Berbeda halnya dengan anak pemulung yang beranggapan bahwa mencari uang lebih penting daripada belajar, merupakan salah satu pemahaman yang berbeda akan hadirnya
pendidikan. Hal ini sesuai dengan penuturan salah satu informan yakni: Kalau udah bisa cari duit sendiri, yah gak perlu sekolah kak, kan sekolah juga
biar bisa cari duit nantinya. Padahal sekolah kan ngabisin duit juganya, yah mending mulai sekarang nyari duit sendiri biar gak minta jajan sama orangtua
lagi. Anto
Sependapat dengan salah satu informan, yang beranggapan bahwa pendidikan hanya tempat untuk belajar menulis dan membaca saja.
Kalau disekolah kan diajarin baca sama nulis, yah itu biar gak dibodoh-bodohin orang nanti kak. Kalau nyari duit yah mendinglah daripada belajar terus, kan
udah bisa baca, udah bisa nulis yah langsung kerja ajalah kak. Kan enak dapat duit.Talu
Anak yang bekerja di usia yang tidak wajar dan seharusnya mendapatkan pengawasan serta pemahaman mengenai pendidikan, menjadikan mereka menjadi anak yang matrealistik.
Bekerja mencari uang lebih baik daripada belajar. Hal ini merupakan ketidakseimbangan lembaga keluarga dalam memperkenalkan lembaga pendidikan yang mana hasilnya tidak akan
mampu maksimal terhadap masa depan si anak. Perbedaan pendapat antara anak dan orangtua akan arti pentingnya pendidikan menyebabkan ketidakharmonisan sehingga lembaga keluarga
yang seharusnya menjadi agen sosialisasi pendidikan bagi anak tidak mampu berada pada situasi harmoni.
5.6 Pendidikan Menurut Teori Fungsionalisme
Menurut Parsons tindakan individu dipengaruhi oleh dua macam orientasi yaitu orientasi motivasional yang bersifat pribadi dan orientasi nilai yang bersifat sosial. Ini berarti tindakan
individu dipengaruhi kehendak pribadinya dan dikontrol nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat. Parsons berpendapat subsistem-subsistem sosial itu pada gilirannya dapat dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri atas sejumlah subsistem pula. Setiap subsistem besar
kecilnya harus memenuhi persyaratan fungsional yang olehnya disingkat AGIL, yaitu ‘Adaptation’ menyesuaikan diri, ‘Goal Attainment’ mencapai tujuan, ‘Integration’ integrasi
dan ‘Latent pattern maintenance’ mempertahankan pola. Dalam kehidupan masyarakat secara keseluruhan, yaitu bagian dari sistem terbesar, keempat fungsi masing-masing dilaksanakan oleh
subsistem-subsistem berikut: A = adaptasi oleh subsistem ekonomi,
G = pencapaian tujuan oleh subsistem pemerintahan I= integrasi oleh subsistem hukum, agama dan pengawasan kontrol sosial,
L= mempertahankan pola oleh subsistem keluarga, agama, dan pendidikan. Dengan demikian pendidikan diperlukan dalam berbagai fungsi atau subsistem kehidupan
pada setiap tahapan sistem. Tak ada sistem yang tidak memerlukan pendidikan. Seperti Durkheim yang melihat fungsi pendidikan sebagai pemegang fungsi sosialisasi dan seleksi, tetapi
Parsons hanya menekankan pada aspek yang pertama yaitu sosialisasi. Sosialisasi yang meliputi aspek nilai, kognisi, maupun motorik. Ketiga aspek itu mengutamakan nilai karena konsensus
akan nilai merupakan syarat bagi terpeliharanya integritas sosial. Masyarakat terbagi atas 3 subsistem: subsistem budaya cultural system, subsistem
sosial struktur sosial, sistem sosial, subsistem kepribadian personality sistem berupa individu. a
Sistem budaya memuat nilai, norma, pengetahuan dan kepercayaan bersama.
b Sistem sosial terdapat struktur peran sesuai dengan status sosial role
expextation. c
Sistem kepribadian, individu memiliki keperluan yang lahir atau dibentuk pada saat berlangsungnya proses sosialisasi.
Hirarki pengawasan setiap subsistem diatas yakni kebudayaan mengontrol masyarakat, masyarakat mengontrol individu, dan arus berlainan melihat arah individu melakukan sesuatu
dalam rangka mewujudkan dan mempertahankan norma sosial dan nilai kultural masyarakatnya. Pendidikan menurut Parson dapat disimpulkan merupakan proses sosialisasi yang dalam diri
individu-individu memungkinkan berkembangnya rasa tanggung jawab dan kecakapan- kecakapan comitment dan capacities yang semuanya diperlukan dalam melaksanakan peran
sosial. Kecakapan yang harus dimiliki yakni teknis, sosial dan tanggung jawab mengenai terselenggaranya masyarakat yang bernilai budaya sesuai dengan pegangan masyarakatnya.
5.7 Pendidikan dan Keluarga dalam Perspektif Teori Fungsionalisme