Tujuan Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

3 Pentingnya peran apoteker di industri farmasi disebutkan dalam Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No.HK.00.05.3.02152 tahun 2002 bahwa manajer produksi dan pengawasan mutu hendaklah seorang apoteker. Apoteker yang bersangkutan disyaratkan untuk memiliki pengalaman praktis yang memadai di industri farmasi, cakap dan terlatih. Seiring dengan pemberlakuan harmonisasi pasar ASEAN pada tahun 2015, persyaratan ini akan kian meningkat sehingga diperlukan lulusan apoteker yang memiliki kemampuan mutakhir dan profesional di bidang farmasi industri dalam rangka memenangkan daya saing nasional. Untuk menjawab tantangan tersebut, sebagai salah satu fakultas farmasi yang menyelenggarakan program pendidikan profesi apoteker, Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara bekerjasama dengan PT. Pradja Pharin PRAFA juga turut membekali mahasiswanya dengan kecakapan dan pengalaman praktis di industri farmasi yang mutakhir dengan menyelenggarakan praktek kerja profesi. Praktek kerja profesi di industri farmasi mencakup pengetahuan peran dan tanggung jawab apoteker serta pembelajaran berdasarkan pengalaman kerja tentang aspek CPOB yang mutakhir dan terkini di industri farmasi. Sebagai bahan evaluasi pelaksanaan praktek kerja profesi farmasi industri di PT. Pradja Pharin PRAFA maka disusunlah laporan ini oleh penulis.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan pelaksanaan praktek kerja profesi di industri farmasi adalah sebagai berikut: a. Mengenal dan memahami fungsi dan tanggung jawab profesi apoteker di industri farmasi. b. Mengetahui penerapan aspek-aspek CPOB di industri farmasi PT. Pradja Pharin PRAFA. Universitas Sumatera Utara 4 BAB II TINJAUAN UMUM PT. PRADJA PHARIN PRAFA

