I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia sudah mengetahui bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 13 ribu pulau dan semuanya beriklim tropis. Iklim tersebut
membuat Indonesia menjadi negara yang memiliki lahan subur sehingga sektor pertanian merupakan sektor yang pada umumnya menjadi sumber mata
pencaharian masyarakat Indonesia yang berjumlah kurang lebih 240 juta jiwa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2009, 74,68 persen dari keseluruhan
luas lahan di Indonesia digunakan untuk pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki peranan penting bagi perekonomian masyarakat
Indonesia. Sektor pertanian juga merupakan sektor yang dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan bernilai ekonomis agar dapat bersaing
dengan produk sejenis dalam perdagangan internasional. Sejak masa kolonial hingga saat ini Indonesia tidak dapat lepas dari sektor
pertanian. Sektor pertanian memiliki peran penting dan strategis dalam pembangunan nasional Indonesia, terutama dalam hal pengembangan sosial dan
ekonomi masyarakat. Priyohutomo 2010 menyatakan bahwa pembangunan ekonomi Indonesia akan dipengaruhi oleh peran sektor pertanian, dimana sektor
pertanian merupakan sektor unggulan dalam penyusunan strategi pembangunan nasional. Hal tersebut sejalan dengan prioritas pembangunan ekonomi Kabinet
Indonesia Bersatu II dimana salah satunya adalah Revitalisasi Pertanian dan Pedesaan. Pertanian Indonesia menyediakan lapangan pekerjaan bagi sekitar 44,3
persen penduduk Indonesia BPS 2002. Nilai Produk Domestik Bruto PDB dari hasil pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan atas dasar harga konstan
2000 adalah sebesar 284,6 triliun rupiah pada tahun 2008 dan 296,4 triliun rupiah pada tahun 2009 atau mengalami pertumbuhan sebesar 4,1 persen. Sedangkan
peranan sektor pertanian terhadap PDB Indonesia tahun 2009 tumbuh dari 14,5 persen menjadi 15,3 persen sehingga sektor pertanian berada pada urutan kedua
kontribusi PDB terbesar di Indonesia setelah sektor industri pengolahan
1
.
1
Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang. 2010. Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDB. http:www2.bbpp-
lembang.infoindex.php?option=com_contentview=articleid=515Itemid=304. [Diakses tanggal 3 Maret 2012]
2 Adapun subsektor pertanian Indonesia antara lain: subsektor pangan,
subsektor hortikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor perikanan, dan subsektor kehutanan. Pada Tabel 1 digambarkan volume dan nilai
ekspor-impor sektor pertanian pada tahun 2007 sampai dengan 2009. Tabel 1. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Komoditi Pertanian Indonesia
pada Tahun 2007-2009
Sub Sektor
Tahun 2007 Tahun 2008
Tahun 2009 Volume
ton Nilai
US Volume
ton Nilai
US Volume
ton Nilai
US
Pangan 999.460
289.049 812.330
348.914 786.636
321.280 Hortikultura
393.895 254.537
524.485 433.920
447.609 379.739
Perkebunan 22.105.773 19.948.923 25.182.681 27.369.363
27.864.811 21.581.669 Peternakan
458.900 748.215
635.304 1.148.170
473.182 754.913
Sumber: Pusat Data dan Informasi Pertanian 2009
Tabel 1 menunjukkan bahwa subsektor pangan merupakan penyumbang volume ekspor terbesar kedua setelah subsektor perkebunan. Akan tetapi,
besarnya volume ekspor tersebut tidak sejalan dengan besarnya nilai ekspor. Nilai ekspor di subsektor pangan cenderung yang paling kecil di antara subsektor
pertanian lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa produk-produk yang dihasilkan dari subsektor pangan merupakan produk tanpa nilai tambah yang optimal.
Dengan volume produksi yang besar, subsektor pangan berpotensi sebagai penunjang kemajuan perekonomian bangsa.
Pangan merupakan kebutuhan pokok dan paling dasar manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di
dunia berhak untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Beberapa aturan mengenai pemenuhan kebutuhan pangan tersebut antara lain terdapat pada kesepakatan
antar-Negara-Negara di dunia dalam Human Right Declaration pada tahun 1984 di Paris, Perancis dan World Confrence on Human Right 1993 di Wina, Austria.
