desa. Masyarakat desa menerima apa yang disampaikan oleh Marga Angkat untuk memilih kandidat yang diusulkan.
3.3 Sulang Silima Marga Angkat Berperan dalam Memengaruhi Pilihan Masyarakat Desa
Sulang Silima Marga Angkat sebagai pemangku adat dan pemegang hak ulayat di Desa Belang Malum memiliki kekuasaan atas tanah di Desa Belang
Malum. Sulang Silima Marga Angkat memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki untuk memengaruhi pilihan masyarakat desa. Hal tersebut dilakukan untuk
memastikan kemenangnan calon yang didukungnya. Sulang Silima Marga Angkat menjadi pihak yang lebih kuat daripada masyarakat desa dalam hubungan
kekuasaan. Hal itu membuat masyarakat desa memiliki ketergantungan kepada Sulang Silima Marga Angkat
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok lain, sesuai dengan keinginan para
pelaku. Konsep kekuasaan erat sekali hubungannya dengan pengaruh. Dengan
kekuasaan, seseorang memperoleh alat untuk memengaruhi orang lain.
Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan dalam arti bahwa ada satu pihak yang memerintah dan ada pihak yang diperintah satu pihak yang memberi
perintah, satu pihak yang mematuhi perintah dari yang memerintah. Tidak ada persamaan martabat, hirarki hadir sebagai aturan utama, selalu yang satu lebih
tinggi daripada yang lain dan selalu ada unsur paksaan dalam hubungan
Universitas Sumatera Utara
kekuasaan. Paksaan tidak selalu perlu dipakai secara gamblang, tetapi adanya kemungkinan paksaan itu dipakai, sering sudah cukup.
100
Kekuasaaan merupakan suatu kondisi yang memunculkan dua pemahaman pertama pemahaman tentang orang yang memperoleh kekuasaan dan kedua
pemahaman tentang orang yang dikuasai atau tunduk pada kekuasaan. Pemahaman sentral yang berkenaan dengan ini berkisar pada sumber kekuasaan
sebagai legitimasi atas kekuasaan itu pada satu sisi dan kemauan seseorang untuk tunduk pada kekuasaan yang maknanya adalah pembatasan dan bahkan menerima
tekanan pada sisi lain. Dalam suatu hubungan kekuasaan power relationship selalu ada satu
pihak yang lebih kuat dari pihak lain. jadi, selalu ada hubungan tidak seimbang atau simetris. Ketidakseimbangan ini sering menimbulkan ketergantungan
dependency; dan lebih timpang hubungan ini, lebih besar pula sifat ketergantungannya. Hal ini oleh generasi pemikir dekade 20-an sering disebut
sebagai dominasi, hegemoni, atau penundukan
101
Konsep yang selau dibahas bersama dengan kekuasaan adalah pengaruh. Pada umumnya masyarakat berpendapat bahwa kekuasaan dapat mengadakan
sanksi dan pengaruh. Namun dalam forum diskusi ilmiah sering dipertanyakan apakah kekuasaan dan pengaruh merupakan dua konsep yang berbeda, dan apakah
satu diantaranya merupakan konsep pokok, dan yang lainnya bentuk khususnya. Pengaruh biasanya tidak merupakan satu-satunya faktor yang menentukan
.
100
Miriam budiardjo. 2008. Dasar Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka utama. Hal. 17
101
Ibid. Hal. 62-63
Universitas Sumatera Utara
perilaku seseorang, dan sering bersaing dengan faktor lain. Bagi pelaku yang dipengaruhi masih terbuka alternatif lain untuk bertindak. Akan tetapi, sekalipun
pengaruh sering kurang efektif dibandingkan dengan kekuasaan, ia kadang- kadang mengandung unsur psikologis dan menyentuh hati, dan karena itu sering
kali cukup berhasil
102
Kekuasaan yang dimiliki Sulang Silima Marga Angkat berasal dari kebudayaan Pakpak yang mewarisi Marga Angkat beberapa bidang tanah
termasuk tanah yang ada di Desa Belang Malum. Tanah ulayat warisan tersebut menjadi modal ataupun sumber kekuasaan Sulang Silima Marga Angkat di Desa
Belang Malum. Kekuasaan tersebut berbentuk hubungan antara Sulang Silima Marga Angkat dan Masyarakat Desa Belang Malum. Dalam hubungan kekuasaan
ini ada dua pihak yang berhubungan dengan posisi berbeda. Marga Angkat sebagai pihak yang lebih kuat dan masyarakat desa Belang Malum sebagai pihak
yang lemah. Hubungan yang tidak seimbang tersebut mengakibatkan lahirnya ketergantungan dari pihak yang lemah kepada pihak yang kuat, yaitu
ketergantungan masyarakat desa kepada lembaga adat tersebut. .
