Analisis Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan Pengemasan Teh Rosella

(1)

ANALISIS RENCANA BISNIS

PENDIRIAN PERUSAHAAN PENGEMASAN TEH ROSELLA

Oleh

BAYU PURNAMA PUTRA

H24104044

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014


(2)

ANALISIS RENCANA BISNIS

PENDIRIAN PERUSAHAAN PENGEMASAN TEH ROSELLA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Alih Jenis Manjemen Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

BAYU PURNAMA PUTRA

H24104044

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014


(3)

Judul : Analisis Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan Pengemasan Teh Rosella

Nama : Bayu Purnama Putra

NIM : H24104044

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Eko Ruddy Cahyadi, S.Hut, MM NIP. 19781213 200604 1 001

Mengetahui, Ketua Departemen,

Dr. Mukhamad Najib, STP, MM NIP. 19760623 200604 1 001


(4)

RINGKASAN

BAYU PURNAMA PUTRA. Analisis Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan

Pengemasan Teh Rosella. Di bawah bimbingan EKO RUDDY CAHYADI.

Berbagai macam teh dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan maupun bahan obat. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan bahan obat dan dihidangkan yaitu tanaman Rosella yang dalam bahasa latin dinamakan Hibiscus sabdariffa L. Tanaman Rosella memberikan banyak manfaat di bidang kesehatan Data resmi dari Badan Pusat Statistik mengenai data produksi dan permintaan Rosella di Indonesia hingga saat ini belum ada, namun menurut Rahmawati (2012) ada beberapa potret budidaya dan profil sukses bisnis Rosella di berbagai daerah. Profil sukses bisnis Rosella menurut Rahmawati (2012), hingga tahun 2012 ada 16 orang yang mulai mengembangkan bisnis Rosella. Rata-rata omset dari setiap bisnis Rosella tersebut bisa mencapai Rp. 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah) per bulan. Mengetahui potensi yang begitu banyak mengenai tanaman Rosella ini, maka timbulah ide untuk mendirikan sebuah perusahaan teh Rosella dalam kemasan. Sebelum mendirikan dan menjalankan suatu usaha maka diperlukan sebuah rencana bisnis agar kegiatan bisnis yang akan dilaksanakan maupun sedang berjalan tetap berada di jalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menyusun rencana bisnis (business plan) dilihat dari aspek finansial dan aspek non finansial. (2) Menganalisis tingkat kepekaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada biaya dan permintaan.

Berdasarkan analisis aspek non finansial yang terdiri dari rencana pemasaran, rencana teknis dan teknologi, serta rencana manajemen dan organisasi pengembangan usaha pengemasan teh Rosella ini layak untuk dijalankan. Sedangkan hasil analisis rencana keuangan menunjukan usaha ini layak dimana nilai NPV positif yaitu Rp. 13.501.779,-, nilai IRR 61,94% dimana nilai ini lebih besar dari suku bunga deposito yang digunakan yaitu 6,5%, Net B/C 1,08 dan PP 2,6 tahun. Hasil dari analisis sensitifitas terhadap kenaikan harga bahan baku dan penurunan permintaan, usaha ini sensitif pada kenaikan bahan baku sebesar 43% dan penurunan permintaan sebesar 8%.


(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1988 di Kota Bogor, Jawa Barat. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan Sumardi dan Yuti Sunarti. Pada tahun 1994 penulis lulus dari Taman Kanak-kanak di TK Arrohmah, pada tahun 2000 penulis lulus dari SD Negeri Cibuluh I Bogor, tahun 2000 penulis melanjutkan sekolahnya di SLTP Negeri 5 Bogor dan lulus pada tahun 2003. Setelah itu pada tahun 2006 penulis berhasil menyelesaikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMA Negeri 3 Bogor. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi di Program Diploma Program Keahlian Komunikasi, Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan studinya di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis juga pernah menjadi Asisten Dosen untuk Mata Kuliah Produksi Film dan Video di Program Diploma Komunikasi, Intitut Pertanian Bogor pada tahun 2009. Penulis juga aktif di beberapa kegiatan kemahasiswaan seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM-J) IPB periode 2006-2007 dan Klub Fotografi Obscura periode 2006-2007. Penulis juga aktif sebagai relawan dan inisiator di beberapa kegiatan sosial, diataranya Program Pembangunan Madrasah Ibtidaiyah Miftahussolah bantuan BAZMA Pertamina tahun 2011-2012, Program pembangunan MCK bantuan Perusahaan Gas Negara (PGN) tahun 2012, Pengadaan mesin daur ulang sampah plastik bantuan Bina Lingkungan Bank BRI tahun 2013, Relawan bakti sosial dan siaga bencana Daarul Qur’an Cabang Bogor tahun 2013-2014. Penulis juga pernah bekerja sebagai seorang konsultan di PT MD Consult Indonesia pada September 2012 hingga Desember 2013. Pada Maret 2013 penulis berusaha mendirikan dan menjalankan sebuah perusahaan yang bernama CV. Golden House Mondial.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan pada waktunya. Sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan besar umat muslim yaitu Nabi Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul “Analisis Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan

Pengemasan Teh Rosella” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diperlukan untuk hal yang lebih baik. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dengan baik bagi kemaslahatan umat dan berniliai ibadah dalam pandangan Allah SWT. Aamiin.