Kedua aturan tersebut menyatakan bahwa setiap individu berhak untuk memperoleh pangan yang cukup. Secara tidak langsung, aturan tersebut
mewajibkan setiap negara untuk menyediakan kebutuhan pangan setiap warga negaranya sesuai dengan kebutuhan. Peraturan mengenai hak warga negara di
Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangannya tertuang dalam Undang-Undang
3 Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan yang bertujuan
menyediakan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia, menciptakan perdagangan pangan yang jujur dan
bertanggung jawab, dan mewujudkan tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat
2
. Selain karena produk yang dihasilkan oleh subsektor pangan merupakan
kebutuhan primer bagi manusia, subsektor pangan merupakan subsektor yang paling strategis bila dilihat dari berbagai aspek. Aspek pertama, subsektor pangan
berperan sebagai subsektor yang secara tidak langsung mengurangi kemiskinan. Peran ini dapat dilihat dari beberapa dimensi. Dimensi pertama adalah kontribusi
subsektor pangan dalam kemiskinan Indonesia. Lebih dari 60 persen penduduk Indonesia bergantung pada pertanian pangan. Oleh karena itu, meningkatkan
produktivitas subsektor pangan secara tidak langsung akan mengurangi tingkat kemiskinan. Dimensi kedua, kontribusi subsektor pangan dalam penyerapan
tenaga kerja. Subsektor pangan merupakan subsektor yang paling dominan dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Aspek kedua, subsektor pangan berperan
sebagai subsektor yang secara tidak langsung mencegah kelaparan dan kekurangan gizi dengan cara meningkatkan produksi pangan dan memberikan
kemudahan untuk memperoleh pangan. Aspek ketiga, subsektor pangan secara tidak langung berperan dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Baik dan
buruknya pengaruh ekstentifikasi subsektor pangan terhadap lingkungan hidup akan ditentukan oleh poin-poin yang dilakukan untuk mengembangkan subsektor
pangan tersebut. Hal ini disebabkan karena produktivitas subsektor pangan memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap lingkungan
3
. Peningkatan populasi tertinggi penduduk Indonesia terjadi pada tahun
1980, yaitu sebesar 23,72 persen dari 119.208.229 jiwa pada tahun 1971 menjadi 147.490.298 jiwa pada tahun 1980. Sepuluh tahun kemudian pada tahun 1990,
populasi kembali meningkat sebesar 21,62 persen menjadi sebesar 179.378.946 jiwa. Penurunan laju pertumbuhan populasi menurun dengan signifikan dimulai
2
Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1996 Tentang Pangan.
3
Majalah Pangan. 2010. Roadmap Menuju Ketahanan Pangan: Peran serta Strategis Pembangunan Pertanian dan Pedesaan.
http:www.majalahpangan.com201004roadmap-menuju-ketahanan-pangan-peran-serta- strategis-pembangunan-pertanian-dan-pedesaan. [Diakses tanggal 25 Mei 2011]
4 pada tahun 1995 dengan laju pertumbuhan hanya sebesar 8,57 persen menjadikan
jumlah penduduk sebesar 194.754.808 jiwa. Laju pertumbuhan yang kecil terus berlanjut hingga tahun 2010. Dengan jumlah penduduk Indonesia sebesar
237.641.326 jiwa pada tahun 2010 menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat populasi terbesar keempat di dunia
4
. Tabel 2 menunjukkan perkembangan jumlah penduduk Indonesia.
Tabel 2. Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia Sesuai Sensus Penduduk
Indonesia Tahun 1971-2010
Tahun Jumlah Penduduk jiwa
Laju Pertumbuhan Penduduk
1971 119.208.229
1980 147.490.298
23,72 1990
179.378.946 21,62
1995 194.754.808
8,57 2000
206.264.595 5,33
2005 218.868.791
6,70 2010
237.641.326 8,57
Sumber: Badan Pusat Statistik 2010 Keterangan: Proyeksi
Menurut Nafis 2011, negara-negara berkembang dengan peningkatan jumlah penduduk yang tinggi akan berdampak negatif pada sektor ekonomi,
sosial, kesehatan, dan yang paling utama adalah pemenuhan kebutuhan akan pangan. Oleh karena itu, kebijakan yang terkait dengan pangan di Indonesia
menjadi prioritas utama. Hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah alokasi APBN tahun 2011 untuk belanja modal dimana belanja modal difokuskan untuk
pengadaan infrastruktur dasar pendukung pertumbuhan ekonomi dan sektor pertanian dalam rangka program ketahanan pangan sebesar Rp121 triliun atau
sebesar 9,84 persen dari total keseluruhan APBN tahun 2011
5
. Jenis tanaman pangan yang dibudidayakan di Indonesia antara lain padi, jagung, kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar.
4
CIA World Factbook. 2012. Indonesia. https:www.cia.govlibrarypublicationsthe-world-factbookgeosid.html. [Diakses tanggal 13
Maret 2012]
5
Getar Merdeka. 2011. Alokasi Belanja APBN 2011 Jadi Rp 1229,5 Triliun. http:getarmerdeka.blogspot.com201010alokasi-belanja-apbn-2011-jadi-rp1229-5.html.
