Partisipasi Politik Kerangka Teori

Pendekatan budaya politik dapat digunakan untuk mengkaji kebudayaan politik dalam lingkup komunitas tertentu.

1.6.3 Partisipasi Politik

Pelaksanaan partisipasi dari warga negaramasyarakat dalam salah satu contoh keputusan yang dibuat oleh pemerintah yakni pemilihan umum di tingkat pusat dan di tingkat desa disebut pemilihan kepala desa. Pemilihan kepala desa tidak akan berjalan lancar apabila tidak ada partisipasi politik dari masyarakat desa. Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pemimpin negara baik secara langsung atau tidak langsung dan mempengaruhi kebijakan pemerintah public policy. Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, mengadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan dengan pejabat pemerintah atau anggota perlemen, dan sebagainya. 26 Defenisi partisipasi politik menurut Inu Kencana Syafii dalam bukunya yang berjudul Sistem Pemerintahan Indonesia, yaitu partisipasi politik adalah kegiatan warga negara sipil yang bertujuan mempengaruhi keputusan oleh pemerintah 27 26 Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasr Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal. 368 . Menurut Soemarsono dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Politik, partisipasi politik pada hakikatnya sebagai ukuran untuk mengetahui kualitas kemampuan warga negara dalam menginterpretasikan sejumlah simbol kekuasaan kebijaksanaan dalam mensejahterakan masyarakat sekaligus langkah-langkahnya kedalam simbol-simbol pribadi. Atau dengan perkataan lain, partisipasi politik adalah proses memformulasikan ulang simbol-simbol komunikasi berdasarkan tingkat 27 Inu Kencana Syafii. 2002. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hal. 132 Universitas Sumatera Utara rujukan baik secara pribadi maupun secara kelompok individual reference, social references yang berwujud dalam aktivitas sikap dan perilaku 28 Sementara menurut Rafael Raga Maran dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sosisologi Politik bahwa partisipasi politik sebagai usaha yang terorganisir oleh para warga negara untuk memilih pemimpin mereka dan mempengaruhi bentuk dan jalannya kebijaksanaan umum. Usaha ini dilakukan berdasarkan kesadaran akan tanggung jawab mereka terhadap kehidupan bersama sebagai suatu bangsa dalam suatu negara. Dalam hal ini, partisipasi politik berbeda dengan mobilisasi politik, yaitu usaha pengerahan massa oleh golongan elite politik untuk mendukung kepentingan-kepentingannya . 29 Sedangkan menurut Mochtar Mas’oed dan Colin Mac Andrew dalam bukunya yang berjudul Perbandingan Sistem Politik, paling tidak terdapat lima hal yang menyebabkan timbulnya gerakan ke arah partisipasi lebih luas dalam proses politik ini antara lain: . 1. Modernisasi, komersialisasi pertanian, industrialisasi, urbanisasi yang meningkat, penyebaran kepandaian baca tulis, perbaikan pendidikan, dan pengembangan media komunikasi massa. Ketika penduduk kota baru yang buruh, pedagang mempengaruhi nasib mereka sendiri, mereka makin banyak menuntut untuk ikut dalam kekuasaan politik 30 2. Perubahan-perubahan Struktur Kelas Sosial, begitu bentuk suatu kelas pekerja baru dan kelas menengah yang meluas dan berubah selama prosesindustrialisasi dan modernisasi, masalah tentang siapa yang berhak berpartisipasi dalam pembuatan keputusan politik menjadi penting dan mengakibatkan perubahan-perubahan dalam pola partisipasi politik . 31 3. Pengaruh kaum Intelektual dan Komunikasi massa modern; kaum intelektual, sarjana, filsuf, pengarang dan wartawan sering mengemukakan ide-ide seperti egalitarisme dan . 28 Soemarsono. Op. Cit. 29 Rafael Raga Maran. 2001. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 147 30 Masoed Mochtar dan Colin Mac Andrews, 1997. Perbandingan Sistem Politik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 42 31 Ibid. Hal. 42 Universitas Sumatera Utara nasioalisame kepeda masyarakat umum untuk membangkitkan tuntutan akan partisipasi massa yang luas dalam pembuatan keputusan politik 32 4. Konflik di antara Kelompok-Kelompok pemimpin politik; kalau timbul kompetisi memperebutkan kekuasaan, strategi yang biasa digunakan oleh kelompok-kelompok yang saling berhadapan adalah mencari dukungan rakyat . 