53
5.3.2. Proses Budidaya
Pembudidayaan paprika hidroponik dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan, penyemaian dan pembibitan, penanaman, pemeliharaan,
serta pengendalian hama dan penyakit. Tahap persiapan dilakukan untuk
mengetahui sarana produksi penting apa saja yang harus dipersiapkan sebelum kegiatan budidaya dimulai serta untuk mengetahui apakah sarana produksi yang
akan digunakan dapat berfungsi dengan baik. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam menanam secara hidroponik yaitu bangunan greenhouse, sistem irigasi,
media tanam, wadah, dan nutrisi.
Tahap kedua adalah penyemaian dan pembenihan. Penyemaian dan pembibitan paprika dilakukan di dalam greenhouse yang berbeda dengan
greenhouse penanaman. Saat penyemaian, satu per satu benih dimasukkan ke dalam lubang wadah semai atau tray berisi media arang sekam untuk kemudian
disimpan dalam tempat gelap dan lembab selama 7-12 hari. Setelah itu tray dipindahkan ke tempat terang selama dua hingga tiga hari agar bibit beradaptasi
dengan lingkungan dan kemudian bibit dapat dipindahkan dalam polybag kecil berisi arang sekam yang telah diberi larutan nutrisi.
Tahap selanjutnya adalah penanaman. Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu dilakukan persiapan seperti pencampuran media tanam, sterilisasi
greenhouse, serta sterilisasi alat irigasi. Bibit dapat dipindahkan ke media tanam setelah berumur 28-30 hari sejak benih disemaikan. Bibit yang dapat ditanam
adalah bibit yang memenuhi syarat tanam yaitu bibit yang pertumbuhannya baik serta tidak terserang hama dan penyakit. Polybag penanaman berisi media tanam
berupa arang sekam dan kompos dengan perbandingan 3 : 1. Jumlah tanaman dalam satu polybag penanaman dapat diisi hingga dua bibit. Pemindahan bibit
dilakukan dengan hati-hati agar akar tidak patah. Setelah selesai ditanam, stik emiter untuk irigasi ditancapkan di dekat batang tanaman. Tanaman paprika dapat
mulai berproduksi saat berumur tiga bulan setelah tanam. Salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman adalah pemeliharaan. Pemeliharaan tanaman yang baik selama masa pertumbuhan akan menghasilkan produk yang maksimal dan kualitas
buah yang baik. Pemeliharaan pada budidaya paprika secara hidroponik meliputi
54 penyiraman dan pemupukan, pembentukan batang produksi, pemasangan
penyangga dan pelilitan, pewiwilan, serta pengendalian hama dan penyakit. 1. Penyiraman, pemupukan, dan penyemprotan
Penyiraman dan pemberian pupuk atau larutan nutrisi merupakan aspek paling penting dalam menanam paprika secara hidroponik. Hal ini
disebabkan tidak ada penunjang air dan makanan lainnya dalam media yang digunakan. Pupuk dan air diberikan secara bersamaan dalam bentuk larutan
nutrisi. Teknik penyiraman yang digunakan PT. KSDW adalah teknik irigasi tetes drip irrigation. Penggunaan alat ini dapat mempermudah penyiraman,
menghemat tenaga dan waktu, serta lebih akurat dalam pengukuran larutan nutrisi yang diberikan. Pemberian larutan nutrisi biasanya dilakukan empat
kali dalam sehari. Banyaknya larutan nutrisi yang diberikan tergantung umur tanaman
dan fase partumbuhan. Fase tanaman muda membutuhkan kira-kira 100 ml per tanaman setiap pemberian. Fase tanaman yang mulai berbunga
membutuhkan kurang lebih 150 ml per tanaman setipa pemberian, sedangkan pada tanaman yang telah memasuki fase berbuah membutuhkan 200-300 ml
per tanaman setiap pemberian. Tanaman yang menjelang akan dibongkar kembali jumlah air yang dibutuhkan hanya 100 ml per tanaman setiap
pemberian. Selain nutrisi, PT. KSDW juga memberikan pupuk daun pada tanaman setiap dua minggu sekali.