[Diakses tanggal 26 mei 2011]
5 Padi merupakan komoditas yang paling banyak dibudidayakan di
Indonesia karena beras yang merupakan produk utama dari komoditas padi adalah makanan pokok hampir seluruh masyarakat Indonesia. Seperti yang ditunjukkan
pada Tabel 3, luas panen padi merupakan yang terluas di antara luas panen komoditas padngan lainnya. Hal ini disebabkan karena beras merupakan sumber
karbohidrat dan energi paling utama bagi penduduk Indonesia. CIA World Fact Book 2006 menyatakan bahwa 99 persen penduduk Indonesia menggunakan
beras sebagai sumber makanan pokok. Oleh karena itu dalam rangka memenuhi kebutuhan utama masyarakat Indonesia tersebut, pemerintah Indonesia
mengeluarkan kebijakan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan pangan nasional difokuskan
pada penyediaan komoditas beras dalam jumlah yang cukup bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain karena kebutuhan beras sebagai kebutuhan pokok, menanam
padi juga merupakan budaya masyarakat Indonesia sebagai negara beriklim tropis sehingga mendukung budidaya padi dari faktor alam, yaitu iklim dan cuaca.
Dukungan faktor alam tersebut diakibatkan oleh posisi Indonesia yang secara geografis terletak di sepanjang garis khatulistiwa sehingga hampir semua lahan di
semua daerah di Indonesia bisa ditanami padi. Itulah sebabnya komoditas padi merupakan komoditas pertanian yang paling penting di Indonesia. Tabel 3
menunjukkan luas panen, produktivitas, dan produksi berbagai jenis tanaman pangan Indonesia.
Tabel 3. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Berbagai Jenis Tanaman
Pangan Indonesia Tahun 2010
Jenis Tanaman Pangan
Luas Panen ha
Produktivitas kuha
Produksi ton
Padi 12.147.637
50,15 66.411.469
Jagung 4.137.676
44,36 18.327.636
Kedelai 660.823
13,48 907.301
Kacang Tanah 620.563
12,56 779.228
Kacang Hijau 258.157
11,30 291.705
Ubi Kayu 1.183.047
202,17 23.918.118
Ubi Jalar 181.073
113,27 2.051.046
Sumber: Pusat Data dan Informasi Pertanian 2012
6 Pulau Jawa merupakan pulau dengan produktivitas padi terbesar di
Indonesia. Dari tahun ke tahun, jumlah produktivitas padi dari luar Pulau Jawa pun masih lebih kecil dibandingkan dengan jumlah produktivitas di Pulau Jawa
sendiri. Data tersebut mengindikasikan bahwa Pulau Jawa merupakan pulau yang secara teknis cuaca dan iklim serta kesuburan lahan mendukung pembudidayaan
padi. Di Pulau Jawa sendiri, dari keenam provinsi yang ada di Pulau Jawa, Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang paling tinggi produksi padinya.
Tabel 4 menunjukkan produksi padi di Indonesia menurut pulauprovinsi. Tabel 4. Perkembangan Produksi Padi di Indonesia Menurut PulauProvinsi
Tahun 2009-2011
PulauProvinsi Tahun
ton GKG 2009
2010 2011
Sumatera 14.696.457
15.200.446 15.407.591
Jawa 34.880.131
36.375.384 36.431.936
D.K.I. Jakarta 11.013
11.164 11.321
Jawa Barat 11.322.681
11.737.683 11.436.334
Banten 1.849.007
2.048.047 1.953.505
Jawa Tengah 9.600.415
10.110.830 10.607.094
D.I. Yogyakarta 837.930
823.887 826.752
Jawa Timur 11.259.085
11.643.773 11.596.930
Bali Nusa Tenggara 3.356.898
3.176.928 3.419.200
Kalimantan 4.392.112
4.422.961 4.520.406
Sulawesi 6.801.668
6.960.376 7.244.213
Maluku Papua 2 71.624
2 75.374 2 83.978
Jumlah Luar Jawa 29.518.759
30.036.085 30.875.388
Total 64.398.890
66.411.469 67.307.324
Sumber: Pusat Data dan Informasi Pertanian 2012 Keterangan: Proyeksi
Selanjutnya, sentra produksi padi di Indonesia terdapat pada Provinsi Jawa Barat. Luas tanam dan luas panen padi di Provinsi Jawa Barat merupakan yang
paling besar di Indonesia. Terdapat beberapa kabupatenkota yang penduduknya membudidayakan padi di Jawa Barat, antara lain: Bogor, Sukabumi, Bandung,
7 Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang,
Indramayu, Subang, Purwakarta, Karawang, Bekasi, Depok, Cimahi, dan Banjar
6
. Produktivitas padi sawah dan ladang di Kabupaten Bogor adalah sebesar 538.777
ton pada tahun 2010. Tabel 5 menunjukkan luas tanam dan luas panen tanaman padi di Indonesia menurut pulauprovinsi.