33 5. Keterlibatan pemerintah yang meluas dalam urusan sosial ekonomi dan kebudayaan; perluasan kegiatan pemerintah dalam bidang-bidang kebijaksanaan baru biasanya berarti bahwa konsekuensi tindakan-tindakan pemerintahan menjadi semakin menyusup ke segala segi kehidupan sehari-hari rakyat. Tanpa hak-hak sah atas partisipasi politik, individu- individu betul-betul tidak berdaya menghadapi dan dengan mudah dapat dipengaruhi oleh tindakantindakan pemerintah yang mungkin dapat ruang lingkup aktivitas pemerintah sering merangsang timbulnya tuntutan-tuntutan yang terorganisir akan kesempatan untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan politik . 34 Para ahli sosiologi politik telah merumuskan berbagai macam tipologi partisipasi politik. Huntington dan Nelson 1994: 16-17 menemukan bentuk-bentuk partisipasi politik yang meliputi: . 1. Kegiatan pemilihan, mencakup suara, juga sumbangan untuk kampanye, bekerja dalam suatu pemilihan, mencari dukungan bagi seorang calon, atau setiap tindakan yang bertujuan memengaruhi hasil proses pemilihan 35 2. Lobbying, mencakup upaya perorangan atau kelompok untuk menghubungi pejabat pemerintah dan pemimpin politik dengan maksud memengaruhi keputusan mereka mengenai persoalan yang menyangkut sejumlah besar orang. Seperti, kegiatan yang . 32 Ibid. Hal. 43 33 Ibid. Hal. 44 34 Ibid. Hal. 45 35 Prof. Dr. Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana. Hal. 188-189 Universitas Sumatera Utara ditujukan untuk menimbulkan dukungan bagi atau oposisi terhadap suatu usul legislatif atau keputusan administratif tertentu 36 3. Kegiatan orientasi menyangkut partisipasi sebagai anggota atau pejabat dalam suatu organiosasi yang tujuannya yang utama dan eksplisit adalah memengaruhhi pengambilan keputusan pemerintah . 37 4. Mencari koneksi contacting merupakan tindakan perorangan yang ditujukan terhadap pejabat pemerintah yang biasanya dengan maksud memperoleh manfaat bagi hanya satu orang atau segelintir orang . 38 5. Tindak kekerasan violence juga dapat merupakan suatu bentuk partisipasi politik, dan untuk analisia ada manfaatnya untuk mendefenisikannya sebagai satu kategori tersendiri; artinya sebagai upaya untuk memengaruhi pengambilan keputusan pemerintah dengan jalan menimbulkan kerugian fisik terhadap orang atau harta benda . 39 Di negara-negara demokrasi konsep partisipasi politik bertolak dari paham bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat, yang dilaksanakan melalui kegiatan bersama untuk menetapkan tujuan-tujuan serta masa depan masyarakat itu dan untuk menentukan orang- orang yang akan memegang tampuk pimpinan. Anggota masyarakat yang berpartisipasi dalam proses politik, misalnya melalui pemberian suara atau kegiatan lain, terdorong oleh keyakinan bahwa melalui kegiatan bersama itu kepentingan mereka akan tersalur atau sekurang-kurangnya akan diperhatikan. Masyarakat sedikit banyak dapat memengaruhi tindakan dari mereka yang berwenang untuk membuat keputusan yang mengikat. Dengan kata lain, kegiatan mereka mempunyai efek politik. . 40 Dalam masyarakat primitif, dimana politik cenderung erat terintegrasi dengan masyarakat pada umumnya, partisipasi condong tinggi dan mungkin sulit untuk 36 Ibid. Hal. 188 37 Prof. Dr. Damsar. Op. Cit. 38 Ibid. Hal. 189 39 Prof. Dr. Damsar. Op. Cit. 40 Budiardjo, Miriam. Op. Cit Universitas Sumatera Utara membedakannya dari kegiatan yang lain. Akan tetapi, dalam masyarakat berkembang, karena adanya kombinasi dari institusi dan pengaruh modern dan tradisional, partisipasi mungkin dibatasi oleh faktor-faktor seperti tingkatan melek huruf dan masalah umum dari komunikasi.

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi 41 .

1.7.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Moh. Nasir dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Sosial mengatakan bahwa metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifatserta hubungan antara fenomena yang diselidiki 42 Pengertian lain dari penelitian kualitatif deskriptif menurut Soehartono adalah bahwa penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau tentang suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih . 43 41 Prof. Dr. Sugiono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Hal. 1 . Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk 42 Moh Nazir. 1999. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal. 63 43 Irawan Soehartono. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal. 35 Universitas Sumatera Utara