Analisis kadar lemak, metode Soxhlet Faridah et al. 2008 Analisis kadar karbohidrat, by difference Faridah et al. 2008 Kadar serat kasar Faridah et al. 2008

42 Faktor konversi beberapa bahan pangan dapat dilihat pada Tabel 15. FK cookies jagung adalah 6.25 protein terbesar berasal dari tepung jagung. Tabel 15 Faktor konversi nitrogen menjadi protein beberapa bahan pangan Bahan Faktor konversi Telur 6.25 Tepung gandum 5.70 Serealia 6.25 Jagung 6.25 Maizena 6.25 Susu skim 6.38 Sumber : Nielsen 2003 AOAC 979.09 diacu dalam Christian 2006

1.4 Analisis kadar lemak, metode Soxhlet Faridah et al. 2008

Labu lemak yang telah bebas lemak dikeringkan di dalam oven kemudian ditimbang setelah dingin. Sampel sebanyak 2 g dibungkus dalam kertas saring kemudian ditutup kapas yang bebas lemak. Sampel dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet, kemudian pasang kondensor dan labu pada ujung-ujungnya. Pelarut heksana dimasukkan ke dalam alat lalu sampel direfluks selama 6 jam. Setelah itu pelarut didestilasi dan ditampung pada wadah lain. Labu lemak dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 C sampai diperoleh berat tetap. Kemudian labu lemak dipindahkan ke desikator, lalu didinginkan dan ditimbang. Perhitungan : Kadar lemak bb = W2 x 100 W1 Kadar lemak bk = kadar lemak bb x 100 100 - kadar air bb Dimana: W1 = berat total sampel g W2 = berat ekstrak lemak g 43

1.5 Analisis kadar karbohidrat, by difference Faridah et al. 2008

Pengukuran kadar karbohidrat menggunakan metode by difference dilakukan dengan cara : Kadar karbohidrat bb = 100 - kadar air + kadar protein + kadar lemak + kadar abu Kadar karbohidrat bk = 100 - bkkadar protein + kadar lemak + kadar abu

1.6 Kadar serat kasar Faridah et al. 2008

Uji kadar serat kasar diawali dengan menggiling sampel sampai halus sehingga dapat melewati saringan berdiameter 1 mm. Sebanyak 2 gram sampel diambil dan lemaknya yang terkandung di dalamnya diekstrak dengan menggunakan soxhlet dengan pelarut petroleum eter lalu sampel yang sudah bebas lemak tersebut dipindahkan secara kuantitatif ke dalam erlenmeyer 600 ml. Lalu, larutan H 2 SO 4 mendidih ditambahkan ke dalam erlenmeyer 200 ml. Kemudian, erlenmeyer tersebut diletakkan ke dalam pendingin balik dalam keadaan yang tertutup dan dipanaskan hingga mendidih selama 30 menit dan sesekali digoyang-goyangkan. Setelah selesai, suspensi tersebut disaring dan residu yang tertinggal dicuci dengan air mendidih. Pencucian dilakukan hingga air cucian tidak bersifat asam lagi diuji dengan kertas lakmus. Lalu, residu dipindahkan secara kuantitatif dari kertas saring ke dalam erlenmeyer kembali yang dapat dilakukan dengan spatula. Pencucian sisa residu di kertas saring kembali dilakukan dengan menggunakan 200 ml larutan NaOH mendidih sampai samua residu masuk ke dalam erlenmeyer dan didihkan kembali sampel tersebut selama 30 menit dengan pendingin balik sambil sesekali digoyang-goyangkan. Lalu, sampel disaring kembali dengan menggunakan kertas saring yang diketahui beratnya sambil dicuci dengan K 2 SO 4 10. Lalu, residu di kertas saring dicuci kembali dengan air mendidih, kemudian dengan alkohol 95. Setelah itu, kertas saring tersebut dikeringkan dalam oven 105 C sampai berat konstan 1-2 jam. Setelah didinginkan dalam desikator sampel pun ditimbang. 44 Perhitungan : Kadar serat kasar bb = W 2 - W 1 x 100 W Kadar serat kasar bk = kadar serat kasar bb x 100 100 - kadar air bb Keterangan: W 2 = berat residu dan kertas saring yang telah dikeringkan g W 1 = berat kertas saring g W = berat contoh yang dianalisis g.

1.7 Total pati