Tabel 5. Luas Tanam dan Luas Panen Tanaman Padi di Indonesia Menurut
PulauProvinsi Tahun 2010
PulauProvinsi Luas Tanam
Hektar Luas Panen
Hektar
Sumatera 3.423.928
3.330.613 Jawa
5.729.538 6.093.603
D.K.I. Jakarta 1.853
1.974 Jawa Barat
1.876.377 1.950.203
Banten 1.656.841
1.725.034 Jawa Tengah
142.105 145.424
D.I. Yogyakarta 1.680.176
1.904.830 Jawa Timur
372.186 366.138
Bali Nusa Tenggara 634.107
718.781 Kalimantan
1.338.904 1.269.655
Sulawesi 1.305.385
1.399.139 Maluku Papua
65.263 71.785
Jumlah Luar Jawa 6.767.587
6.789.973
Total 12.497.125
12.883.576
Sumber: Pusat Data dan Informasi Pertanian 2012
Terdapat dua sistem budidaya padi, yaitu dengan cara konvensional anorganik dan organik. Sistem budidaya padi dengan cara konvensional yaitu
sistem penanaman dengan menggunakan bahan-bahan kimia dalam proses budidayanya, contohnya menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Sistem
budidaya dengan cara konvensional sudah menjadi kebiasaan para petani. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, sistem budidaya padi dengan cara
6
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. 2009. Luas Tanam Padi Sawah dan Padi Ladang Provinsi Jawa Barat. http:www.diperta.jabarprov.go.idindex.phpsubMenu909.
[Diakses tanggal 21 November 2011]
8 organik mulai diterapkan. Penerapan sistem tersebut disebabkan oleh perubahan
gaya hidup masyarakat yang lebih mengutamakan kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup. Gaya hidup sehat masyarakat dunia dengan slogan “Back to
Nature ” merupakan tren baru pada abad 21 sehingga segala sesuatu yang
dikonsumsi mulai diusahakan berbahan dasar organik. Meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kelestarian
lingkungan menyebabkan masyarakat lebih selektif dalam memilih pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Permintaan akan pangan berbahan
organik, terutama beras organik pun semakin meningkat. Para petani dan pemerintah daerah pun mulai menyadari adanya peluang pasar organik yang besar
dan menguntungkan sehingga beberapa pemerintah daerah yang salah satunya adalah Pemerintah Kabupaten Bogor mulai menyusun berbagai program terkait
produksi pangan berbahan dasar organik, salah satunya adalah Program Peningkatan Produktivitas Beras Nasional dengan memanfaatkan local spesific.
Hal ini maksudnya adalah mengintensifkan lahan sawah yang semakin sempit di Kabupaten dan Kota Bogor untuk produksi beras organik sehingga berdaya saing
lebih
7
. Terdapat sebelas dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor yang memiliki
potensi pengembangan usahatani padi sawah organik. Sebagaimana yang ditunjukkan dalam Lampiran 1, di beberapa kecamatan ada beberapa desa yang di
setiap desanya memiliki beberapa kelompok tani padi sawah organik. Kelompok- kelompok tani tersebut merupakan objek program Pemerintah Kabupaten Bogor
dalam mendukung pengembangan potensi padi organik. Sampai saat ini desa-desa di Kabupaten Bogor belum ada yang tercatat berhasil menerapkan sistem
budidaya padi murni organik, tetapi masih semi organik. Istilah padi yang dibudidayakan secara semi organik tersebut dinamakan padi sehat. Oleh karena
itu, dalam masa transisi dari sistem budidaya anorganik ke organik, produk beras yang dihasilkan dari sistem budidaya padi semi organik dinamakan beras sehat.
Kelompok Tani Silih Asih yang berlokasi di Desa Ciburuy merupakan kelompok tani yang memiliki lahan pertanian padi sehat paling luas dari 26
7
Pemerintah Kota Bogor. 2011. Kota Bogor Rintis Beras Sehat Melalui Pengembangan Sawah Organik. http:kotabogor.go.idindex.php?option=com_contenttask=viewid=7218. [Diakses
tanggal 21 November 2011]
9 kelompok tani yang menjadi objek program pengembangan potensi padi organik
Kabupaten Bogor. Kelompok Tani Saung Kuring juga merupakan kelompok tani yang berlokasi di Desa Ciburuy dan membudidayakan padi sehat. Oleh karena itu,
data tersebut secara tidak langsung menginformasikan bahwa Desa Ciburuy merupakan sentra produksi padi sehat di Kabupaten Bogor sehingga dijadikan
teladan bagi desa-desa bahkan kecamatan lain di Kabupaten Bogor dalam pengembangan potensi padi organik.
1.2 Perumusan Masalah