Bogor, April 2014


(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Membantu segala urusannya menjadi mudah. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada :

1. Bapak Dr. Eko Ruddy Cahyadi, S.Hut, MM. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing penulis hingga skripsi ini selesai.

2. Bapak Ir. Pramono D Fewidarto yang telah banyak membantu memberikan berbagai ilmu dan masukan dalam penelitian ini.

3. Ibu Yuti Sunarti, Bapak Sumardi, Dimas Surya Putra dan Hj. Nani Nuraeni selaku orang tua, adik dan nenek yang selalu mendoakan putra, kakak dan cucumu ini.

4. Para Dosen dan Staf pengajar di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Institut Pertanian Bogor atas dukungan dan bantuannya dalam hal konseling, pengurusan adminitrasi dan motivasinya.

5. Teman-teman Alih Jenis Manajemen dan Golden House Mondial atas dukungan dan motivasinya sehingga penulis berusaha dengan sebaik mungkin dapat menyelesaikan skripsi.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Rosella ... 4

2.1.1 Nama dan Klasifikasi ... 4

2.1.2 Asal Usul ... 5

2.1.3 Sekilas Pemanfaatan ... 6

2.1.4 Sekilas Pengolahan ... 7

2.2. Rencana Bisnis ... 8

2.2.1 Aspek-aspek dalam Rencana Bisnis ... 8

2.3. Penelitian Terdahulu ... 11

III. METODE PENELITIAN ... 15

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 15

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

3.3. Pengumpulan Data ... 16

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 18

3.4.1 Rencana Pasar dan Pemasaran ... 18

3.4.2 Rencana Teknis dan Teknologi ... 19

3.4.3 Rencana Manajemen dan Organisasi ... 20

3.4.4 Rencana Keuangan ... 20


(9)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

4.1. Deskripsi Usaha ... 25

4.2. Rencana Pemasaran ... 26

4.2.1 Segmentasi ... 26

4.2.2 Penetapan Target ... 27

4.2.3 Penetapan Posisi ... 27

4.2.4 Bauran Pemasaran ... 27

4.3. Rencana Teknis dan Teknologi ... 30

4.3.1 Pemilihan Lokasi ... 30

4.3.2 Bahan Baku yang Akan Digunakan ... 31

4.3.3. Proses Produksi ... 31

4.3.4 Kebutuhan Bangunan ... 35

4.3.5 Peralatan ... 35

4.4. Rencana Manajemen dan Organisasi... 36

4.4.1 Bentuk Badan Usaha ... 36

4.4.2 Perizinan ... 37

4.4.3 Kebutuhan Tenaga Kerja ... 37

4.4.4 Struktur Organisasi ... 38

4.4.5 Deskripsi Pekerjaan ... 39

4.5. Rencana Keuangan ... 39

4.5.1 Biaya Investasi ... 40

4.5.2. Biaya Produksi ... 40

4.5.3 Biaya Operasional ... 41

4.5.4 Proyeksi Penjualan ... 42

4.5.5 Proyeksi Arus Kas ... 43

4.5.6 Kriteria Evaluasi Finansial ... 45

4.5.7 Skenario Bisnis ... 46

4.5.8 Analisis Sensitifitas ... 48

KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

1. Kesimpulan ... 49

2. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50


(10)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Jenis, sumber dan metode pengumpulan data primer ... 16

2. Jenis, sumber dan metode pengumpulan data sekunder ... 17

3. Tahapan proses produksi teh Rosella dalam kemasan ... 33

4. Kebutuhan luasan bangunan perusahaan ... 35

5. Peralatan yang digunakan ... 35

6. Tahapan proses produksi teh Rosella dalam kemasan ... 37

7. Penentuan tenaga kerja yang dibutuhkan ... 38

8. Komponen biaya invetasi yang dibutuhkan ... 40

9. Harga pokok produksi kemasan 75 gram ... 41

10.Harga pokok produksi kemasan 25 gram ... 41

11.Biaya variabel... 42

12.Biaya tetap ... 42

13.Proyeksi arus kas ... 44

14.Kriteria evaluasi finansial ... 45

15.Analisis kriteria evaluasi finansial tiga skenario ... 47

16.Analisis sensitifitas terhadap kenaikan harga bahan baku dan penurunan permintaan ... 48


