31 e Biarkan selama 24 jam sampai kista menetas. Setelah menetas, matikan
aerator dan tutup bagian atas wadah. Biarkan artemia mengendap di dasar wadah.
f Panen artemia yang ada di dasar wadah dan berikan kepada larva ikan sebanyak ½ gelas aqua per akuarium sekali makan. lakukan pada pagi
hari pukul 07.00 wib dan sore hari pukul 19.00 wib.
2. Pelet Tuenshin
Pelet Tuenshin merupakan Pakan buatan yang dibeli oleh Aquarium Jaya di daerah Parung, Bogor. Pakan ini bersifat kering dan berukuran kecil, disesuaikan
dengan mulut ikan hias tetra yang berukuran kecil. Pemberian pakan pelet ini dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari yaitu pada pukul 07.00 wib, 13.00 wib,
dan 18.00 wib. pemberian pakan ini sebanyak 75 gram per akuarium sekali makan.
3. Kutu Air
Kutu air merupakan udang-udangan renik yang hidup di perairan tawar.
Makanannya terdiri dari tumbuh-tumbuhan renik dan sampah yang membusuk di danau atau genangan air di pembuangan limbah rumah tangga. Kutu air diberikan
pada saat larva berumur 31-45 hari sebanyak tiga kali dalam sehari. Kutu air yang didapatkan oleh Aquarium Jaya berasal dari empang yang berada disekitar usaha.
Staff akuarium akan mengambil kutu air pada pukul 05.00 wib dan menaruhnya pada ember plastik untuk diberikan kepada larva ikan hias neon tetra,
cardinal tetra, dan rednose tetra. Kutu air diberikan sebanyak ½ gelas aqua yaitu pada pukul 08.00 wib, 14.00 wib, dan 19.00 wib.
3. Penanggulangan Hama dan penyakit
Hama dan penyakit yang timbul pada saat pembenihan ikan hias dapat disebabkan karena cuaca, kondisi air , maupun teknis perawatan yang kurang baik.
Hama yang sering menyerang ikan jenis tetra antara lain, white spot, costiasis,
Gambar 6. Pakan Artemia
Gambar 7. Pakan Kutu Air
32 velvet serta serangan bakteri dan serangan jamur. Adapun penanganan dari
penyakit ikan hias di Aquarium Jaya, antara lain: 1.
White Spot White spot
disebabkan oleh serangan parasit Ichthyophthirius multifiliis. Parasit ini berukuran sangat kecil maiskroskopis dan memakan sel darah merah.
Hidupnya melekat pada tubuh ikan selama 4-8 hari hingga ikan mati. Gejala penyakit ini dapat dilihat adanya bintik putih pada bagian sirip dan tubuh ikan.
Selain itu, ikan menunjukan kurang nafsu makan, lemah, dan lama kelamaan akan mati karena kekurangan sel darah merah.
Pengobatan ikan ini dapat dilakukan dengan cara merendam ikan dengan air garam selama kurang lebih 10 hari. Adapun dosis pengobatannya yaitu 5
sendok the garam dalam 20 liter air. Selainitu, dapat juga diberikan larutan metal biru dengan dosis 15 tetes larutan meti biru berkadar 5 dalam 20 liter air.
2. Costiasis
Koreng Ikan Costiasis
disebabkan oleh parasit Costia necatrix. Parasit ini tergolong dalam protozoa. Gejala penyakit ini antara lain tubuh atau kulit ikan yang terkena
penyakit ini berwarna buram dengan penyebaran yang sangat cepat. Akibatnya pada tepi bagian kulit ikan akan timbul lubang kecil yang akan menjadi luka
melebar.
Pengobatan ikan yang sakit dapat dilakukan dengan perendaman pada larutan garam dapur dengan dosis 5 sendok the garam dalam 20 liter air selama 15
menit. Jika luka sudah terlalu melebar dapat diberikan larutan formalin 40 sebanyak 1 sendok teh dalam 1 liter air selama 15 menit. Lakukan perendaman
tersbeut selama 1-2 hari sebanyak 2 kali sehari.
3. Velvet
Velvet disebabkan oleh parasit Oodinium pillilarum. Parasit ini tergolong dalam protozoa. Gejala penyakit ini antara lain kulit bengkak merah kecoklatan
yang kemudian mengelupas yang terkadang ada pembengkakan pada bagian tubuh ikan. Pengobatan ikan ini dengan memberikan garam dapur sebanyak satu sendok
teh untuk setiap 15 liter air atau memberikan acriflavin sebanyak 2 gram dalam 20 liter air.
