32 sehingga semakin efisien. Secara teoritis, dengan rasio RC = 1, keuntungan
usahatani berada pada titik impas, yaitu tidak mengalami baik keuntungan maupun kerugian.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Setiap petani padi sehat di Desa Ciburuy telah diberikan suatu standar dalam membudidayakan padinya sehingga setiap produk beras dari padi yang
dihasilkan telah disertifikasi oleh Departemen Kesehatan sebagai beras bebas residu pestisida kimia. Sertifikasi tersebut mengindikasikan bahwa produk beras
dari Desa Ciburuy bukan merupakan beras konvensional biasa, tetapi beras yang memiliki nilai tambah dibandingkan beras-beras lain yang beredar di pasar. Oleh
karena itu, menjadi suatu hal yang wajar apabila harga beras sehat yang dihasilkan dari Desa Ciburuy lebih mahal daripada beras konvensional. Akan tetapi,
walaupun petani padi sehat di Desa Ciburuy diklaim sebagai produsen padi sehat yang paling berkembang di Kabupaten Bogor dan dengan semua keunggulan yang
diperoleh akibat nilai tambah produknya, tidak semua petani di Desa Ciburuy merasakan kesejahteraan yang memadai. Hal ini tentu berhubungan terhadap
pendapatan usahatani padi sehat yang dilakukan oleh para petani. Pendapatan usahatani dapat dikatakan suatu bentuk imbalan atas usahatani
yang dilakukan oleh petani. Oleh karena itu, besar atau kecilnya nilai pendapatan suatu usahatani merupakan suatu ukuran kesuksesan suatu keragaan usahatani
yang kemudian berkaitan dengan kesejahtaeraan petani selaku pemilik, pengelola, dan koordinator usahatani. Untuk menganalisis pendapatan usahatani padi sehat,
hal yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah menganalisis bagaimana keragaan usahatani padi sehat yang dilakukan oleh para petani padi sehat. Hal ini tentu
disesuaikan dengan standar yang diterapkan gapoktan dalam mebudidayakan padi sehat. Dari analisis keragaan usahatani tersebut akan dihasilkan beberapa
informasi, antara lain struktur penerimaan dan pengeluaran usahatani. Struktur penerimaan dan pengeluaran usahatani tersebut kemudian dianalisis menurut
klasifikasinya sehingga akan dihasilkan informasi pendapatan usahatani. Hasil analisis pendapatan usahatani bisa saja menyimpulkan bahwa
pendapatan usahatani kurang optimal. Pendapatan usahatani dapat dioptimalkan dengan menganalisis efisiensi pendapatan. Salah satu cara untuk menganalisis
33 efisiensi pendapatan adalah dengan melihat RC rasio. Nilai ini menunjukkan
jumlah penerimaan usahatani yang diperoleh setiap satu satuan pengeluaran yang dikeluarkan petani untuk usahatani sehingga dengan analisis lebih lanjut yang
menggunakan nilai ini dapat menentukan efisiensi pendapatan suatu usahatani. Selain itu, nilai RC rasio juga mengindikasikan nilai ekonomi tingkat
keuntungan suatu usahatani, karena semakin tinggi nilai RC rasio maka semakin besar keuntungan petani. Analisis nilai RC rasio dilakukan dengan dua cara, yaitu
menganalisis nilai RC rasio ukuran usahatani luas dan menganalisis nilai RC rasio ukuran usahatani sempit.
Setelah tingkat efisiensi diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai atau meningkatkan
efisiensi usahatani bila diketahui pendapatan usahatani tersebut tidak efisien. Dalam hal ini jelas perlu diketahui bagaimana keragaan usahatani yang baik
sehingga akan kembali lagi kepada analisis keragaan usahatani setelah menemukan strategi pengembangan untuk meningkatkan efisiensi usahatani.
Adapun bagan kerangka operasional dapat dilihat pada Gambar 3.
34
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Pendapatan Usahatani
Padi Sehat di Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor
Pendapatan usahatani
Analisis efisiensi biaya usahatani dengan menggunakan RC rasio
Tidak efisien Efisien
Analisis RC rasio ukuran usahatani luas
Analisis RC rasio ukuran usahatani sempit
Pengembangan usahatani Efisien
Tidak efisien Analisis keragaan usahatani padi
sehat di Desa Ciburuy
Penerimaan usahatani Pengeluaran usahatani
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian