52
Gambar 7. Kegiatan Pemerataan Tanah Nyorongan 7. Pembuatan Drainase
Pembuatan drainase bertujuan untuk mempermudah proses pengaturan aliran air di dalam petakan. Pembuatan drainase dilakukan dengan cara
membuat semacam parit di dalam petakan.
5.3.3 Penanaman
Sebelum melakukan
penanaman, perlu
dilakukan pencaplakan.
Pencaplakan merupakan pembuatan garis-garis tanam padi di lahan sawah untuk menentukan barisan dan jarak tanam. Pencaplakan dilakukan dengan
menggunakan alat yang dinamakan dengan garokan. Rangkaian kegiatan pencaplakan digambarkan dalam Gambar 8.
Gambar 8. Rangkaian Kegiatan Pencaplakan
Bibit yang berumur 12 sampai dengan 20 hari diperoleh dari lahan persemaian benih. Bibit dipindahtanamkan dari lahan persemaian ke lahan benih
yang sudah mengalami pengolahan. Teknik penanaman adalah ditanam secara
53 dangkal dan tunggal di sepanjang garis yang dihasilkan dari proses pencaplakan.
Jumlah bibit yang ditanam adalah berkisar antara dua hingga tiga rumpun. Menurut SOP budidaya padi sehat, petani padi sehat dihimbau untuk
menggunakan sistem tanam bernama legowo. Sistem tanam legowo adalah sistem tanam dimana jarak tanam antarpadi di satu barisan berjarak 12,5 sentimeter, jarak
tanam dengan padi di barisan lainnya berjarak 25 sentimeter, dan jarak tanam dengan padi di kelompok barisan padi lainnya berjarak 50 sentimeter. Penerapan
sistem tanam legowo mempermudah proses pemberian pupuk sehingga penyebaran pupuk menjadi lebih merata, penggunaan pupuk menjadi efisien,
pertumbuhan padi menjadi lebih baik, dan peningkatan jumlah anakan tanaman padi. Bentuk sistem tanam legowo di lahan sawah digambarkan dalam Gambar 9.
Gambar 9. Sistem Tanam Legowo 5.3.4 Perawatan dan Pemeliharaan
Tahap perawatan dan pemeliharaan merupakan tahap penting yang harus diperhatikan petani dalam memantau perkembangan pertumbuhan tanaman padi
yang dibudidayakan. Tahap perawatan dan pemeliharaan terdiri dari penyaingan dan penyulaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman,
pemeliharaan pematang, dan pengaturan air atau irigasi. 1. Penyiangan dan Penyulaman
Kegiatan penyaingan yaitu menyiangi memberantas rumput pengganggu yang tumbuh di sekitar tanaman padi dengan cara membenamkannya ke
dalam tanah di antara barisan tanaman. Sedangkan kegiatan penyulaman yaitu
54 menanam kembali bibit yang hilang di lahan dengan bibit baru. Kegiatan
penyulaman bertujuan untuk menjaga jumlah populasi padi agar tetap optimal. Pada saat proses penyiangan dan penyulaman, saluran air di petakan
ditutup sehingga kondisi air di dalam petakan tidak tergenang. Hal ini bertujuan untuk mencegah pertumbuhan gulma dan mengurangi persaingan
tanaman padi dalam memperoleh unsur hara dalam tanah. Kegiatan penyiangan dan penyulaman dilakukan minimal sebanyak dua kali, yaitu saat
tanaman padi berumur antara 20 sampai dengan 25 hari setelah tanam dan antara 35 sampai dengan 40 hari setelah tanam.
2. Pemupukan Kegiatan pemupukan dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pemupukan
dasar, pemupukan susulan pertama, dan pemupukan susulan kedua. Pemupukan dasar dilakukan sebelum tahap pengolahan lahan, pemupukan
susulan pertama dilakukan saat tanaman padi berumur antara 20 sampai dengan 25 hari setelah tanam, dan pemupukan susulan kedua dilakukan saat
tanaman padi berumur antara 45 sampai dengan 50 hari setelah tanam. Masa ini disebut juga masa pramoria, yaitu umur varietas dikurangi 65 hari.