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Bunga Rosella ... 4

2. Teh Rosella... 8

3. Kerangka pemikiran penelitian ... 15

4. Diagram alir proses rencana pasar dan pemasaran ... 18

5. Diagram alir proses rencana teknik dan teknologi ... 19

6. Diagram alir rencana manajemen dan organisasi... 20

7. Desain kemasan awal produk teh Rosella ... 28

8. Desain kemasan terbaru produk teh Rosella ... 28

9. Diagram alir proses produksi ... 32


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuesioner untuk individu ... 52

2. Kuesioner untuk instansi ... 55

3. Kuesioner untuk pemasok ... 58

4. Desain kemasan Rosella ukuran 75 gram dan 25 gram ... 61

5. Rencana kebutuhan fisik, rincian biaya dan arus kas skenario dasar ... 63

6. Rencana kebutuhan fisik, rincian biaya dan arus kas skenario penjualan .. 66

7. Rencana kebutuhan fisik, rincian biaya dan arus kas skenario bahan baku 69 8. Arus kas harga bahan baku naik 10% dan 43% ... 72


(13)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berbagai macam teh dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan maupun bahan obat. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan bahan obat dan dihidangkan yaitu tanaman Rosella yang dalam bahasa latin dinamakan Hibiscus sabdariffa L. Tanaman Rosella memberikan banyak manfaat dibidang kesehatan. Tanaman Rosella kini banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan berkhasiat obat. Bagian tanaman Rosella yang dapat diproses menjadi minuman adalah kelopak bunganya (kaliks). Daun atau kelopak bunga yang direbus berkhasiat sebagai diuretic, cholerectic, febrifugal, hypotensive, mengurangi kekentalan darah, dan meningkatkan gerak peristaltik usus. Bagian kelopak bunga Rosella yang berwarna merah kaya dengan vitamin A, vitamin C, asam amino serta zat mineral. Dari sejumlah asam amino yang diperlukan tubuh, delapan belas diantaranya terdapat dalam kelopak bunga Rosella, termasuk arginin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh.

Data resmi dari Badan Pusat Statistik mengenai data produksi dan permintaan Rosella di Indonesia hingga saat ini belum ada, namun menurut Rahmawati (2012) ada beberapa potret budidaya dan profil sukses bisnis Rosella di berbagai daerah. Daerah yang sudah mulai dilakukan budidaya Rosella yaitu Karanganyar, Tegal, Boyolali, Kulon Progo, Bojonegoro, Sintang, Lombok, Palangkaraya, dan Gunung Kidul. Daerah tersebut memasok Rosella ke beberapa daerah lain di Indonesia bahkan sampai ada yang ekspor ke Eropa Timur, Afrika, Cina, Korea dan Bulgaria.

Profil sukses bisnis Rosella menurut Rahmawati (2012), hingga tahun 2012 ada enam belas orang yang mulai mengembangkan bisnis Rosella di berbagai lokasi di Indonesia. Ibu Dewani merupakan satu diantara enam belas orang tersebut. Beliau memulai bisnis Rosella pada tahun 2007 di Lenteng Agung, Jakarta Selatan dengan nama produk “dẽ


(14)

Rosellas”. Hingga saat ini beliau sudah mempunyai beberapa produk olahan Rosella yang terdapat di gerainya diantaranya: teh celup, sirup dan kelopak Rosella kering siap seduh. Harga jual untuk teh celup adalah Rp. 15.000,- sedangkan untuk Rosella kering dalam kemasan 40 gram adalah Rp. 15.000,- dan Rp. 30.000,- untuk kemasan 90 gram. Dari usaha Rosellanya, Ibu Dewani berhasil mempekerjakan delapan orang karyawan tetap dan tujuh orang karyawan yang datang ketika melakukan proses produksi. Omzet yang diraup setiap bulannya adalah sekitar Rp. 30.000.000,-. Selain Ibu Dewani dari Jakarta ada juga profil sukses yang berasal dari Gunung Kidul, Yogyakarta bernama Bapak Bambang Irwanto dan Bapak Kus Yulianto. Dalam buku Rahmawati (2012), keduanya memulai usaha Rosella kering pada tahun 2005 dan berhasil menjual 750 Kg Rosella kering setiap bulannya. Dengan harga jual Rp. 20.000,- untuk kemasan 40 gram atau Rp. 500.000,- per Kg, setidaknya Rp. 225.000.000,- mengalir ke rekeningnya setiap bulan.