2. Pemilihan dan pembentukan batang produksi Tanaman paprika membentuk cabang ketika berumur sekitar tiga
sampai empat minggu setelah tanam. Tidak semua cabang dibiarkan tumbuh dan berkembang tetapi ditetapkan hanya dua atau tiga cabang utama yang
dipelihara dalam satu tanaman. Cabang yang dipilih adalah cabang yang paling kokoh, kuat, dan membentuk sudut paling lebar. Pemilihan cabang
dimaksudkan agar pertumbuhan dan produksi tanaman maksimal sehingga buahnya bermutu baik dan jumlahnya cukup banyak. Setelah mempunyai
cabang utama, masing-masing cabang diikat dan dililitkan pada tali penopang secara terpisah.
55 3. Pemasangan penyangga dan pelilitan
Tanaman paprika dapat terus tumbuh hingga empat meter sehingga diperlukan penyangga agar tanaman dapat berdiri tegak. Penyangga yang
digunakan adalah benang kasur yang diikatkan pada bentangan kawat di langit-langit greenhouse dan pada kawat dekat percabangan batang utama.
Secara periodik ikatan tali harus dipindahkan karena batang tanaman terus tumbuh besar. Selanjutnya tanaman paprika dililitkan pada tali penyangga
tersebut secara rutin. Pelilitan harus dilakukan dengan hati-hati agar pucuk dan batangnya tidak patah atau rusak. Tali dipasang tidak terlalu kencang
agar tidak melukai batang dan juga tidak terlalu longgar karena dapat mengakibatkan tanaman sedikit rebah.
4. Pewiwilan Pewiwilan terdiri dari beberapa kegiatan yaitu pemangkasan tunas air
dan cabang yang tidak dipelihara, pembuangan mahkota bunga, dan penjarangan buah. Pewiwilan dimaksudkan agar energi yang dihasilkan oleh
tanaman tidak digunakan untuk pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan. Pengerjaan semua kegiatan pewiwilan dilakukan secara bersamaan di masing-
masing tanaman. Saat pemangkasan tunas air yang perlu diperhatikan adalah jumlah
daun di setiap ruasnya. Jumlah daun yang sebaiknya dipelihara adalah dua atau tiga daun di setiap ruas tanaman paprika agar buah yang dihasilkan lebih
optimal. Mahkota bunga merupakan salah satu tempat persembunyian thrips, oleh karena itu sisa mahkota bunga pada buah yang telah terbentuk harus
segera dibuang. Hal yang sama dilakukan juga pada bunga yang telah layu. Buah merupakan bagian tanaman yang paling banyak menyimpan
hasil fotosintesis, oleh karena itu jika jumlah buah terlalu banyak, bagian tanaman yang lain seperti daun dan batang menjadi kekurangan hasil
fotosintesis sehingga pucuk tanaman menjadi kurus, pertumbuhan lambat, ukuran buah kecil-kecil dan bunga gugur. Buah yang berdempetan juga
merupakan salah satu tempat lain thrips bersembunyi. Pencegahan yang dilakukan adalah dengan penjarangan buah. Buah yang berada di bagian
bawah dekat dengan percabangan utama tidak dipelihara agar pertumbuhan
56 batang dapat optimal. Buah yang berdempetan dibuang salah satunya, dipilih
buah yang paling sehat, mulus, dan dapat tumbuh dengan baik. Proses terakhir dalam budidaya adalah tahap pengendalian hama dan
penyakit tanaman. Tanaman paprika yang dibudidayakan dalam greenhouse tidak terlepas dari serangan hama dan penyakit namun jenisnya lebih sedikit daripada
hama dan penyakit yang meyerang tanaman paprika yang ditanam di tanah. Hama dan penyakit ini harus dikendalikan agar tidak menurunkan produksi atau
menggagalkan panen. Hama yang menyerang tanaman paprika di PT. KSDW adalah thrip, sedangkan penyakitnya adalah busuk akar dan batang yang
disebabkan oleh jamur, serta penyakit fisiologis seperti defisiensi unsur kalsium. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman paprika akan berpengaruh pada
hasil hasil yang diperoleh. Pengaruh yang ditimbulkan yaitu dapat mengurangi jumlah produksi dan menurunkan kualitas dari buah yang dihasilkan. Oleh karena
itu, hama dan penyakit merupakan salah satu risiko produksi yang harus ditanggulangi. Penanggulangan terhadap serangan hama dan penyakit dilakukan
PT. KSDW adalah dengan cara menyemprotkan pestisida setiap satu minggu sekali, pengecekan hama dan penyakit sejak dini serta memusnahkan tanaman
yang sudah terdeteksi berpotensi akan mati karena penyakit.
5.3.3. Panen dan Pascapanen