Pemupukan dasar dilakukan dengan menggunakan pupuk kompos dengan komposisi sebanyak dua ton per hektar. Pupuk kompos dapat diperoleh dari
jerami sisa hasil panen sebelumnya, kotoran ternak, atau dibeli di koperasi gapoktan. Selanjutnya, pemupukan susulan pertama dan kedua dilakukan
dengan tujuan memberikan tambahan unsur hara pada tanah. Oleh karena itu, pemupukan susulan pertama dilakukan dengan menggunakan kombinasi
beberapa pupuk kimia, seperti Urea dan Phonska NPK. Akan tetapi, para petani mengombinasikan dua sampai tiga jenis pupuk tersebut, bahkan
mayoritas hanya menggunakan pupuk Phonska saja. 3. Pengendalian Hama dan penyakit
Upaya pengendalian hama dan penyakit tanaman padi diwujudkan dalam empat kultur. Empat kultur tersebut meliputi kultur teknis, kultur mekanis,
kultur biologis, dan kultur kimia. Wujud pengendalian hama dan penyakit dalam kultur teknis yaitu memperbaiki teknik berbudidaya padi sehat,
misalnya menerapkan sistem tanam legowo. Penerapan pola tanam legowo
55 mengakibatkan permukaan tanah yang menjadi titik tanam padi menjadi
kelihatan sehingga pergerakan hama di permukaan tanah dapat terlihat. Kondisi tersebut mengakibatkan lahan menjadi tempat yang tidak kondusif
bagi perkembangan Organisme Pengganggu Tanaman OPT. Wujud pengendalian hama dan penyakit dalam kultur mekanis yaitu melakukan
pembersihan terhadap hama dan penyakit yang muncul, misalnya menyusun perangkap tikus, memungut siput, dan sebagainya. Wujud pengendalian hama
dan penyakit dalam kultur biologis yaitu memanfaatkan kemampuan tanaman yang ada untuk melawan atau mempertahankan diri dari hama dan penyakit.
Misalnya menggunakan varietas benih padi yang tahan terhadap serangan penyakit tungro. Selanjutnya wujud pengendalian hama dan penyakit dalam
kultur kimia yaitu dengan memberikan dukungan dari unsur luar tanah untuk mengatasi hama dan penyakit. Misalnya dengan menggunakan pestisida
nabati. Pestisida dapat diperoleh di koperasi maupun dibuat sendiri oleh petani dari bahan-bahan alami, misalnya daun picung, daun mimba, kacang
babi, daun tuba, dan sebagainya. 4. Pemeliharaan Pematang
Kegiatan pemeliharaan pematang yaitu pembersihan rumput dan tanaman pengganggu lainnya di bagian pinggir petakan sawah. Kegiatan pemeliharaan
pematang biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyianagan dan penyulaman.
5. Pengaturan Air atau Irigasi Kegiatan pengaturan air atau irigasi dilakukan dengan tujuan
menyesuaikan kapasitas air yang berada di dalam petakan lahan berdasarkan kebutuhan petani di setiap tahap budidaya. Pada tahap penanaman, air
sebaiknya menggenangi saluran tengah dan pinggir petakan, sedangkan pada saat melakukan penyiangan dan pemupukan saluran air ditutup sehingga
mengakibatkan air di dalam petakan lahan menjadi tetap ada namun tidak tergenang. Selanjutnya, saat tanaman padi sedang dalam masa bunting,
kapasitas air di petakan lahan sebaiknya ditingkatkan. Pada tahap pemanenan, air di dalam petakan lahan sebaiknya dikeringkan, terhitung 20 hari sebelum
panen.
56
5.3.5 Pemanenan