Menurut Rahmawati (2012) rata-rata omset dari setiap bisnis Rosella tersebut bisa mencapai Rp. 30.000.000,00 per bulan. Melihat dari jumlah rata-rata tenaga kerja yang dipekerjakan dari setiap usaha teh Rosella, yaitu berkisar antara 5 hinga 20 orang pekerja maka skala usaha Rosella ini termasuk dalam skala UKM (Usaha Kecil Menengah). Mengetahui potensi besar tersebut, teh Rosella dapat menjadi alternatif bisnis bagi pemula dan UKM. Namun disadari bahwa potensi bisnis, pasar dan produksi di suatu lokasi boleh jadi berbeda dengan lokasi lain. Sebuah rencana bisnis yang matang diperlukan oleh seorang pemula untuk memulai bisnis teh Rosella ini.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penyusunan rencana bisnis (business plan) dilihat dari rencana pasar dan pemasaran, rencana teknik dan teknologi, rencana manajemen dan organisasi serta rencana keuangan?

2. Bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi pada biaya dan permintaan dengan menggunakan analisis sensitifitas?


(15)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menyusun rencana bisnis (business plan) yang meliputi rencana pasar dan pemasaran, rencana teknik dan teknologi, rencana manajemen dan organisasi serta rencana keuangan.

2. Menganalisis tingkat kepekaan kelayakan bisnis terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada biaya dan permintaan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis, penelitian ini berguna sebagai bentuk penerapan ilmu

yang telah diperoleh selama masa perkuliahaan serta sebagai pedomaan dan acuan dalam menjalankan perusahaan teh Rosella dalam kemasan. 2. Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi dan bahan

referensi mengenai prospek usaha pendirian perusahaan teh Rosella dalam kemasan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi:

1. Pendirian perusahaan yang fokus pada pengemasan teh Rosella di daerah Bogor.

2. Rencana pasar dan pemasaran, meliputi identifikasi potensi pasar dan strategi pemasaran.

3. Rencana teknik dan teknologi, meliputi spesifikasi dan ketersediaan bahan baku, perencanaan kapasitas produksi, teknologi proses produksi, mesin dan peralatan yang digunakan dan lokasi proyek. 4. Rencana manajemen dan organisasi, meliputi aspek legalitas, kebutuhan

tenaga kerja, struktur organisasi, dan deskripsi pekerjaan (job description).

5. Rencana keuangan, meliputi asumsi perhitungan finansial, biaya investasi, prakiraan harga dan permintaan, proyeksi arus kas, dan kriteria kelayakan investasi serta analisis sensitifitas dan skenario bisnis.


(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rosella

Rosella ini bukanlah jenis tanaman baru di Indonesia, hanya saja, bunga ini memiliki sebutan yang berbeda di setiap daerah seperti di Jawa Tengah disebut merambos ijo, di Sumatera Selatan disebut kesew jawe, di Muara Enim disebut asam rejang sedangkan orang Padang menyebutnya asam jarot.

2.1.1 Nama dan Klasifikasi

Indonesia : Rosella, perambos, gawet walanda (sunda), kasutri roriha (Ternate), merambos hijau (Jateng), asam jarot (Padang), asam rejang (Muara Enim)

Cina : lou shen kui, lou shen hua

Inggris : roselle, red sorell

India Barat : jamaican sorell

Prancis : oseille rouge

Spanyol : quimbombo chino

Afrika Utara : karkade

Senegal : bisap


(17)

Adapun terkait dengan klasifikasinya adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh) Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Sub-kelas : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Familia : Malvaceae (suku kapas-kapasan)

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus sabdariffa L. 2.1.2 Asal Usul

Meurut Rahmawati (2012) Rosella merah tumbuh dari biji atau benih dengan ketinggian yang bisa mencapai 3-5 meter serta mengeluarkan bunga hampir sepanjang tahun. Bunga Rosella berwarna cerah, kelopak bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika dibandingkan dengan bunga sepatu. Bagian bunga Rosella yang bisa diproses menjadi makanan adalah kelopak bunganya (kaliks) yang mempunyai rasa yang amat masam. Kelopak bunga ini bisa diproses menjadi berbagai jenis makanan seperti minuman, jelly, saos, serbuk (teh) atau manisan Rosella. Daun muda Rosella bisa juga dimakan sebagai ulam atau salad. Sementara di Afrika, biji Rosella dimakan karena dipercaya mengandung banyak minyak tertentu. Di Sudan, Rosella diproses menjadi minuman tradisional yang dinamakan karkadeh dan merupakan minuman kebangsaan orang Sudan.