4. Serangan Bakteri
Bakteri yang biasa menyerang ikan hias neon tetra, cardinal tetra, dan rednose tetra antara lain Pseudomonas sp., Aeoromonas, Hemophilus, dan
Mycobacteria . Serangan bakteri ini terjadi pada saat kondisi ikan lemah akibat
lapar, pakan tidak cocok, dingin, stress, ataau kondisi air tidak baik dan terjadi pada daerah kulit, sirip, dan mulut.
Gejala ikan terserang bakteri ditandai dengan melemahnya tubuh, pucat, kurang nafsu makan sehingga cepat kurus, terdapat lapisan lender pada insang,
serta sirip dan ekor rusak. Pengobatan penyakit ini biasanya direndam dengan larutan tetrasiklin. Dosisnya 250 mg dalam 20 liter air selama 7-10 hari. Selama
pengobatan sebaiknya akuarium ditutup atau diberi naungan agar tidak erkena sinar matahari langsung. Bila sudah tampak coklat airnya harus segera diganti.
33 5.
Penyakit akibat jamur Infeksi jamur bisa terjadi kalau ikan terluka sehingga sangat jarang ikan
sakit karena jamur. Jenis jamur yang sering menyerang ikan hias jenis tetra adalah Achlya sp. dan Saprolegnia sp. Ikan yang tterserang jamur Achlya sp. akan
tampak luka nanah pada tubuhnya serta mata dan insang melepuh. Sedangkan ikan yang terserang jamur Saprolegnia sp. akan tampak bulu-bulu halus seperti
kapas putih pada mulut, tubuh, dan sirip.
Pengobatan untuk ikan yang terserang penyakit jamur ini antara lain dengan merendam ikan pada larutan garam dapur sebanyak ½ sendok the dalam 4,5 liter
air. Selain garam dapur dapat diberikan larutan MG. Dosisnya 5 tetes obat berkadar 0,75 dalam 20 liter air.
Pensortiran Benih
Pensortiran benih bertujuan untuk menyeragamkan ukuran benih yang akan dijual. Penyortiran pada usaha Aquarium Jaya dilakukan sebanyak dua kali
berdasarkan umur benih, sampai ukuran siap untuk dijual, yaitu: 1.
Pensortiran Pertama Pensortiran pertama dilakukan pada saat benih berumur 1,5 bulan rayakan.
Hal ini dimaksudkan agar ukuran ikan seragam pada saat dilakukan pembesaran selain itu, untuk memisahkan ikan besar dan ikan kecil karena ikan berukuruan
kecil akan tersaingi dalam perebutan pakan. Akibatnya pertumbuhan ikan yang kecil menjadi lambat. Pensortiran ini menggunakan sendok sayur.
2.
Pensortiran kedua Pensortiran ini dilakukan pada saat siap panen atau pada saat ikan akan
diminta oleh pihak konsumen eksportir, borker, pedagang eceran. Terutama untuk pihak eksportir pensortiran ikan harus dilakukan karena pihak eksportir
menjual ikan hias tersebut dengan ukuran seragam kepada pasar luar negeri. Pensortiran ini menggunakan gayung kecil.
Pemanenan Pemanenan Ikan hias Aquarium Jaya dilakukan berbeda-beda berdasarkan
jenis dari ikan hias. Ikan hias rednose Tetra mulai dipanen pada usia 2.5 bulan atau saat ikan berukuran 2.5 cm-2.6 cm, sedangkan untuk cardinal pada usia tiga
bulan atau saat ikan berukuran 2.5 cm, dan untuk ikan hias neon tetra dapat dipanen pada usia dua bulan atau pada saat ikan berukuran 1.8 cm. Jumlah panen
ikan hias rata-rata secara keseluruhan untuk satu kali siklus produksi sebanyak 68.000 ekor dengan persentase produksi neon tetra 45 persen, rednose tetra 25
persen, cardinal 30 persen. Ikan hias yang siap dipanen akan dilakukan
Gambar 8. Pensortiran Ikan Hias
34 penyortiran untuk menyamakan ukuran pada saat penjualan kepada pihak
eksportir maupun pedagang pengumpul.
3. Pemasaran Ikan hias