23 Gambar 4 menunjukkan bahwa variasi pendapatan dipengaruhi oleh
keputusan pengalokasian salah satu sumberdaya yang digunakan untuk produksi. Dalam contoh ini bentuk kurva mencerminkan dampak dari kondisi yang baik dan
buruk terhadap respon output untuk berbagai tingkat penggunaan input. Total Value Product TVP menggambarkan penerimaan yang didapat dari hasil
produksi. Kondisi TVP yang diperlihatkan berbeda-beda, terdiri dari tiga kondisi yaitu TVP pada penggunaan sejumlah input saat kondisi baik TVP
1
, pada kondisi yang diharapkan normal ETVP, dan pada saat kondisi buruk TVP
2
. Penambahan kurva Total Cost TC bertujuan untuk memperlihatkan biaya
pembelian input yang meningkat. Terdapat tiga alternatif penggunaan input yang ditunjukkan oleh X
1
, X
2
, X
E
. 1. Input yang digunakan sebanyak X
1
. Hal ini menunjukkan jika kondisi TVP
1
terjadi dimana pada saat ini terjadi kondisi yang baik, maka keuntungan terbesar sebesar ab akan diperoleh. Di sisi lain, jika TVP
2
terjadi maka kerugian sebesar bj akan dialami perusahaan.
2. Input yang digunakan sebanyak X
2
. Hal ini menunjukkan jika kondisi TVP
1
terjadi, maka keuntungan sebesar ce akan diperoleh, dan jika TVP
2
terjadi maka perusahaan tidak akan mengalami kerugian dan tetap mendapatkan
sedikit keuntungan sebesar de. Hal ini disebabkan pada kondisi tersebut perusahaan masih mampu membayar biaya pembelian input tersebut
TVPTC. 3. Input yang digunakan sebanyak X
E
. Nilai ETVP yang diperoleh merupakan hasil rata-rata pendapatan pada kondisi baik dan buruk. Grafik menunjukkan
jika kondisi TVP
1
terjadi, maka keuntungan sebesar fh akan diperoleh, tetapi bukan merupakan kemungkinan keuntungan terbesar. Di sisi lain, jika TVP
2
terjadi maka kerugian sebesar hi akan dialami perusahaan, dan bukan merupakan kemungkinan kerugian terkecil.
3.2. Kerangka Operasional
PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT.KSDW adalah salah satu bentuk usaha agribisnis yang juga membudidayakan paprika hidroponik selain
komoditas utamanya yaitu apel. Total luas bangunan greenhouse yang digunakan untuk budidaya paprika hidroponik di PT. KSDW adalah seluas 3107 m
2
. Dalam
24 mengusahakan paprika hidroponik, PT. KSDW menghadapi kendala, salah
satunya risiko produksi. Sumber utama yang menjadi faktor penyebab terjadinya risiko produksi dalam budidaya paprika hidroponik antara lain hama dan penyakit
serta cuaca dan iklim yang tidak dapat diprediksi. Selain itu, tingkat keterampilan yang dimiliki tenaga kerja pada usaha ini masih belum memadai karena perlakuan
budidaya yang rumit. Indikasi adanya risiko produksi dapat dilihat dari fluktuasi produktivitas dari hasil usaha paprika.
Masing masing kendala memiliki dampak tersendiri pada hasil produksi yang diperoleh. Kerugian akibat risiko produksi yang dialami antara lain adalah
jumlah produksi yang rendah dan kualitas hasil panen yang menurun. Kerugian tersebut berdampak pada perkembangan usaha dan pendapatan yang diterima
petani. Hasil produksi dari kegiatan budidaya paprika hidroponik dipengaruhi faktor-faktor produksi atau input produksi yang digunakan. Berdasarkan referensi
penelitian sebelumnya dan informasi di lapangan, input produksi yang diduga mempengaruhi hasil produksi di PT. KSDW adalah luas bangunan greenhouse,
benih, nutrisi, pestisida, media tanam, tenaga kerja, pupuk daun, dan jumlah hama thrips.
Analisis faktor produksi yang mempengaruhi produksi paprika hidroponik di PT. KSDW diduga dengan menggunakan analisis Cobb-Douglas. Setelah hasil
analisis diperoleh, maka akan diinterpretasikan untuk menunjukkan faktor apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi. Berdasarkan hasil itu
pula diketahui bagaimana pengaruh salah satu komponen sumber risiko produksi yaitu jumlah hama thrips terhadap produksi. Kombinasi penggunaan faktor
produksi sangat berpengaruh pada hasil produksi paprika, sehingga dalam hal ini perlu adanya upaya untuk mengatasi risiko produksi dan analisis pengaruh faktor
produksi agar perusahaan dapat menentukan strategi yang tepat untuk proses produksi. Alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 5.
25
Gambar 5. Alur Kerangka Pemikiran Operasional
Kegiatan PT. KSDW
Penerapan teknologi hidroponik pada budidaya paprika
Produksi Paprika Faktor-faktor
Produksi :
- Luas bangunan
greenhouse -
Benih -
Nutrisi -
Pestisida -
Media tanam -
Tenaga kerja -
Pupuk daun
Risiko Produksi
Jumlah hama thrips
26
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT. KSDW yang beralamat di Jalan Abdul Gani Atas, Kelurahan Ngaglik, Batu,
Malang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa PT. KSDW merupakan perusahaan yang menjadi pioneer
dalam membudidayakan paprika hidroponik di Kota Batu. Selain itu, dalam pengembangan usahanya ini belum pernah dilakukan analisis risiko produksi dan
analisis faktor-faktor produksi terhadap budidaya paprika hidroponik. Pengambilan data di lapang dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2010.
4.2. Data dan Sumber Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan para pegawai PT.
KSDW, staf pemerintah daerah, dan petani paprika di wilayah Kota Batu. Wawancara dengan pegawai PT. KSDW dilakukan untuk mengetahui kondisi
usaha pembudidayaan paprika hidroponik di perusahaan tersebut. Wawancara dengan staf pemerintah daerah dilakukan untuk mengetahui bentuk dukungan
pemerintah daerah terhadap usaha pembudidayaan paprika hidroponik di Kota Batu. Wawancara dengan petani paprika Kota Batu dilakukan untuk mengetahui
luas lahan, jumlah produksi, permintaan, dan penawaran paprika di wilayah Batu. Data sekunder yang digunakan berasal dari data statistik perusahaan yaitu data
produksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi selama 18 kali tanam paprika hidroponik. Selain itu, data sekunder diperoleh melalui studi literatur
berbagai buku, skripsi, internet dan instansi-instansi terkait seperti Perpustakaan IPB, Badan Pusat Statistik, Departemen Pertanian, Pemerintah Daerah Kota Batu,
dan instansi lain yang terkait dengan penelitian.
4.3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2010 atau selama satu bulan. Lokasi pengumpulan data meliputi perpustakaan IPB, Badan
Pusat Statistik, Departemen Pertanian, Pemerintah Daerah Kota Batu, dan instansi