Rosella adalah spesies bunga yang berasal dari benua Afrika. Mulanya bunga yang cantik untuk dijadikan penghias halaman rumah itu diseduh sebagai minuman hangat di musim dingin dan minuman dingin di musim panas. Di negeri asalnya, Afrika, Rosella dijadikan selai. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam kelopak Rosella, sementara di Jamaika, dibuat salad buah yang dimakan mentah. Ada


(18)

kalanya juga dimakan dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak dengan gula.

Rosella pertama kali ditemukan di Indonesia yaitu di Pulau Jawa, tepatnya di halaman sebuah rumah, oleh ahli botani asal Belanda

yang bernama M.de L’Obel pada 1576. Diduga tanaman itu dibawa

oleh pedagang India saat datang ke Indonesia pada abad ke-14. Menurut Rahmawati (2012) nama Rosella sudah dikenal sejak 1922 di Indonesia, tanaman Rosella tumbuh subur disepanjang lintasan kereta api Indramayu, Jawa Barat, terutama musim hujan terlihat hamparan kelopak bunga kuning dan merah Rosella yang bermekaran. Bunga Rosella memiliki keindahan biasanya dipakai sebagai tanaman hias luar ruangan, tanaman pagar, tanaman hias dalam ruangan berupa bunga rangkai.

Setelah bertahun-tahun dikenal sebagai tanaman hias yang tak dihiraukan, sekarang tanaman ini dikenal dengan tanaman yang banyak manfaatnya serta berkhasiat bagi manusia. Tanaman ini mempunyai dua varietas dengan budidaya dan manfaat yang berbeda, yaitu :

1) Hibiscus sabdariffa var. Altisima, Rosella berkelopak bunga kuning yang sudah lama dikembangkan untuk diambil serat batangnya sebagai bahan baku pulp dan karung goni; dan 2) Hibiscus sabdariffa var. Sabdariffa, Rosella berkelopak

bunga merah yang kini mulai diminati petani dan dikembangkan untuk diambil kelopak bunga dan bijinya sebagai tanaman herbal dan bahan baku minuman kesehatan. 2.1.3 Sekilas Pemanfaatan

Menurut Rahmawati (2012), kelopak bunga Rosella mempunyai efek anti-hipertensi, kram otot dan anti infeksi-bakteri. Dalam eksperimen ditemukan juga bahwa ekstrak kelopak bunga Rosella mengurangi efek alkohol pada tubuh kita, mencegah pembentukan batu ginjal, dan memperlambat pertumbuhan jamur/bakteri/parasit penyebab demam tinggi. Kelopak bunga Rosella juga diketahui


(19)

membantu melancarkan peredaran darah dengan mengurangi derajat kekentalan darah. Ini terjadi karena asam organik, poly-sakarida dan flavonoid yang terkandung dalam ekstrak kelopak bunga Rosella sebagai farmakologi. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah kelopak bunga Rosella mengandung vitamin C dalam kadar tinggi yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia terhadap serangan penyakit.

Secara tradisional, ekstrak kelopak Rosella berkhasiat sebagai antibiotik, aprodisiak (meningkatkan gairah seksual), diuretic (melancarkan buang air kecil), pelarut, sedative (penenang), dan tonik. Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan Chung San Medical University di Taiwan, Chau-Jong Wang dalam Rahmawati (2012), konsumsi Rosella digunakan sebagai salah satu cara baru untuk mengurangi resiko penyakit jantung. Tanaman ini secara klinis mampu mengurangi jumlah plak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Tidak hanya itu, Rosella juga memiliki potensi untuk mengurangi kadar kolesterol jahat yang disebut LDL dan lemak dalam tubuh. Hal ini juga menunjukan bahwa Rosella bermanfaat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), membantu program diet bagi penderita kegemukan (obesitas),

melancarkan peredaran darah, menurunkan demam umum,

melancarkan dahak bagi batuk berdahak, dan dapat dimanfaatkan untuk membantu melancarkan buang air besar.

2.1.4 Sekilas Pengolahan

Kesalahan dalam pengolahan dan penyimpanan akan

berpengaruh terhadap efektifitas kandungan zat dalam Rosella. Kerusakan yang berdampak pada hilangnya manfaat kandungan zat aktif dalam Rosella yang telah hilang kemanfaatannya dikenali melalui warna dari seduhan kelopak Rosella. Tidak adanya warna merah anggur khas Rosella dalam seduhannya menunjukan antosianin (zat aktif dalam Rosella, red) telah terdegradasi dan khasiatnya pun sudah tidak ada lagi.