2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT. PRAFA didirikan pada tahun 1960 oleh Tjipto Pusposuharto, yang berawal dari sebuah industri rumah tangga dengan karyawan berjumlah 20 orang di area berukuran 325 m 2 . Pada tahun 1968, dengan semakin luasnya pasar dan semakin kuatnya kepercayaan prinsipal utama, PT. PRAFA ditunjuk sebagai importir dan penyalur tunggal di Indonesia untuk Meiji Seika, Jepang. Kemudian pada tahun 1971, PT. PRAFA menjadi perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN dengan tujuan untuk meningkatkan fasilitas produksi yang lebih besar. Sejak saat itu, pembangunan pabrik dimulai di area seluas 2300 m 2 di jalan Bandengan Selatan 58 A Jakarta Utara. Dengan demikian, pabrik dapat memproduksi berbagai jenis sediaan obat yang jumlahnya lebih besar. Pada tahun 1975, PT. PRAFA semakin intens dalam melibatkan diri dengan prinsipal-prinsipal multinasional dengan maksud untuk memperoleh keahlian manajerial yang lebih baik dan peningkatan teknologi. Antara tahun 1975-1978, PT.PRAFA ditunjuk sebagai wakil tunggal OXOID dan BDH dari Inggris, Cutter Laboratories dari Amerika Serikat dan Flow Laboratories dari Australia. Pada tahun 1979, didirikan PT. Pradja Farma Hoslab sebagai kesatuan terpisah untuk menangani distribusi lokal untuk merek internasional dan produk- produk PT. PRAFA di wilayah Indonesia. Hal ini dilakukan agar PT. PRAFA dapat lebih fokus pada pengembangan produksi. Pada tahun 1981 PT. PRAFA ditunjuk sebagai agen tunggal di Indonesia untuk Kabivitrum-AB dari Swedia. Kemudian pada tahun 1984, berhasil memperoleh lisensi penting untuk memproduksi tablet effervescent dari UPSA Laboratories. Pada tahun 1986, PT. PRAFA mulai mengekspor 9 jenis sediaan obat dari berbagai kategori seperti injeksi intramuskular, antibiotika, stimulan pertumbuhan, dan tablet hisap vitamin C. Universitas Sumatera Utara 5 Sejak tahun 1988, PT. PRAFA tumbuh menjadi suatu industri farmasi dengan ± 1000 karyawan, 200 jenis sediaan obat berkualitas dan total penanaman modal mencapai lebih dari 10 miliar rupiah. Pada tahun itu pula, dibangun pabrik modern di atas area seluas ± 12 hektar, dengan luas bangunan 32.208,52 m 2 , yang terletak di daerah Citeureup, kabupaten Bogor. Pada tahun 1989, PT. PRAFA memperoleh lisensi dari DONG-A Pharmaceutical, Korea, untuk memproduksi minuman tonik Bacchus-D dan juga memperoleh lisensi dari ANDRELON Cosmetic B.V yang merupakan salah satu produsen kosmetika utama di Belanda. Pabrik baru selesai dibangun pada tahun 1990 dan PT. PRAFA resmi pindah ke lokasi tersebut sampai sekarang. Pabrik tersebut dirancang dan dibangun sesuai dengan aspek Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB. Semua fasilitas dibangun dengan teknologi mutakhir baik dalam produksi sediaan solid, steril dan lain sebagainya. PT. PRAFA melakukan merger dengan Darya Varia Group dan dibeli oleh First Pacific Investment, Hongkong, pada tahun 1995. Darya Varia Group terdiri dari tiga perusahaan yaitu PT. Darya Varia Laboratoria, PT. Kenrose Indonesia dan PT. Dupa dengan distributor PT. Wigo Distributor Farmasi. Tahun 1998 PT. Dupa dan PT. Kenrose ditutup sebagai upaya restrukturisasi usaha bagi perseroan Darya Varia Group. Sejak tanggal 21 Desember 2001 hingga sekarang Darya Varia Group diambil alih oleh United Laboratories, Inc. UNILAB, Filipina. Selain Darya Varia Group yang kini hanya terdiri dari PT. Darya Varia Laboratoria DVL dan PT. Pradja Pharin PRAFA, UNILAB juga memiliki perusahaan farmasi lain di Indonesia yakni PT. Medifarma Laboratories. PT. PRAFA juga menerima kontrak kerjasama dalam proses produksi dari perusahaan lain atau yang dikenal dengan istilah contract manufacture atau toll manufacturing, baik itu dari prinsipal multinasional maupun lokal. Prinsipal multinasional yang dimaksud antara lain PG, Actavis dan Novartis, sedangkan prinsipal lokalnya yakni PT. Novell, PT. Pharos, PT. Lapi, PT. Pyridam, PT. Mahakam Beta Farma, PT. Guardian Pharmatama, PT. Nufarindo dan PT. Kalbe Farma. Sejak tahun 2003, PT. PRAFA mulai diaudit oleh PG namun penilaian yang didapat saat itu adalah 44. Kemudian setelah dilakukan perbaikan dan kemudian diaudit kembali oleh PG tahun 2004, point audit bertambah menjadi Universitas Sumatera Utara 6 72. Dengan perjuangan dan komitmen yang tinggi, akhirnya hanya dalam waktu satu tahun, PT. PRAFA berhasil menaikkan pointnya menjadi 92 saat diaudit kembali oleh PG. Sejak saat itu, PT. PRAFA dipercaya oleh perusahaan PG untuk menerima toll manufacturing hingga kini, yaitu memproduksi Vicks Formula 44, Vicks Vaporub dan Vicks Inhaler. Pada tahun 2008, 2009, dan 2010 PG memberikan point 100 untuk audit yang dilakukan pada PT. PRAFA. Pada tahun 2008 perusahaan Novartis juga mempercayakan toll manufacturing kepada PT. PRAFA untuk memproduksi tablet effervescent Ca-Sandoz. Pada tahun 2005, PT. PRAFA memperoleh sertifikat industri farmasi kelas A dari hasil mapping Badan POM dalam menilai kesiapan industri farmasi menghadapi harmonisasi pasar ASEAN. Hal ini berarti bahwa PT. PRAFA diijinkan untuk melakukan produksi di fasilitas sendiri dan menerima toll manufacturing dari industri farmasi lain. Hingga kini, PT. PRAFA senantiasa berusaha untuk meningkatkan kualitas sarana dan sumber daya manusianya, terutama dalam mematuhi standar PICS dan FDA Regulation. Pada tahun 2009, Darya Varia Group melakukan project spesialization yakni PT. Medifarma Laboratories dikhususkan dalam produksi high volume solid order dan obat-obat bebas Over The CounterOTC, PT. Darya Varia Laboratories untuk produksi kapsul gelatin lunak soft gelatin capsules, sediaan cair dan semisolid serta PT. PRAFA diarahkan pada produksi low volume solid order, produk etikal solid dan injeksi, antibiotik betalaktam dan cephalosporin solid dan injeksi, serta produk toll manufacturing. Oleh karena banyaknya prinsipal lokal dan multinasional yang melakukan toll manufacturing, PT. PRAFA lalu dikhususkan sebagai Centre of Excellent Toll Manufacturing. Motivasi dan dedikasi yang tinggi merupakan falsafah perusahaan sebagaimana dinyatakan dalam logo perusahaan dengan inisial yang berbentuk segitiga dengan sisi yang sama panjang dan tajam seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Universitas Sumatera Utara 7 Segitiga pada gambar tersebut mengimplikasikan lambang huruf awal nama perusahaan. Sementara, bentuk segitiga itu sendiri melambangkan kemajuan dan budaya perusahaan yang modern. Pertemuan antar segitiga pada logo tersebut melambangkan kerjasama, kebersamaan dan komitmen. Sisi sama panjang mencerminkan bahwa PRAFA terdiri dari elemen yang memiliki kepentingan bersama serta saling menunjang dan mendukung sehingga tidak ada yang dapat berdiri sendiri tanpa dukungan kekuatan elemen yang lain. Warna biru pada logo PRAFA melambangkan semangat, rasa aman, bersih dan kepercayaan melalui produk-produk yang dihasilkannya sehingga akan memberikan kesan yang berlangsung lama di hati para konsumennya.

2.2 Struktur Organisasi