Profil Sulang Silima Marga Angkat

Anggota, Nama : Pangihutan Tamba SMA Anggota, Nama : Sahat Nababan SMA Anggota, Nama : Jermita Pakpahan SMA Sumber Data : Kantor Kepala Desa Belang Malum Anggota Badan Permusyawaratan Desa Belang Malum dipilih dengan cara musyawarah untuk mufakat. Calon anggota BPD dipilih dari setiap dusun yang ada di Desa Belang Malum. Masyarakat desa mengusulkan siapa saja yang akan menjadi calon anggota BPD melalui kepala dusun masing-masing. Kemudian calon anggota BPD akan melaksanakan musyawarah bersama dengan Pemerintah Desa Belang Malum di balai desa untuk menentukan anggota Badan Permusyawaratan Desa Belang Malum yang terpilih.

2.3 Profil Sulang Silima Marga Angkat

Lembaga adat dapat diartikan sebagai suatu bentuk organisasi adat yang tersusun relatif tetap atas pola-pola kelakuan, peranan-peranan, dan relasi-relasi yang terarah dan mengikat individu, mempunyai otoritas formal dan sanksi hukum adat guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan dasar. Atau dalam pengertian lain lembaga adat adalah suatu organisasi kemasyarakatan adat yang dibentuk oleh suatu masyarakat hukum adat tertentu mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri serta berhak dan berwenang untuk mengatur dan mengurus serta menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan adat 59 59 Lembaga Adat dalam http:www.slideshare.netlembaga-adat diakses pada 21 April 2014 . Universitas Sumatera Utara Sulang Silima Marga Angkat adalah salah satu dari tiga Lembaga Adat Pakpak yang ada di Kecamatan Sidikalang bersama Sulang Silima Marga Ujung, dan Sulang Silima Marga Bintang. Ketiga lembaga adat tersebut merupakan pemegang hak ulayat di Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi. Desa Belang Malum merupakan daerah kekuasaan Marga Angkat. Desa Belang Malum menjadi tempat berdirinya Tugu Sulang Silima Marga Angkat dan merupakan tempat sekretariat Sulang Silima Marga Angkat. Sebagian besar masyarakat desa diluar Marga Angkat hanya berhak memakai dan mengolah tanah dan tanah tersebut sewaktu-waktu bisa dicabut hak pakainya oleh Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat. Sesungguhnya Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat telah ada dan berfungsi sebagai tatanan pelaksanaan mekanisme kebudayaan dan penyelenggaraan adat istiadat Pakpak dalam keluarga Marga Angkat, sejak adanya Marga Angkat sejajar dengan keberadaan-keberadaan marga-marga Pakpak Sulang Silima Suak di tanah pakpak dahulu kala. Didorong oleh rasa kewajiban dan tanggung jawab bersama secara turun temurun, maka dengan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, Marga Angkat membenahi Sulang Silima Marga Angkat guna berfungsi dan bermanfaat dalam melestarikan dan mengembangkan Adat Budaya Pakpak, khususnya dalam lingkungan keluarga besar keturunan Marga Angkat. 60 60 Mukadimah Keputusan Menteri Kehakiman RI tanggal 02 Januari 1995 No. C-1. HT. 03. 01-1995 Universitas Sumatera Utara Pakpak sebagai salah satu suku dengan berbagai marga menjadi suku asli yang mendiami wilayah Kabupaten Dairi, termasuk Desa Belang Malum memiliki sejarah. Menurut sejarah, Pakpak merupakan nenek moyang dari seluruh Marga Pakpak yang ada. Pakpak dulunya tinggal di daerah yang bernama Negeri Sitelunempu. Pakpak memiliki dua istri dan memiliki keturunan 7 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan. Istri yang pertama adalah boru Saraan yang melahirkan 3 anak laki-laki yaitu, Ujung, Angkat, Bintang, dan 1 orang anak perempuan yaitu, Nan Tampuk Mas. Istri yang kedua adalah Boru Padang yang melahirkan 4 orang anak laki-laki yaitu Gajadiri, Gajamanik, Sinamo, dan Capah. Keturunan Pakpak dari istri pertama tinggal di satu wilayah yang bernama Sicike- cike. Karena bencana banjir di Sicike-cike maka mereka berangkat bersama keturunannya masing-masing ke daerah yang kemudian menjadi daerah kekuasaan mereka masing-masing. 