(20)

Guna mendapatkan khasiat terbaik dalam kelopak Rosella sebenarnya tidak sulit. Untuk mendapatkan teh Rosella, bunga yang sudah dipetik, dijemur di bawah terik matahari selama 1-2 hari agar memudahkan pemisah lidah kelopak dengan bijinya. Kemudian cuci air bersih dan jemur kembali selama 3-5 hari. Remas kelopaknya, jika mudah menjadi bubuk artinya kadar air telah mencapai 4-5%. Seduh 2-3 gr teh Rosella dengan air mendidih hingga larut dan air berubah menjadi kemerahan.

Gambar 2. Teh Rosella

2.2. Rencana Bisnis

Bisnis adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya. Keuntungan merupakan tujuan utama dalam dunia bisnis, terutama bagi pemilik bisnis. Bentuk keuntungan yang diharapkan lebih banyak dalam bentuk finansial (Kasmir dan Jakfar, 2012).

2.2.1 Aspek-aspek dalam Rencana Bisnis

A. Rencana Pasar dan Pemasaran

Dalam menganalisis aspek pemasaran terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti kedudukan produk saat ini, komposisi, dan perkembangan permintaan produk serta kemungkinan adanya persaingan. Selain itu, dalam aspek


(21)

pemasaran disusun atau dibentuk strategi serta taktik pemasaran perusahaan dalam menghadapi pasar global agar dapat mengikuti trend serta mengetahui selera konsumen terhadap produk yang akan dipasarkan atau dijual. Konsep pemasaran lebih menekankan kepada pemasaran dari produk kepada pelanggan. Tujuan sistem ini yaitu mencari laba dan keuntungan dimana pencapaiannya menggunkan sistem bauran pemasaran (marketing mix) atau 4P yaitu, product, price, promotion and place.

1. Segmentasi

Segmentasi pasar adalah usaha pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk tertentu dan yang memerlukan bauran pemasaran tersendiri. Perusahaan menetapkan berbagai cara yang berbeda dalam memisahkan pasar tersebut, kemudian mengembangkan profil-profil yang ada pada setiap segmen pasar, dan penentuan daya tarik masing-masing segmen.

2. Targeting

Targetting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki.

3. Posisioning

Positioning dapat diartikan sebagai penempatan keunggulan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen.

4. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan seperangkat alat pemasaran untuk terus mencapai tujuan perusahaan di pasar sasaran. Seperangkat alat tersebut diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang disebut 4P dalam pemasaran, yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).


(22)

a) Staregi produk

Strategi produk adalah suatu strategi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan berkaitan dengan produk yang dipasarkan.

b) Strategi harga

Menentukan harga suatu produk merupakan keputusan penting dari perusahaan, karena harga adalah satu-satunya variabel strategi pemasaran yang secara langsung menghasilkan pendapatan. Umumnya harga yang ditetapkan perusahaan akan berada pada suatu titik antara harga yang terlalu rendah dan harga yang terlalu tinggi. Biaya produk menentukan harga terendah dan persepsi konsumen terhadap nilai produk menentukan harga tertinggi. Perusahaan harus dapat menentukan harga diantara kedua titik tersebut untuk menentukan harga yang paling baik.

c) Strategi tempat

Saluran pemasaran dapat dilihat sebagai

sekumpulan organisasi yang saling tergantung satu dengan yang lainnya serta terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk atau pelayanan untuk digunakan. Saluran pemasaran dicirkan dengan jumlah tingkat saluran tersebut kepada konsumen.

d) Strategi promosi

Promosi adalah upaya memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa kepada calon kosumen dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli dan mengkonsumsinya, dengan adanya promosi produsen atau distributor mengharapkan adanya kenaikan angka penjualan.


(23)

B. Rencana Teknis dan Teknologi

Rencana teknis dan teknologi menjelaskan antara lain proses produksi, bagaimana perusahaan menjaga kualitas produk, memperoleh bahan baku, pertimbangan pemilihan lokasi pabrik dan anggaran produksi.

C. Aspek Manajemen dan Organisasi

Recana manajemen dan organisasi antara lain berisi uraian mengenai jumlah orang yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha, spesifikasi apa yang dibutuhkan oleh masing-masing orang tersebut dilihat dari pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan, serta anggaran tenaga kerja yang berisi proyeksi kebutuhan tenaga kerja dalam lima tahun ke depan.

D. Aspek Keuangan

Rencana keuangan mencakup asumsi-asumsi, biaya investasi, prakiraan harga dan penerimaan, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan kriteria kelayakan investasi.

