Informan Kedelapan anak dari Ibu Salve GeaInforman Ketiga

orangtuanya yang selalu bercerita dan berkeluh kesah didepannya sehingga menjadikan DP sebagai anak yang mengerti keadaan orangtua.

4.4.8 Informan Kedelapan anak dari Ibu Salve GeaInforman Ketiga

Nama: Talu Halawa Jenis Kelamin: Lak-laki Usia: 12 Tahun Pendidikan yang sedang dijalani: Sekolah Dasar TH merupakan anak yang memiliki kerja sampingan dikarenakan penghasilan orangtuanya yang sangat rendah. Sehari-harinya TH menjadi tukang cuci piring di sebuah warung tukang bakso, demi mendapatkan upah RP3000,-hari. Alasan TH bekerja yakni untuk mendapatkan uang jajan yang tidak mampu diberikan oleh orangtuanya. Orangtuanya yang tidak mempermasalahkan pekerjaan si anak selagi si anak masih selalu pulang ke rumah, semakin memotivasi TH untuk selalu bekerja. TH yang sedang duduk di bangku kelas enam sekolah dasar, menganggap bahwa pendidikan merupakan tempat untuk membaca dan menulis saja. Baginya jika sudah mampu membaca dan menulis, maka ia sudah dapat bekerja. TH yang tidak berharap sekolah tinggi- tinggi, mengganggap bahwa pendidikan merupakan tempat bermain saja. Dengan melihat pendidikan orangtuanya yang hanya tamat SMP, tidak menutup kemungkinan bahwa ia juga hanya akan mengenyam pendidikan seperti orangtuanya. TH yang sudah memiliki penghasilan setiap harinya menyebabkan ia lebih memilih bekerja daripada belajar terus menerus. Baginya guna pendidikan adalah untuk mencari pekerjaan, namun jika sudah punya pekerjaan maka baginya pendidikan menjadi sebuah pengeluaran. Orangtua yang selalu memotivasinya untuk bersekolah, terkadang tidak sejalan dengan pemikiran TH. Jika di sekitar rumahnya ada pesta yang menyumbang sampah, ia lebih ingin mencarri pulungan di sekitar pesta tersebut ketimbang bersekolah. Di sekolah TH yang tidak pernah mendapatkan olok-olokan dari temannya meskipun ia bekerja sebagai tukang cuci, dan terkadang sebagai pemulung tidak menjamin kenyamanan TH untuk bersekolah. Sering sekali TH bolos sekolah hanya untuk mencari pulungan agar memiliki pendapatan sendiri. Orangtuanya yang tidak pernah memberikannya uang jajan, menjadi alasan utama menjadikan ia semakin giat bekerja dibanding belajar. Kewajiban bersekolah yang diajarkan oleh orangtuanya kepada TH tidak menancap dengan baik dalam pola pikir TH. Bagi TH bekerja merupakan kewajiban semua orang agar kebutuhannya dapat tercapai. Walaupun terkadang harus merelakan waktu belajar, namun bagi TH tidak menjadi masalah jika waktu belajar yang telah terbuang dapat diganti dengan uang setiap harinya.

4.4.9 Informan Kesembilan anak dari Ibu NuryatiInforman Keempat