Persiapan Benih dan Persemaian

49 meningkatkan unsur hara tanah dalam jangka panjang sehingga akan meningkatkan produktivitas lahan. Oleh karena itu, para petani padi sehat menggunakan pupuk kompos jerami sisa panen danatau OFER Organic Fertilizer yang dibuat sendiri. Selain tentang penggunaan pupuk kimia, penggunaan pestisida kimia sama sekali tidak diperbolehkan. Sebagai penggantinya, petani menggunakan pestisida nabati bermerk PASTI yang diperoleh dari hasil kemitraan dengan Lembaga Pertanian Sehat LPS sehingga pestisida nabati ini dapat dengan mudah dibuat, diperoleh, dan dijual di koperasi gapoktan. SOP selanjutnya adalah tentang penggunaan jenis varietas benih dan jumlah yang akan ditanam, cara pembuatan dan pemakaian pupuk organik dan pestisida nabati, aturan tanam, hingga penjualan. SOP tersebut terbentuk atas kemitraan gapoktan dengan Lempbaga Pertanian Sehat LPS dan Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten Bogor. Tahapan budidaya padi pada dasarnya adalah persiapan benih dan persemaian, persiapan lahan, penanaman, perawatan dan pemeliharaan, serta pemanenan. Penjelasan tahapan-tahapan tersebut sesuai dengan SOP budidaya padi sehat adalah sebagai berikut.

