orangtua berharap banyak terhadap anaknya yang mengenyam pendidikan formal, namun berbeda halnya dengan RP. Bagi RP, pendidikan formal bukanlah suatu langkah yang pasti untuk
mengubah nasibnya menjadi lebih baik. Pendidikan yang dia dapatkan di sekolah, belum tentu dapat diaplikasikan di tempat dia bersosialisasi sehingga membantunya untuk bertahan hidup.
Menurut RP, kemiskinan tidak akan jauh dari kehidupan keluarga mereka meskipun dia sudah bersekolah. Dia berpendapat bahwa orang yang sudah bersekolah saja banyak yang tidak
mendapatkan pekerjaan, apalagi dia yang belum tentu mampu menyelesaikan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi. Menurutnya kurangnya saudara yang bekerja di bagian-bagian penting
pemerintahan ataupun dalam suatu instansi, menjadi salah satu kendala susahnya mendapatkan pekerjaan meskipun sudah berpendidikan.
RP juga melihat pengalaman kedua orangtuanya yang tidak mampu menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMA sehingga menyebabkan sulitnya mendapatkan pekerjaan yang
lebih baik. Bagi dia, kehidupan orangtuanya tidak akan berbeda jauh dengan hidupnya nantinya. Karena dia tidak ingin menuntut banyak dalam hal pendidikannya, melihat kondisi
perekonomian keluarganya yang tidak memadai. Atas dasar hal tersebut, RP terlihat pesimis akan perubahan yang terjadi pada hidupnya ke depan dengan adanya pendidikan formal tersebut.
4.4.7 Informan Ketujuh anak dari Ibu Rani GultomInforman Kedua
Nama: Dany Panjaitan Jenis Kelamin: Lak-laki
Usia: 10 Tahun Pendidikan yang sedang dijalani: Sekolah Dasar
DP yang sedang duduk di kelas empat sekolah dasar, dalam keseharian sangat menikmati dunia pendidikan. Meskipun terkadang ia harus merelakan waktu senggangnya untuk membantu
orangtuanya dalam mencari pulungan, namun ia beranggapan bahwa pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting. Di sekolah ia diajarkan untuk belajar dengan sungguh-sungguh
demi mencapai cita-citanya. DP yang bercita-cita sebagai pilot ini, berharap agar setelah selesai sekolah nanti ia bisa bekerja dengan baik.
Di sekolah DP salah satu anak yang cukup berprestasi, hal ini dibuktikan dengan nilai rapornya yang selalu masuk sepuluh besar. Meskipun DP sudah bisa mencari uang seperti ibunya
hanya dengan mencari pulungan, namun ia merasa bahwa dengan mendapat pendidikan nantinya, uang yang dihasilkan akan jauh lebih besar jika bekal pendidikannya pun semakin
tinggi.
DP yang bersekolah di sekolah negeri, tidak pernah mendapatkan ejekan dari teman- temannya. Pekerjaan orangtuanya yang tidak pernah dianggap rendah oleh teman-temannya dan
juga gurunya menyebabkan keinginan DP untuk selalu ke sekolah. Di sekolah DP memiliki banyak teman bermain dan belajar, serta guru yang selalu bisa mengajarinya. Berbeda dengan di
rumah, DP merasa jika dirumah ia harus bekerja membantu orangtuanya yakni menyeleksi hasil pulungan atau bahkan harus mencari pulungan seperti orangtuanya.
Kebutuhan pendidikan DP yang terkadang tidak dapat dipenuhi oleh orangtuanya karena kurangnya biaya, menyebabkan DP harus ikut bekerja bersama orangtuanya. Hal ini merupakan
suatu pekerjaan yang wajar bagi DP, mengingat ia merupakan anak pertama, maka ia harus mampu membantu orangtuanya. Kedewasaan DP dalam berpikir sangat dipengaruhi oleh
orangtuanya yang selalu bercerita dan berkeluh kesah didepannya sehingga menjadikan DP sebagai anak yang mengerti keadaan orangtua.
4.4.8 Informan Kedelapan anak dari Ibu Salve GeaInforman Ketiga