sama pada land use yang berbeda H 1 : ada perbedaan nilai rata-rata suhu dan kelembaban udara pada struktur vegetasi yang sama pada land use yang berbeda Kriteria keputusan, jika : F hitung F tabel maka H diterima F hitung F tabel maka H ditolak dengan taraf nyata sebesar 0,05 Uji-T dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan suhu dan kelembaban udara pada struktur vegetasi dan land use yang ada sehingga dapat diketahui bahwa setiap struktur vegetasi mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mereduksi suhu dan meningkatkan kelembaban udara. Uji-T ini dilakukan menggunakan software SPSS Statistics 17.0 dengan menggunakan One-Way ANOVA, kegunaan utama teknik ini ialah untuk menguji hipotesis yang membuktikan rata-rata sama atau tidak Sarwono 2009. Gambar 3.6 Hasil tabel anova dalam uji-T Selain dilakukan uji statistik pada data hasil pengukuran, perlu diketahui tingkat kenyamanan dari iklim mikro yang ada. Fandeli dan Muhammad 2009 menyatakan, untuk memperoleh tingkat kenyamanan secara kuantitatif biasanya digunakan angka Temperature Humidity Index THI. Satu diantara rumus yang dipakai untuk mengetahui tingkat kenyamanan yang dipakai oleh Nieuwolt sebagai berikut: Dimana THI adalah Temperature Humidity Index atau angka ketidaknyamanan, T adalah suhu udara °C, RH adalah kelembaban relatif . Pada daerah tropis seperti Indonesia, nilai THI di atas 27 orang sudah merasakan tidak nyaman.

3.10 Penyusunan Rekomendasi