11
cm
2
ekor berat tikus sekitar 300 g. Tinggi kandang harus lebih dari 18 cm. Temperatur kandang yang ideal adalah 18-27
o
C dengan rata-rata 22
o
C dan kelembaban relatif 40-70. Pemberian penerangan cukup selama 12 jamhari,
karena bila lebih dari 12 jam akan mempengaruhi siklus birahi. Rodensia umumnya, terutama rodensia yang aktif di malam hari nocturnal seperti
tikus, senang pada cahaya remang-remang. Perlu diperhatikan agar alas kandang selalu kering dan tidak berbau untuk mencegah gangguan respirasi
serta alat-alat dalam kandang harus dibersihkan 1-2 kali seminggu Malole dan Pramono 1989.
Seekor tikus dewasa membutuhkan 5 g makanan dan 10 ml air minum per hari per 100 g berat badan. Tingkat konsumsi ransum dipengaruhi oleh
temperatur kandang, kelembaban, kesehatan tikus, dan kualitas makanan itu sendiri. Sebagai hewan nocturnal, tikus aktif makan di malam hari Malole
dan Pramono 1989.
12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Bahan dan Alat
1. Bahan
a. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan yaitu kacang komak Lablab purpureus L. Sweet yang didapat dari petani di Probolinggo, Jawa
Timur.
b. Tikus Percobaan
Tikus percobaan yang digunakan merupakan tikus jantan jenis
spargue dawley umur 40 hari. c.
Bahan Makanan Tikus
Bahan yang digunakan sebagai makanan tikus dalam penelitian ini adalah pati jagung, kasein, sukrosa, minyak kedelai, CMC, mineral
mix, vitamin mix, kolesterol, PTU propiltiourasil, dan tepung tempe
kacang komak. d.
Bahan Analisis
Bahan-bahan untuk analisis proksimat antara lain K
2
SO
4
, HgO, H
2
SO
4
pekat, NaOH-Na
2
S
2
O
3
, H
3
BO
3
, indikator biru metilen, HCl, dan pelarut n-heksana. Bahan untuk analisis total kolesterol dan HDL yaitu
reagen kit cholesterol FS dan HDL precipitant FS dengan metode CHOD-PAP. Bahan analisis trigliserida yaitu tryglyserides FS dengan
metode GPO-PAP. Bahan-bahan untuk analisis malonaldehida yaitu larutan PBS, larutan TCA 15, dan larutan TBA 0,37 dalam HCl
0,25 N.
2. Alat
a. Alat Pemeliharaan Tikus
Alat yang digunakan untuk memelihara tikus dan membuat makanan tikus adalah kandang metabolik, botol minum, timbangan,
baskom plastik, varimixer, dan blender.
13
b. Alat Pembedah Tikus
Alat yang digunakan dalam pembedahan tikus adalah gunting, pinset, jarum suntik, papan pembedahan, dan alat-alat gelas.
c. Alat Analisis
Alat yang digunakan untuk analisis proksimat antara lain oven, tanur, ekstraktor soxhlet, labu kjeldahl, alat-alat gelas, cawan
aluminium, cawan porselen. Alat-alat yang digunakan untuk analisis kolesterol, trigliserida, HDL, LDL, dan malonaldehida meliputi
spektrofotometer, sentrifuse, penangas air, tabung reaksi, tabung
sentrifuse, pipet mikro, kuvet, dan kuvet mikro. B.
Metoda Penelitian
Tahap pertama penelitian ini adalah persiapan sampel, yaitu tepung tempe kacang komak. Tepung tempe dianalisis nilai gizinya yang terdiri dari
kadar protein, lemak, karbohidrat, air, abu, dan serat kasar. Data tersebut digunakan untuk merancang komposisi ransum tikus. Setelah sampel
disiapkan, tikus mulai dipelihara. Masa adaptasi tikus adalah 1 minggu. Masa perlakuan selama 36 hari. Selama masa perlakuan, secara berkala dilakukan
penghitungan jumlah konsumsi ransum dan pengukuran berat badan. Pada akhir perlakuan, dilakukan pembedahan tikus. Serum darah tikus digunakan
untuk menentukan total kolesterol, HDL, trigliserida, LDL, dan indeks aterogenik. Hati dan limpa digunakan untuk analisis MDA malonaldehida.
Organ tikus hati, ginjal, dan limpa ditimbang sebagai data pendukung. Secara garis besar, rancangan penelitian yang dilakukan beserta output yang
diharapkan dapat dilihat pada Gambar 1.
1. Tahap 1 Persiapan Sampel
a. Pembuatan Tempe Kacang Komak Harnani 2009
Kacang komak kering direbus dalam larutan abu 5 dari berat kacang selama 30 menit, kemudian direndam selama 48 jam. Setelah
direndam, lendir dihilangkan dan dikupas kulitnya. Kacang komak tanpa kulit kemudian dikukus selama 15 menit dan ditiriskan lalu