61 Ujung berangkat ke wilayah yang saat ini dikenal dengan nama Kota Sidikalang. Keturunan dari Marga Ujung menyebar ke beberapa wilayah yaitu, Batangberuh, Siburabura, Pardomuan, Kalang Simbara, Huta Raja, Kalang Jehe, Kalang Baru, dan Rimo Bunga. Keturunan Marga Ujung menjadi kepala kampung dan raja tanah di daerah yang mereka diami. Saat ini, Marga Ujung menjadi pemangku adat serta pemegang hak ulayat di daerah tersebut. 62 Angkat berangkat ke wilayah yang dikenal dengan nama Sidiangkat. Keturunan Marga Angkat kemudian menyebar ke beberapa wilayah yaitu Huta 61 M. N. Angkat. 1940. Sejarah Dari Negeri Sitelunempu. Sidikalang. Hal. 5 62 Ibid. Hal. 7 Universitas Sumatera Utara Padang, Lae Laklak, Tumpak Candi, Belang Malum, Kuta Angkat dan Juma Sangkalan. Keturunan Marga Angkat menjadi kepala kampung dan raja tanah di setiap daerah tersebut. Sampai saat ini, Marga Angkat menjadi pemangku adat dan pemegang hak ulayat di daerah tersebut. 63 Bintang berangkat ke wilayah yang dikenal dengan Huta Parmasan. Keturunan Marga Bintang kemudian menyebar ke beberapa wilayah yaitu, Tambun, Barung-Barung, Huta Gerat, Bintang Maria, Pancur, Parsaoran dan Lae Pinang. Mereka menjadi kepala kampung dan raja tanah di setiap daerah tersebut. Saat ini, Marga Bintang juga menjadi pemangku adat dan pemegang hak ulayat di daerah tersebut. 64 Suku Pakpak sebagai masyarakat adat mengakui bahwa tidak ada tanah yang tidak bertuan di seluruh nusantara. Demikian halnya dengan tanah di wilayah Kabupaten Dairi. Sebagai suku yang pertama kali mendatangi dan mendiami wilayah Kabupaten Dairi, Suku Pakpak menjadi pemangku adat dan pemegang hak ulayat di Kabupaten Dairi. Setiap bagian daratan yang dibuka oleh keturunan suku pakpak menajdi wilayah kekuasaan mereka masing-masing. Sesungguhnya Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat telah ada dan berfungsi sebagai tatanan pelaksanaan mekanisme kebudayaan dan penyelenggaraan adat istiadat Pakpak dalam keluarga Marga Angkat, sejak adanya Marga Angkat sejajar dengan keberadaan-keberadaan marga-marga Pakpak Sulang Silima Suak di tanah pakpak dahulu kala. Setiap rumah tangga 63 Ibid. Hal. 10 64 Ibid. Hal. 15 Universitas Sumatera Utara suku pakpak memiliki sulang silima. Sulang silima Marga Angkat menjadi suatu organisasi yang resmi setelah dibenahi dan dilestarika oleh keturunan Marga Angkat. Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat mulai berlaku dan berjalan sejak tanggal 18 November 1994. 65 Keberadaan Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat adalah selama masih ada keturunan Marga Angkat dan tidak dapat dibubarkan pihak manapun. Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat bertempat di atas tanah Marga Angkat sebagai bagian dari suku, yaitu Terianken Tanohna, Terkataken Katana, Teradatkan Adatna, dan Terpalu Gruk-Grukna. Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat beranggotakan seluruh keturunan Marga Angkat dan Berru. Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat berazaskan Pancasila, UUD 45 dan berazaskan adat budaya Pakpak. 66 Kepengurusan Sulang Silima Marga Angkat terdiri dari penasihat dan juga pengurus harian. Penasihat terdiri dari pengetua-pengetua ,tokoh-tokoh adat dan cendikiawan Marga Angkat yang jumlahnya ditentukan menurut kebutuhan. Pengurus harian terdiri dari, ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara dan seksi- seksi. Pengurus organisasi Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat dipilih melalui cara musyawarah untuk mufakat oleh seluruh anggota pleno yang mewakili kuta-kuta. Sulang Silima Marga Angkat sebagai lembaga adat budaya bertugas untuk mengatasi keperluan aktifitas adat Marga Angkat dan menjaga warisan Marga Angkat untuk generasi Marga Angkat. Sulang Silima Marga 65 ADART Sulang Silima Marga Angkat. hal. 1 66 Ibid. Hal. 1 Universitas Sumatera Utara Angkat sebagai lembaga adat budaya juga berusaha untuk meningkatkan keuangan organisasi dengan cara memperoleh dana dari dermawan Marga Angkat dan Berruna serta usaha lainnya yang sah untuk keperluan kegiatan organisasi. 