45
kolesterol dari jaringan ke hati. Kedua, kemampuan antiaterogenik HDL terkait dengan fungsinya sebagai antioksidan dan atau antiagregasi di
saluran darah. Secara in vitro Apo A-I dapat melindungi LDL dari serangan oksidasi. Apo A-I merupakan protein utama penyusun HDL
Ginsberg dan Karmally 2000.
E. Peroksidasi Lipid Malonaldehida MDA
Malonaldehida ditemukan di jaringan manusia dan hewan sebagai produk akhir dari peroksidasi lipid IARC 1985. Kadar MDA dalam suatu
jaringan dapat menjadi indikator tingkat serangan radikal bebas terhadap lipid di jaringan tersebut. Selain itu, kadar MDA juga dapat menjadi indikator
keefektifan antioksidan dalam suatu pangan di dalam tubuh. Kadar MDA pada penelitian ini dianalisis pada organ hati dan limpa.
Hati dan limpa dipilih karena kedua jaringan ini memiliki fungsi dalam metabolisme lemak. Limpa memiliki peran dalam penyerapan lemak dari
usus halus ke darah Nigam 2008. Hati juga memiliki peran dalam mendegradasi asam lemak menjadi energi, mensintesis trigliserida dari
karbohidrat dan protein, dan memproduksi lemak lainnya seperti kolesterol dan fosfolipid. Selain itu, hati juga memiliki kemampuan untuk melakukan
desaturasi asam lemak sehingga trigliserida yang ada di hati umumnya dalam bentuk tidak jenuh Guyton 1987. Keberadaan asam lemak tidak jenuh di
hati membuat lipid hati menjadi sensitif terhadap oksidasi. Penentuan kadar MDA organ hati dan limpa dilakukan secara
spektrofotometrik. Sebagai standar digunakan 1,1,3,3 tetraetoksipropana TEP dengan konsentrasi 0,0; 1,2; 2,4; 3,6; 4,8; 6,0; 7,2; 15,0; dan 24,0 x10
-3
pmolml. Persamaan kurva standar yang didapat yaitu y = 0,008x + 0,030 dengan R² = 0,956, dimana y = absorbansi dan x = konsentrasi MDA 10
-3
pmolml. Kurva standar tersebut dapat dilihat pada Lampiran 12. Gambar 16 menunjukkan kadar MDA hati dan limpa ketiga kelompok
tikus. Dari gambar tersebut diketahui kadar MDA hati kontrol negatif, kontrol positif, dan tempe berturut-turut adalah 0,04; 0,02; dan 0,04 pmolml. Kadar
MDA limpa kontrol negatif, kontrol positif, dan tempe berturut-turut adalah 0,1; 0,09; 0,1 pmolml. Nilai MDA ini relatif sangat kecil bila dibandingkan
dengan hasil Nu Nugroho 2007
karena berbedan kemungkinan jug
perlakuan menga lama perlakuan s
Nugroho 2007 sedangkan pada
lama perlakuan 3 MDA darah jauh
sensitif dan lebih
Keterangan: sup sta
Gamb Dari Gam
mampu menurun Nugroho 2007
kacang komak kolesterol yang h
juga mendapatka terhadap kadar M
0,00 0,02
0,04 0,06
0,08 0,10
0,12
K a
d a
r M
D A
p m
o l
g
ugroho 2007. Kadar MDA hati dan darah 7 memiliki satuan µmolml. Perbedaan in
anya jenis dan lama perlakuan tikus. Perbed juga diikuti dengan perbedaan metabolisme.
gakibatkan perbedaan paparan oksidatif seh semakin besar kemungkinan tikus mengalam
menggunakan tikus wistar dengan lama per a penelitian ini digunakan tikus jenis spargue
n 36 hari. Selain itu, Nugroho 2007 juga m uh lebih besar dibandingkan hati. Oleh karena
ih baik untuk dijadikan sampel dibandingkan h
uperscript yang berbeda, menunjukkan nilai yang be tatistik pada α=0,1 Lampiran 13 dan Lampiran 14.
bar 16. Kadar MDA Hati dan Limpa Tikus Per ambar 16 terlihat bahwa tepung tempe kacan
unkan kadar MDA hati dan limpa tikus. Hal in dan Khayrani 2008. Nugroho 2007 mene
terhadap kadar MDA hati dan darah tik hasilnya tidak berbeda nyata dengan kontrol. K
kan hasil yang sama ketika meneliti efek protei MDA serum darah tikus yang mengalami diabe
Hati Limpa
0,04 b 0,10 a
0,02 a 0,09 a
0,04 b
Jenis Organ
Kontrol Negatif Kontrol Positif
Tempe
46
h pada penelitian ini kemungkinan
edaan jenis tikus . Perbedaan lama
sehingga semakin mi stres oksidatif.
perlakuan 75 hari, ue dawley dengan
mendapati kadar na itu darah lebih
hati.
berbeda nyata secara
ercobaan. cang komak tidak
ini diperkuat oleh neliti efek protein
tikus yang diberi . Khayrani 2008
tein kacang komak abetes.
0,10 a