Sistem Irigasi atau Penyiraman Benih

46 Gambar 9 memperlihatkan bahwa greenhouse budidaya dibuat permanen dengan tiang besi sebagai penyangga sehingga dapat digunakan berulang kali serta lebih lama umur teknisnya dibandingkan dengan kerangka jenis kayu dan bambu. Atap greenhouse dibuat dari plastik transparan atau yang dapat menghalangi cahaya masuk secara langsung sehingga jumlah sinar yang masuk dapat dikurangi serta kain kassa dengan kerapatan satu millimeter sebagai penutup samping agar udara dapat tetap masuk kedalam greenhouse. Bagian dalam greenhouse memerlukan lantai yang steril sehingga lantai disemen dan dibuat juga saluran kecil untuk mengalirkan air sisa irigasi yang menetes agar tidak terjadi genangan di lantai. Biaya usahatani yang dikeluarkan PT. KSDW untuk membangun greenhouse termasuk ke dalam biaya tetap. Pembangunan greenhouse budidaya membutuhkan biaya sebesar Rp 200.000,00 per meter persegi. Biaya ini sudah mencakup biaya pembangunan, biaya alat irigasi berupa pipa penyalur dan alat emiter, biaya pembuatan tendon atau tangki penampung nutrisi, biaya besi penyangga, serta biaya plastik UV dan kassa. Greenhouse penyemaian biaya pembuatannya lebih rendah yaitu senilai Rp 20.000,00 per meter persegi. Hal ini disebabkan di dalam greenhouse penyemaian tidak dilengkapi alat irigasi dan dibuat lebih sederhana. Umur teknis greenhouse budidaya adalah 25 tahun, sedangkan greenhouse penyemaian yang lebih sederhana memiliki umur teknis lima tahun.

B. Sistem Irigasi atau Penyiraman

Pemberian air ke tanaman dapat dilakukan secara manual atau dengan bantuan alat yang dikenal dengan sistem irigasi tetes drip irrigation. Pemberian air secara manual biasanya dilakukan saat tanaman berada di greenhouse penyemaian dan pembibitan dengan menggunakan handsprayer. Sistem irigasi tetes terdiri atas pompa penarik air dari dalam tanah, pompa distribusi larutan hara, pompa pengaduk, tangki penampung larutan hara, filter atau penyaring, pipa penyalur, stik emiter, dan pengatur waktu. Beberapa perangkat alat irigasi yang digunakan PT. KSDW dapat dilihat pada Gambar 10. 47 Gambar 10. Pompa dan pipa irigasi a, tangki penampung nutrisi b, pipa penyalur dan stik emiter c, pengatur waktu d Gambar 10 menunjukkan beberapa alat penting pada sistem irigasi budidaya paprika hidroponik dalam greenhouse yang digunakan PT. KSDW. Pompa irigasi berfungsi mulai dari menarik sumber air dari dalam tanah, lalu ditampung dalam tangki penampung nutrisi yang berkapasitas 8000 liter. Air dalam tangki tersebut kemudian dicampurkan dengan larutan nutrisi dan diaduk dengan pompa pengaduk. Selanjutnya, larutan nutrisi tersebut didistribusikan ke tanaman melalui pipa-pipa penyalur dan stik emiter yang ditancapkan di masing- masing polybag penanaman. Pemberian nutrisi pada tanaman paprika telah diatur waktunya oleh timer sehingga saat waktunya tiba, pompa irigasi akan secara otomatis berfungsi dan menyalurkan nutrisi kepada tanaman paprika. Biaya yang dikeluarkan untuk sistem irigasi termasuk ke dalam biaya tetap yaitu untuk pembelian pompa irigasi senilai Rp 5.000.000,00. Umur teknis dari penggunaan pompa irigasi yang dimiliki PT. KSDW adalah 10 tahun.

C. Benih

Pemilihan varietas baik mengenai warna dan bobot per buahnya perlu diperhatikan karena erat kaitannya dengan permintaan pasar. Varietas benih paprika merah yang digunakan PT. KSDW adalah Athena yang merupakan benih hibrida F1, sedangkan benih paprika kuning yang digunakan adalah Sunny. Hal ini disebabkan bobot dan bentuk buah dari kedua varietas ini lebih disenangi. Varietas Athena dan Sunny dapat menghasilkan buah paprika dengan bobot kurang lebih 200 gram per buah. Bentuk yang dihasilkan adalah blok, yaitu buah paprika yang agak bulat dan melebar ke samping tidak terlalu lonjong, dapat dilihat pada Gambar 11. a b c d 48 Gambar 11. Bentuk Paprika yang Dihasilkan PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT. KSDW memperoleh benih di distributor dan toko pertanian Kota Batu. Biaya untuk membeli benih adalah Rp 1.500,00 per biji benih untuk jenis Athena dan Rp 1.800,00 per biji benih untuk jenis Sunny. Biaya yang dikeluarkan untuk benih tergantung jumlah tanaman yang akan direncanakan tanam. Jumlah penggunaan benih adalah 10 persen lebih banyak dari rencana jumlah tanaman yang akan ditanam. Sebelum digunakan, benih direndam dalam air hangat selama 24 jam atau dalam air fungisida selama 30 menit. Hal ini bertujuan agar PT. KSDW dapat menyeleksi benih sebelum pindah ke media penanaman. Kebutuhan benih PT. KSDW dipenuhi dengan membeli dari salah satu pemasok bahan baku pertanian hidroponik yaitu PT. JORO.

D. Nutrisi dan Pupuk