8 Ikan ini merupakan kerabat dekat dari neon tetra Paracheirodon innesi. Warna
tubuhnya pun hampir sama persis dengan neon tetra tetapi pada cardinal tetra garis merah malang melintang diseluruh permukaan tubuh ikan ini dan warna
yang dihasilkan lebih terang dibandingkan neon tetra. Ukuran tubuh maksimal dari ikan ini sekitar 5 cm. Ikan cardinal tetra ini ditemukan oleh DR. Herbert R
Axelrod pada tahun 1955 sehingga ikan ini dinamakan Paracheirodon axelrodi. Warna neon yang ditampilkan oleh ikan cardinal tetra sebenarnya merupakan
hasil pantulan sinar dari partikel iridescent. Ikan ini menggunakan pantulan sinar yang didapat untuk merefleksikan warna merah dan biru. Pada malam hari, ikan
ini akan berwarna pucat karena partikel tersebut tidak aktif.
Ikan cardinal tetra Paracheirodon axelrodi termasuk ikan yang kurang mudah beradaptasi dengan lingkungannya tidak seperti kerabatnya neon tetra
Paracheirodon innesi. Sehingga seringkali ikan ini mati pada suhu dan pH yang tidak sesuai dengan habitat aslinya. Ikan cardinal tetra membutuhkan air sebagai
tempat hidup dengan pH berkisar antara 4-7, serta suhu air yang berkisar antara 24–27° celcius. Sedangkan kadar pH dan suhu pada saat pemijahan ikan ini
berkisar 6,5 dan suhu 24-26° celcius
7
.
3. Rednose Tetra Hemigrammus bleheri
Ikan rednose tetra Hemigrammus bleheri merupakan ikan yang berasal dari Amerika Selatan tepatnya di perairan sungai Amazon. Ikan ini memiliki
tubuh memanjang sperti torpedo, berwarna mengkilap seperti neon , dan pada bagian ekornya terdapat garis-garis hitam dan putih. Ciri khas dari ikan ini adalah
adanya warna merah pada bagian hidung atau mulutnya sehingga ikan ini dinamakan rednose. Ikan ini dapat tumbuh maksimal sebesar 6,5 cm. Ikan
rednose membutuhkan air sebagai tempat hidup dengan suhu berkisar antara 24- 27° celcius , kandungan ion hidroksida atau derajat keasaman pH yang berkisar
antara 5,5–7, serta kandungan mineral atau derajat kekerasan air dH yang berkisar antara 2–10 dH. Keadaan tersebut mirip dengan keadaan di habitat
aslinya yaitu sungai Amazon yang beriklim tropis
8
.
Penelitian Terdahulu Penelitian yang menganalisis tentang ikan hias sudah banyak dilakukan,
diantaranya berjudul Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar Pada Arifin Fish Farm, Desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor
Oleh Rohmawati 2010. Hasil analisis dari penelitan Beliau, didapatkan bahwa usaha pengembangan usaha dari Arifin Fish Farm berupa penambahan lahan
sebesar 800 m2 dapat meningkatkan pendapatan Arifin fish Farm. Hal ini dapat dilihat dari nilai Net present Value NPV yang diperoleh sebesar Rp
2.039.639.749,00 dan nilai Net BC sebesar 4,08 yang artinya bahwa penambahan luas lahan untuk budidaya ikan hias air tawar di Arifin Fish Farm sebesar 800 m2
layak untuk dijalankan. Hasil analisis sensitivitas usaha pengembangan luas lahan sebesar 800 m2 oleh Arifin Fish Farm terhadap penurunan harga penjualan
menunjukan usaha ini tetap layak untuk dijalankan. Penurunan harga sebesar 20 persen per tahun menghasilkan NPV sebesar Rp 1.125.203.260,00 dan Net BC
7
S Johannes. http:o-fish.com
. Diakses tanggal 19 April 2011
8
S Johannes. http:o-fish.com
. Diakses tanggal 19 April 2011
9 sebesar 2,43 persen dan IRR sebesar 34 persen. Sedangkan penurunan sebesar 30
persen menghasilkan NPV sebesar Rp 667.985.016,00, Net BC sebesar 1,79 persen, dan IRR sebesar 24 persen.
Agustika 2009 dalam penelitian berjudul Analisis Kelayakan Perluasan Usaha Pemasok Ikan Hias Air Tawar Budi Fish Farm, Kecamatan Cibinong,
Kabupaten Bogor. Hasil penelitian tresebut didapatkan bahwa Perluasan usaha Budi Fish Farm jika dengan menggunakan modal pinjaman Bank, usaha ini tetap
layak untuk dijalankan. Hal ini dapat terlihat dari perhitungan nilai NPV sebesar Rp 483.160.979,00, Net BC sebesar 2,70 persen dengan IRR sebesar 66 persen.
Hal ini menunjukan bahwa usaha ini layak dan mampu mengembalikan modal dalam tingkat bunga 66 persen per tahun. Jika bunga pinjaman bank yang berlaku
kurang dari nilai tersebut maka usaha ini layak dijalankna, sebaliknya jika suku bunga bank yang berlaku lebih besar dari 66 persen per tahun maka usaha ini
tidak layak untuk dijalankan.
