5.5.3 Rekomendasi RTH pada Kawasan CBD
Pada kawasan CBD di perkotaan sulit ditemukan RTH yang berbentuk areal, hal ini disebabkan oleh kepemilikan dari CBD rata-rata merupakan milik
pribadi dan mahalnya harga tanah sehingga kesadaran untuk membuat RTH yang luas untuk kawasan tersebut sangat kurang. Suhu dan kelembaban udara pada
kawasan CBD memiliki tingkat kenyamanan yang sangat minim dibandingkan kawasan lainnya. Dapat dilihat pada tabel 5.3, luas RTH pada kawasan CBD
memiliki presentasi yang paling kecil dibandingkan dengan tiga kawasan lainnya yaitu sebesar 22,15. Jalur akses CBD umumnya berhubungan secara langsung
dengan jalan raya sehingga apabila sulit untuk menciptakan RTH berbentuk areal, RTH berbentuk linear juga dapat menjadi solusi. Keberadaan RTH dapat tetap
dipertahankan pada kawasan CBD dengan mengefektifkan RTH pada lanskap jalan.
5.5.4 Rekomendasi RTH pada Kawasan Perumahan
Hasil penelitian menyatakan kawasan perumahan memiliki nilai THI yang cukup tinggi dan nilainya hampir sama dengan nilai THI pada kawasan CBD.
RTH pada kawasan perumahan sangat penting untuk ditingkatkan kualitasnya demi kenyamanan penghuni perumahan. Selain itu, RTH pada kawasan
perumahan dapat menjadi media untuk menciptakan suasana ketetanggaan yang baik. RTH pada kawasan perumahan sebaiknya banyak diwujudkan dengan
membuat taman lingkungan. Taman lingkungan sebaiknya didominasi oleh vegetasi pohon karena pohon dapat dengan efektif memberikan kenyamanan.
Sehingga selain terciptanya kualitas lingkungan yang baik dengan adanya taman lingkungan yang memadai, kebutuhan sosial pengguna juga dapat terpenuhi.
5.5.5 Rekomendasi RTH pada Kawasan RTH Kota
Perkembangan pesat pada kawasan perkotaan menyebabkan keberadaan RTH kota menjadi terancam. RTH kota sangat penting keberadaannya untuk tetap
mempertahankan kualitas lingkungan di perkotaan. Kebun Raya Bogor merupakan RTH kota yang sangat membantu dalam menciptakan kenyamanan di
kawasan Kota Bogor terutama letaknya yang berada pada pusat kota yang berpotensi terjadinya Urban Heat Island. RTH kota merupakan land use dengan
tingkat kenyamanan paling tinggi dibandingkan dengan kawasan lainnya karena kawasannya memang khusus didominasi oleh RTH sehingga suhu udara rendah
dan kelembaban udara pada kawasan ini cukup tinggi. Dapat dilihat pada Tabel 5.3, kawasan RTH kota memiliki presentase luas RTH sebesar 85,8 persen dari
luas keseluruhan kawasan.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Berdasarkan hasil interpretasi dan klasifikasi citra Landsat 7 ETM+ pathrow 12265 yang diambil pada tanggal 12 dan 28 Agustus 2011,
keadaan penutupan lahan Kota Bogor berdasarkan tiga klasifikasi penutupan lahan yaitu, 54,67 persen dari luas Kota Bogor berupa Ruang
Terbuka Hijau RTH, 42,21 persen berupa lahan terbangun, dan sisanya, 3,03 persen merupakan badan air. Menurut Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang pasal 29 ayat 2 proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 persen dari luas wilayah
kota. Berdasarkan peraturan tersebut, Kota Bogor masih memiliki proporsi luas RTH yang ideal bagi kawasan kota. Namun, dilihat dari kepadatan
lahan terbangunnya, Kecamatan Bogor Tengah sebagai pusat kota memiliki persen lahan terbangun yang lebih banyak dibandingkan
kecamatan lain. Hal ini membuat Kota Bogor berpotensi terjadinya fenomena Urban Heat Island. Sehingga Kota Bogor harus dapat
meningkatkan kualitas RTH perkotaan untuk dapat menyediakan kenyamanan bagi masyarakat.
2. Hasil uji statistik menyatakan bahwa iklim mikro suhu dan kelembaban udara pada struktur vegetasi yang berbeda pohon, semak, dan rumput
pada setiap land use memiliki perbedaan secara signifikan pada taraf nyata 5 persen. Hal ini membuktikan bahwa setiap struktur vegetasi mempunyai
kemampuan yang berbeda dalam ameliorasi iklim. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik struktural masing-masing struktur
vegetasi. Struktur vegetasi yang paling efektif dalam mereduksi suhu dan meningkatkan kelembaban udara adalah pohon. Hasil uji statistik juga
menyatakan bahwa suhu dan kelembaban udara pada struktur vegetasi