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian sebelumnya telah mengkaji tentang Rosella dan rencana bisnis atau business plan yang masih memiliki kaitan dengan penelitian ini. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan hasil penelitian terdahulu oleh peneliti yang pernah penulis baca. Penelitian PKM (Pekan Kreativitas Mahasiswa) yang dilakukan oleh Hendar, dkk (2008) dengan judul “Pembuatan Minuman Rosella Kemasan dengan Memanfaatkan nata dari santan kelapa sebagai Bahan Isiannya” menyatakan bahwa teh Rosella merupakan salah satu minuman kesehatan yang sudah banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan teh Rosella memiliki banyak khasiat bagi kesehatan tubuh, diantaranya: sebagai anti oksidan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan memacu pertumbuhan DHA untuk anak-anak. Rosella mengandung berbagai senyawa penting antara lain campuran asam sitrat. asam malat, asam askorbat (vitamin C) dan betakaroten.


(24)

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Maryati, dkk (2009) dengan judul “Mie Merah Rosella (Hibiscus Sabdarrifa L) Kaya Khasiat”

menyebutkan bahwa sekarang ini kesadaran masyarakat untuk

memperhatikan kesehatan sudah mulai meningkat, hal ini dibuktikan dengan adanya pembuatan mie Rosella ini untuk lebih memanfaatkan lagi bunga Rosella selain sebagai minuman yang menyegarkan dan mengandung manfaat serta baik untuk kesahatan, dihasilkannya mie dengan menggunakan pewarna alami, yaitu pasta asli dari bunga Rosella memberikan suatu kontribusi baru bagi masyarakat sehingga dapat mengkonsumsi mie dengan tetap menjaga kesehatan dan menjaga kebugaran tubuh, karena mie ini mengandung banyak khasiat sebagai obat – obatan dan anti bakteri. Selain itu, pembuatan mie merah Rosella kaya khasiat ini dilakukan dengan metode yang cukup ringan, sebenarnya mie Rosella ini dapat dibuat sebagai mie kering dan mie basah. Mie yang dihasilkan ini renyah, gurih, dan memiliki rasa yang khas yaitu rasa yang sedikit masam, tetapi tidak mengurangi kenikmatan mie ini. Pembuatan mie ini sangat mudah dan biayanya pun relatif murah. Pengelolaannya hampir sama dengan pembuatan mie lainnya hanya saja penambahan warna alami yang diambil dari pasta bunga Rosella. Dengan mengonsumsi mie Rosella ini akan dapat memperoleh banyak manfaat baik itu untuk kesehatan dan akan membantu perkembangan potensi alam di negeri kita sebagai negara agraris yang kaya dengan hasil pertanian, yang dapat dimanfaatkan dengan berbagai kegunaan.

Penelitian selanjutnya yang berjudul “Pemanfaatan Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) sebagai Flavour dan Essence dalam

Pembuatan Es Krim dan Sirup” yang dilakukan oleh Saputri, dkk (2008) menyatakan bahwa Perkembangan eskrim di Indonesia sudah semakin pesat, ha1 ini ditandai dengan banyaknya jenis produk es krim yang beredar di pasaran. Namun, sampai saat ini belum ditemukan es krim yang menggunakan flavour dan essence bunga-bungaan di pasaran. Bunga-bunga memiliki aroma khas serta senyawa fungsional lainnya yang dapat meningkatkan nilai tambah dari es krim sekaligus diversifikasi produk es


(25)

krim. Tujuan dari pembuatan sirup dan es krim Rosella ini adalah menambah variasi produk essence Rosella, memasyarakatkan produk es krim dan sirup siap minum dengan citarasa Rosella, mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk berwirausaha, membuka peluang bisnis pada masyarakat umum melalui pengembangan produk es krim dan sirup bercitarasa Rosella. Sesuai krakteristik produknya, semua orang bisa menjadi konsumen produk kami yaitu mulai dari anak-anak, remaja sampai dewasa.

Penelitian yang dilakukan oleh Yogaswara Prawirakusuma berjudul

Analisis Kelayakan Usaha Rosela Organik (Studi Kasus di “Wahana Farm”