Dharmika 2009 dengan penelitian Analisis Kelayakan Usaha Bunga Potong Kridan di Pri’s Farm Cinagara, Cijeruk, Kabupaten Bogor. Hasil
penelitian tersebut didapatkan bahwa rencana pengembangan usaha Pri’s farm untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan penambahan Green House pada
lahan yang ada, usaha ini layak untuk dijalankan. Penilaian rencana pengembangan bisnis ini menggunakan tiga skenario. Hasil dari perhitungan
didapatkan NPV untuk skenario I sebesar Rp 1.117.985,71; skenario II Rp 473.396.179,00; Skenario III Rp 1.018.640.378,00 dengan memperhitungkan nilai
waktu uang dalam jangka waktu 10 tahun atau selama proyek berjalan.
Penelitian mengenai Kelayakan Finansial Pembenihan dan Pendederan Ikan Nila Wanayasa pada kelompok pembudidaya Mekarsari Desa Tanjungsari,
Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta oleh Irianni 2006 bertujuan menganalisis kelayakan investasi yang ditanamnkan dan menganalisis sensitivitas
usaha terhadap perubahan harga faktor roduksi, dalam hal ini adalah pakan. Hasil analisis yang diperoleh menunjukan nilai NPV sebesar Rp 225.116.402,83, nilai
BC sebesar 19,38 persen, dan nilai IRR sebesar 70 persen. Hasil analisis sensitivitas dengan metode switching value diperoleh bahwa usaha ini masih
layak untuk dijalankan dengan adanya peningkatan harga pakan sebesar 80,91 persen. Hal ini dikarenakan pada peningkatan harga pakan sebesar 80,91 persen
nilai NPV sama dengan nol, Net BC sama dengan satu, dan nilai IRR sama dengan tingkat suku bunga.
Wijayanto 2005 pada penelitian berjudul Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembesaran Ikan Mas Kolam Air Deras, studi kasus MN Fish Farm.,
Kabupaten Subang. Penelitian ini menggunakan dua skenario. Pada skenario I menunjukan bahwa pada usaha pembesaran ikan mas kolam air deras pada MN
Fish Farm layak pada tingkat diskonto 6 persen dengan modal sendiri. Adapun hasil NPV sebesar Rp 823.606.812,00 dengan Net BC sebesar 3,06 persen, dan
IRR sebesar 26 persen serta pengembalian modal MPI selama 4 tahun 6 bulan. Selain dari skenario I tersebut, terdapat skenario II yaitu analisis dengan modal
sebagian berasal dari pinjaman bank. Pada skenario II tingkat diskonto yang digunakan adalah 6 persen dan 15 persen. Hasil yang diperoleh pada diskonto 6
persen diperoleh NPV sebesar Rp 682.145.459,00, Net BC 4,41 persen, dan IRR sebesar 32 persen dengan MPI 5 tahun 1 bulan. Hal ini menunjukan bahwa
pelaksanaan usaha dengan modal sebagian dari pinjaman bank masih layak untuk
10 dijalankan. Sedangkan untuk nilai diskonto 15 persen diperoleh NPV sebesar Rp
324.433.731,00, Net BC 2,62 persen, IRR 22 persen, dan MPI 6 tahun 1 bulan. Hal ini menunjukan bahwa usaha tersebut dapat mengembalikan pinjaman beserta
bunganya karena pengembalian internal usaha terebut lebih besar dari suku bunga kredit yang berlaku.
Irsadi Alireja 2002 penelitian berjudul Analisis Kelayakan Ikan Hias Air Tawar di Kelurahan Bojongsari, Kecamatan Sawangan, Kota Dpok, Jawa Barat
melakukan analisis terhadap dua usaha ikan hias air tawar pada daerah tersebut yaitu pembudidaya ikan hias skala besar dan pembudidaya skala kecil. Pada
penelitian tersebut menujukan bahwa agribisnis ikan hias air tawar pada pembudidaya skala kecil menghasilkan NPV sebesar Rp 22.095.717,20, IRR
sebesar 68,96 persen, Net BC 3,65 persen, dan Payback period PP 3 tahun 11 bulan. Sedangkan untuk pembudidaya ikan hias air tawar skala besar nilai NPV
yang diperoleh sebesar Rp 51.950.058,23, IRR sebesar 84,28 persen, Net BC 4,52 persen, dan PP 3 tahun 1 bulan. Hal ini menunjukan bahwa agribisnis ikan
hias air tawar skala besar atau kecil layak untuk dijalankan. Selain itu, hasil analisis sensitivitas menunjukan bahwa agribisnis ikan hias air tawar skala besar
kurang sensitif terhadap perubahan harga output, harga input dan tingkat suku bunga. Setiap perubahan harga output 25 persen, harga input 15 persen, dan
kenaikan tingkat suku bunga menjadi 26 persen, usaha skala besar tetap layak untuk dijalankan. Sedangkan agribisnis ikan hias air tawar skala kecil akan
menjadi tidak layak jika terjadi penurunan harga output, harga input, dan kenaikan tingkat suku bunga.
Penelitian - penelitian terdahulu merupakan acuan bagi peneliti dalam melakukan analisis kelayakan pengembangan usaha dilihat dari permasalahan
meningkatnya permintaan eksportir dan besarnya biaya yang diperlukan dalam perluasan skala usaha, maka dari itu diperlukan analisis kelayakan investasi untuk
mengetahui kelayakan pengembangan usaha dengan melihat suku bunga discount rate
yang berlaku. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada tempat penelitian perusahaan, komoditas yang diproduksi, dan
jenis usaha. Adapun penelitian yang dilakukan pada usaha pembudidaya ikan hias air tawar di Desa Curug Jaya, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat.
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teorititis
1. Teori Investasi