Sulang Silima Marga Angkat sebagai pemegang hak ulayat atas tanah di Desa Belang Malum berkuasa dalam menentukan tanah yang bisa dikelola oleh
masyarakat, dan siapa yang berhak mengelola tanah mereka. Masyarakat di Desa Belang Malum secara umum merupakan petani. Masyarakat desa mengelola tanah
yang diberikan Marga Angkat hak pakainya, sebagai sumber kehidupan. Sulang
102
Ibid. Hal. 66-67
Universitas Sumatera Utara
Silima Marga Angkat sewaktu-waktu bisa mencabut hak pakai tanah dari masyarakat desa Belang Malum jika dianggap tidak layak untuk mengelola tanah.
Hal tersebut menyebabkan masyarakat Desa Belang Malum sebagai pemakai tanah Marga Angkat bergantung pada aturan yang dibuat oleh Sulang Silima
Marga Angkat. Kekuasaan Sulang Silima Marga Angkat menjadi kemampuan yang bisa
memengaruhi masyarakat desa. Dalam pemilihan kepala desa Belang Malum tahun 2011, kekuasaan tersebut digunakan untuk memengaruhi pilihan
masyarakat desa. Pada dasarnya setiap orang bebas menentukan siapapun pilihannya. Akibat pengaruh kekuasaan Sulang Silima Marga Angkat, masyarakat
diarahkan untuk memilih calon kepala desa yang sesuai dengan pilihan Sulang Silima Marga Angkat.
Anggota Sulang Silima Marga Angkat ditugasi untuk memengaruhi pilihan masyarakat desa dengan mendatangi masyarakat ke rumahnya masing-
masing. Setiap masyarakat yang didatangi didata dan dipastikan untuk memilih calon kepala desa pilihan Sulang Silima Marga Angkat, St. Esrom Simanungkalit.
Masyarakat Desa Belang Malum yang didatangi oleh Marga Angkat tidak bisa menolak perintahnya karena resiko dari penolakan perintah Marga Angkat adalah
pencabutan hak pakai atas tanah yang dikelola. Sebagian besar masyarakat menerima perintah dari Marga Angkat demi mempertahankan sumber
kehidupannya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan salah satu masyarakat desa, Bapak tumbur Simorangkir yang mengatakan:
Universitas Sumatera Utara
“Marga Angkat mendatangi warga ke rumahnya masing-masing untuk memaksa memilih St. Esrom Simanungkalit. Masyarakat hidup dari
tanah yang diberikan kepada untuk diolah, jadi harus terima dengan perintah dari mereka”.
103
Masyarakat desa yang dipengaruhi oleh Marga Angkat adalah kelompok mayoritas di Desa Belang Malum yaitu, masyarakat kelas bawah atau masyarakat
yang mata pencahariannya adalah bertani, dan tanah yang dikelola bukan milik pribadi melainkan milik Sulang Silima Marga Angkat. Strategi memengaruhi
pilihan masyarakat kaum mayoritas tersebut terbukti berhasil dimana pemilihan Kepala Desa Belang Malum dimenangkan oleh kandidat yang didukung oleh
Sulang Silima Marga Angkat, St. Esrom Simanungkalit dengan selisih suara 172 suara.
3.4 Sulang Silima Marga Angkat Berperan dalam Mobilisasi Pemilih