5.3.1 Persiapan Benih dan Persemaian

Dalam kegiatan ini, petani memilih varietas benih yang akan ditanam. Pemilihan varietas benih biasanya telah disepakati oleh semua anggota kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Silih Asih. Kesepakatan pemilihan varietas benih berdasarkan pertimbangan tingkat ketahanan benih terhadap serangan hama dan penyakit padi dan telah diuji kualitasnya oleh pemerintah. Varietas benih yang memiliki tingkat ketahanan yang baik terhadap berbagai macam hama dan penyakit padi biasanya yang berlabel biru, yaitu benih padi yang tahan terhadap penyakit tungro, antara lain seperti Ciherang, Bondoyudo, Situ Bagendit, Inpari, IR64, Sintanur, Hibrida, Mikongga, dan Pandan Wangi. Setelah varietas benih dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah memilih benih yang bernas. Benih yang telah diperoleh direndam ke dalam larutan disinfektan larutan garam atau abu dapur. Komposisi bahan larutan disinfektan tersebut adalah satu sendok garam atau tiga sendok abu dapur setiap satu liter air. Benih yang dipilih untuk disemai adalah benih yang tenggelam. Benih yang sudah 50 direndam selanjutnya dilakukan pemeraman. Selanjutnya, benih yang terpilih direndam lagi dengan air bersih. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit dan merangsang perkecambahan yang merata pada benih padi. Kemudian benih padi siap untuk disemai di lahan persemaian. Selain dengan cara tersebut, petani juga memperoleh benih dengan cara memilih benih yang bernas dari lahan pertanian mereka sendiri sehingga cara tersebut lebih hemat biaya produksi. Kriteria lahan yang baik sebagai lahan persemaian adalah lahan yang aman dan mudah pemeliharaannya. Proses pembibitan berlangsung selama 12 sampai dengan 20 hari sampai benih sudah menjadi bibit yang siap untuk ditanam. Selama proses pembibitan, petani menambahkan pupuk kompos sebagai pelengkap. Gambar 6 menunjukkan kondisi lahan persemaian benih padi. Gambar 6. Lahan Persemaian Benih Padi 5.3.2 Pengolahan Lahan Pengolahan lahan bertujuan untuk memberantas gulma yang tumbuh di lahan yang akan ditanam, menggemburkan tanah, memperbaharui aerasi tanah, memudahkan pangaturan air, dan mengatur jarak tanam. Sebelum melakukan pengolahan lahan, petani melakukan penyebaran jerami sisa hasil panen sebelumnya ke lahan sehingga akan mengalami pembusukan dengan sendirinya. Selain itu, petani juga menambahkan pupuk kompos yang diberikan dengan komposisi kurang lebih sebanyak dua ton per hektar lahan sawahnya. Tahap-tahap pengolahan tanah antara lain sebagai berikut: 51 1. Perbaikan Pematang Mopokan Kegiatan perbaikan pematang yaitu meremajakan pematang dengan membongkar pematang sampai ke dasar lahan dengan menggunakan cangkul kemudian menimbun kembali dengan tanah yang sudah diolah dibajak sehingga pematang kembali rapi. Hal ini dilakukan untuk menutup lubang hama dan mencegah terjadinya kebocoran saluran air. 2. Ngongkolongan Kegiatan ngongkolongan yaitu mencangkul batas petakan yang berbatasan dengan petakan di atasnya. Tanah hasil cangkulan batas petakan dipindahkan ke bagian tengah lahan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mempermudah proses pembajakan. 3. Pembajakan Lahan Kegiatan pembajakan lahan bertujuan untuk mempercepat proses pembusukan sisa tanaman dengan merotasi tanah. Pembajakan lahan dilakukan dengan bantuan kerbau atau traktor, tergantung kondisi geografis lahan, yaitu dari segi luas dan posisi lahan. 4. Nampingan dan Mengaru Kegiatan nampingan hampir sama seperti mopokan. Nampingan dilakukan dengan cara memecah setengah tanah pematang bagian dalam petakan dan menggantinya dengan tanah hasil pembajakan. Sedangkan mengaru merupakan kegiatan penghausan tanah hasil pembajakan untuk menyempurnakan sistem perakaran yang kedap air. 5. Nguyab Nguyab yaitu kegiatan membersihkan sisa tanaman pascapembajakan lahan dengan cara membenamkannya ke dalam lahan. 6. Pemerataan Tanah Nyorongan Kegiatan nyorongan merupakan upaya untuk meratakan permukaan petakan lahan sehingga sistem irigasi di dalam petakan tersebar merata ke seluruh lahan. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini dinamakan sorongan. Kegiatan pemerataan tanah nyorongan ditunjukkan dalam Gambar 7. 52 Gambar 7. Kegiatan Pemerataan Tanah Nyorongan 7. Pembuatan Drainase Pembuatan drainase bertujuan untuk mempermudah proses pengaturan aliran air di dalam petakan. Pembuatan drainase dilakukan dengan cara membuat semacam parit di dalam petakan.

5.3.3 Penanaman

Dokumen yang terkait

Analisis Sistem Usahatani Padi Sehat (Suatu Perbandingan, Kasus : Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 11 194

Kelembagan Berkelanjutan dalam Pertanian Organik (Studi Kasus Komunitas Petani Padi Sawah, Kampung Ciburuy,Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat)

6 103 177

Evaluasi kemitraan petani padi dengan lembaga pertanian sehat dompet dhuafa republika desa Ciburuy, kecamatan Cigombong kabupaten Bogor

0 4 216

Penataan kelembagaan pertanian dalam penerapan sistem pertanian padi sehat (studi di kampung Ciburuy, desa Ciburuy, kecamatan Cigombong, kabupaten Bogor)

1 22 173

Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik pada Petani Penggarap (Studi Kasus: Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor)

1 8 217

Analisis efisiensi teknis, pendapatan dan peranan kelembagaan petani pada usahatani padi sehat (Kasus Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

1 15 282

Penerapan Teknologi Pertanian Padi Organik Di Kampung Ciburuy, Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor

0 6 107

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Usahatani Padi Semiorganik di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong,Kabupaten Bogor

3 28 148

Penerapan LEISA pada Usahatani Padi Sehat dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan Usahatani di Gapoktan Harapan Maju dan Gapokan Silih Asih, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 10 98

Potensi Konsolidasi Pengelolaan Lahan Padi Sawah Di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor

0 8 54