26 keterampilan, dan pengalaman petani yang memadai sangat diperlukan dan
sangat menentukan keberhasilan usahataninya.
3.1.2 Teori Penerimaan
Nicholson 1995 mendefinisikan penerimaan sebagai hasil penjualan keluaran output sejumlah tertentu dengan harga pasar per unit. Grafik
penerimaan digambarkan dalam Gambar 2.
Keterangan: TR
= Penerimaan total P
= Harga pasar per unit Q
= Keluaran output
Gambar 2. Grafik Penerimaan
Sumber: Nicholson 1995
Gambar 2 menunjukkan bahwa jika produsen berhasil menjual output sebanyak Q1 dengan harga per satuannya sebesar P1, maka produsen tersebut
akan memperoleh penerimaan sebesar luas daerah 0 P1 TR1 Q1. Hal ini diasumsikan dalam keadaan linear, yang artinya harga satuan output yang dijual
tetap, sehingga semakin banyak jumlah hasil produksi yang dijual dengan harga jual tertentu, semakin besar penerimaan yang diperoleh produsen.
Penerimaan total usahatani dapat didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual
Soekartawi et al. 1986. Atau dengan kata lain, penerimaan usahatani merupakan seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu periode Suratiyah
2009. Pinjaman uang untuk keperluan usahatani tidak termasuk penerimaan P
P1
Q1 Q
TR
TR1
27 usahatani. Sedangkan Hernanto 1996 menyatakan penerimaan usahatani
merupakan penerimaan dari semua sumber usahatani yang meliputi jumlah penambahan inventaris, nilai penjualan hasil, dan nilai penggunaan rumah dan
yang dikonsumsi. Oleh karena itu, penerimaan usahatani dapat dibagi menjadi dua, yaitu
penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan sejumlah nilai uang yang diterima petani atas penjualan hasil produk
usahataninya, sedangkan penerimaan tidak tunai merupakan nilai hasil produk usahatani yang tidak dijual, tetapi dikonsumsi sendiri, disimpan sebagai
persediaan atau aset petani, dan lain sebagainya sehingga tidak menghasilkan dalam bentuk uang. Jika penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai, maka akan
didapatkan nilai penerimaan total usahatani. Soeharjo dan patong 1973 membagi wujud penerimaan usahatani
menjadi tiga hal, antara lain sebagai berikut: 1. Hasil penjualan tanaman, ternak, ikan, atau produk yang akan dijual.
2. Produk yang dikonsumsi petani dan keluarganya selama melakukan kegiatan. Seandainya konsumsi produk ini ditunda bisa ditunda sampai jangka waktu
produksi selesai, maka bentuknya tidak berbeda dengan produk yang dijual maupun yang akan dijual.
3. Kenaikan nilai inventaris, yaitu kenaikan nilai benda-benda inventaris yang dimiliki petani.
3.1.3 Teori Biaya