67 Kepengurusan Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat dipilih dalam musyawarah besar oleh anggota pleno yang mewakili kuta-kuta untuk masa jabatan 5 lima tahun. Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat dilindungi oleh Muspida Kabupaten Dairi, dan Sulang Silima Pakpak seluruh dunia. Pengurus harian Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat bertugas untuk menjalankan serta menyelenggarakan roda organisasi dan tanggung jawab keluar dan kedalam. Susunan struktur badan pengurus harian organisasi Lembaga adat Sulang silima Marga Angkat pada saat ini adalah sebagai berikut. Tabel 2.9 Pengurus Sulang Silima Marga Angkat Jabatan Nama Ketua Umum Dr. HC. Abdul. Angkat, SH Wakil Ketua Drs. Safrudin Angkat Abdul Suntuk Angkat, Spd Drs. Aris Angkat Samudin Angkat Sekertaris Muhamda Angkat Drs. Elson Angkat Mahadi Kudadiri Jasriadi Angkat 67 Ibid. Hal. 2 Universitas Sumatera Utara Bendahara Abdul Sani Angkat Wakil Bendahara Biton Angkat Sumber Data: Surat Keputusan No. 201LSSMAV2007 Sulang Silima Marga Angkat juga memiliki penasihat yang bertugas memberikan petunjuk-petunjuk, saran-saran, serta pertimbangan kepada pengurus harian untuk memajukan organisasi dan bertanggung jawab kepada anggota pleno. Susunan penasihat Sulang Silima Marga Angkat adalah sebagai berikut. Tabel 2.10 Penasihat Sulang Silima Marga Angkat Jabatan Nama Ketua Kasmir Angkat Wakil Ketua Lamusar Angkat Unco Angkat TL. Angkat Malum Pagi Angkat Sekertaris Jasman Azis Angkat Sumber Data: Surat Keputusan No. 201LSSMAV2007 Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat adalah lembaga pengayom dan berfungsi sebagai puncak tertinggi Kuasa Kerajaan Adat Budaya Marga Angkat berlaku intern dan ekstern guna kelangsungan hidup dan kesejahteraan keturunan Marga Angkat ditanah leluhurnya sebagai suatu kesatuan yang utuh dari keluarga besar Marga Angkat. Universitas Sumatera Utara Tujuan Organisasi Sulang Silima Marga Angkat adalah untuk : 1. Memelihara dan melestarikan adat kebudayaan Marga Angkat baik moril maupun materil dan ikut serta melaksanakan pembangunan. 2. Memelihara serta melindungi hak-hak pusaka, warisan adat dan benda- benda budaya milik pusaka Marga Angkat. 68 Untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, Sulang Silima Marga Angkat berusaha mendirikan unit-unit yang bersifat ekonomi, sosial, pertanian, yayasan pendidikan, kesenian dan usaha-usaha lainnya yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Sulang Silima Marga Angkat dan ketentuan pemerintah. Salah satu warisan dari leluhur Marga Angkat adalah Hukum Adat Tanah. Tanah merupakan satu kesatuan dengan kehidupan masyarakat Pakpak atau menunjukkan identitas tentang keberadaan anggota masyarakat tersebut sehingga tanah menentukan hidup matinya masyarakat tersebut. Sulang Silima Marga Angkat merupakan pemangku adat serta pemilik ulayat tanah di beberapa wilayah di Kecamatan Sidikalang. Bentuk tanah yang dikuasai adalah sebagai berikut. 69 a. Karangan Longolongoon yaitu tanah yang tidak diusahai. b. Tahuma Pergadongen yaitu tanah yang diusahai. c. Tanah Perpulungan yaitu Embal-embal, Jumpalan, Jalangen. d. Tanah Sembahen yaitu tanah yang memiliki sifat magis keramat. e. Tanah Pendebaan yaitu tanah yang diperuntukkan bagi perkuburan. 68 ADART Sulang Silima Marga Angkat Bab II Pasal 5 dan pasal 6. Hal. 2 69 Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. 1996. Potensi Etnik Sumatera Utara. Hal. 27 Universitas Sumatera Utara f. Tanah Persediaan yaitu tanah cadangan dimana tanah ini tetap hak marga tanah yang dijaga oleh Permangmang kelompok tertua dan tidak boleh diganggu. Menyangkut pergeseranpengalihan tanah tidak ada dalam hukum adat Pakpak. Tanah yang dipakai pihak lain bila tidak dipakai lagi harus dikembalikan. Permasalahan mengenai pertanahan, penyelesaiannya tergantung pada Sulang Silima.

2.4 Profil Pemilihan Kepala Desa Belang Malum Tahun 2011