Bangunan Greenhouse Penggunaan Input Produksi

45 merah atau kuning yang masih muda, sedangkan buah paprika merah dan kuning merupakan buah matang dari paprika.

5.3.1. Penggunaan Input Produksi

Dalam mengusahakan produk pertanian dibutuhkan sumberdaya yang dapat mendukung terciptanya suatu produk. Sumberdaya yang digunakan saat faktor produksi dikenal dengan sebutan input. Terdapat beberapa input produksi yang digunakan oleh PT. KSDW dalam mengusahakan paprika hidroponik, diantaranya bangunan greenhouse, sistem irigasi, benih, nutrisi, pestisida, media tanam, tenaga kerja, pupuk, wadah tanam, dan input lain yang mendukung proses budidaya paprika hidroponik. Uraian mengenai masing-masing input tersebut dijelaskan pada bagian berikut.

A. Bangunan Greenhouse

Rumah plastik atau yang lebih dikenal dengan nama greenhouse diperlukan bila mengusahakan tanaman paprika secara komersial. Greenhouse yang dimiliki PT. KSDW terdiri dari dua jenis, yaitu greenhouse penyemaian dan pembibitan serta greenhouse budidaya. Kedua jenis greenhouse ini harus dibedakan karena tanaman muda atau bibit hasil penyemaian rentan terhadap perubahan kondisi lingkungan atau serangan hama dan penyakit. PT. KSDW memiliki lima bangunan greenhouse yang digunakan untuk membudidayakan paprika hidroponik dan satu greenhouse untuk penyemaian dengan luas delapan meter persegi. Bangunan greenhouse budidaya di PT. KSDW dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Bentuk Bangunan Greenhouse Budidaya Paprika Hidroponik di PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya 46 Gambar 9 memperlihatkan bahwa greenhouse budidaya dibuat permanen dengan tiang besi sebagai penyangga sehingga dapat digunakan berulang kali serta lebih lama umur teknisnya dibandingkan dengan kerangka jenis kayu dan bambu. Atap greenhouse dibuat dari plastik transparan atau yang dapat menghalangi cahaya masuk secara langsung sehingga jumlah sinar yang masuk dapat dikurangi serta kain kassa dengan kerapatan satu millimeter sebagai penutup samping agar udara dapat tetap masuk kedalam greenhouse. Bagian dalam greenhouse memerlukan lantai yang steril sehingga lantai disemen dan dibuat juga saluran kecil untuk mengalirkan air sisa irigasi yang menetes agar tidak terjadi genangan di lantai. Biaya usahatani yang dikeluarkan PT. KSDW untuk membangun greenhouse termasuk ke dalam biaya tetap. Pembangunan greenhouse budidaya membutuhkan biaya sebesar Rp 200.000,00 per meter persegi. Biaya ini sudah mencakup biaya pembangunan, biaya alat irigasi berupa pipa penyalur dan alat emiter, biaya pembuatan tendon atau tangki penampung nutrisi, biaya besi penyangga, serta biaya plastik UV dan kassa. Greenhouse penyemaian biaya pembuatannya lebih rendah yaitu senilai Rp 20.000,00 per meter persegi. Hal ini disebabkan di dalam greenhouse penyemaian tidak dilengkapi alat irigasi dan dibuat lebih sederhana. Umur teknis greenhouse budidaya adalah 25 tahun, sedangkan greenhouse penyemaian yang lebih sederhana memiliki umur teknis lima tahun.

B. Sistem Irigasi atau Penyiraman