Darmaga Bogor).Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis kriteria kelayakan berdasarkan aspek pasar, teknis, manajemen dan sosial (2) menganalis kriteria kelayakan berdasarkan aspek finansial dan (3) menganalis switching value terhadap perubahan harga biaya variabel dan harga jual rosela organik. Penelitian ini dilakukan di Wahana Farm yang berada di Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor. Daya dukung aspek pasar terlihat dari kemampuan pasar untuk menyerap produk rosela organik yang habis terjual di pasar. Daya dukung aspek teknis terlihat dari adanya ketersediaan sarana produksi, ketersediaan tenaga kerja dan layout lahan yang dinilai layak. Daya dukung aspek manajemen mempunyai tanggung jawab masing-masing, sehingga proyek berjalan dengan lancar. Daya dukung aspek sosial dalam proyek ini mempuyai nilai positif. Berdasarkan hasil analisis finansial usaha rosela organik di Wahana Farm dengan penilaian parameter kelayakan pada tingkat suku bunga 7,75 persen, diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 1.469.772,29. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini dikatakan tidak layak, sehingga untuk menilai kelayakan proyek dari parameter-parameter lain pun tidak akan diperoleh hasil yang valid dan tidak bisa ditolerir dengan adanya analisis Switching Value dalam penelitian ini, karena mengingat kerugiannya yang sangat besar. Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 1.469.772,29; Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) sebesar 1,17; Internal Rate of Return (IRR) sebesar 13,72 persen dan payback period sebesar 1,93. Hasil ini menunjukkan pengusahaan rosela organik


(26)

layak jika dilihat dari nilai besaran NPV dan Net B/C, IRR dan payback period. Hasil analisis switching value menunjukkan bahwa pengusahaan rosela organik tetap layak untuk dilaksanakan sampai terjadi penurunan harga jual rosela organik sebesar dua persen, kenaikan biaya tetap transportasi sebesar 14 persen dan kenaikan biaya variabel pestisida organik sebesar 82 persen.


(27)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menyusun sebuah rencana bisnis pendirian perusahaan teh Rosella dalam kemasan. Elemen-elemen yang perlu dikaji dalam rencana bisnis ini yaitu deskripsi usaha, analisis pasar dan pemasaran, analisis teknis dan teknologi, analisis manajemen dan organisasi, serta analisis keuangan. Berdasarkan hasil tersebut rencana bisnis pendirian perusahaan teh Rosella dalam kemasan dapat menentukan pengembangan selanjutnya untuk memulai sebuah usaha tersebut. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 3.

Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian

Potensi Manfaat Rosella dan

Profil Sukses Usaha Rosella Potensi Ketersediaan Bahan Baku

Potensi Pasar Potensi Produksi

Rencana Bisnis

Deskripsi Usaha

Analisis Pasar dan Pemasaran

Analisis Teknis dan Teknologi

Analisis Manjemen dan Organisasi

Analisis Keuangan

Analisis Sensitivitas

Layak/Tidak Layak


(28)

Tabel 1. Jenis, sumber dan metode pengumpulan data primer

Sumber: Data diolah (2013) 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di CV. Golden House Mondial yang beralamatkan di Babakan Tarikolot Rt. 05 Rw. 05 No.14 Kelurahan Nanggewer Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013

3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yaitu perencanaan bisnis. Data tersebut diharapkan dapat digunakan untuk pemecahan masalah pengambilan suatu keputusan. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pihak terkait serta para pakar pada bidang teknik dan teknologi yang sesuai. Wawancara menggunakan kuesioner terstruktur dilakukan kepada tiga puluh lima konsumen akhir yang mengkonsumsi produk teh Rosella. Sepuluh instansi termasuk didalamnya hotel dan restoran juga menjadi tempat untuk mengumpulkan data primer melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Contoh data primer yang diperlukan dapat dilihat pada Tabel 1. Untuk data sekunder diperoleh melalui laporan, artikel, jurnal, dan statistik dari instansi-instansi pemerintah, swasta, balai penelitian, dan sebagainya. Contoh data yang diperlukan dapat dilihat pada Tabel 2 :

No Jenis Data Sumber Data

Primer

Metode Pengumpulan Data

1 Deskripsi usaha

a Minat membeli Konsumen Wawancara

b Harga produk Konsumen Wawancara

c Kemasan produk Konsumen Wawancara

d Tempat penjualan Konsumen Wawancara

e Khasiat produk Intenet, buku, literatur Pengumpulan dokumen


(29)

Tabel 2. Jenis, sumber dan metode pengumpulan data sekunder

Sumber: Data diolah (2013)

No Jenis Data Sumber Data Sekunder Metode Pengumpulan

Data

1 Analisis Pasar dan Pemasaran

a Harga jual teh Rosella Internet, survey pasar Pengumpulan dokumen

b Daftar produk pengganti Internet, survey pasar Pengumpulan dokumen

c Daftar produk pendatang baru Internet Pengumpulan dokumen

d Daftar pesaing teh Rosella kemasan Internet, survey pasar Pengumpulan dokumen

2 Analisis Teknis dan Teknologi

a Daftar lokasi bahan baku Pemasok Wawancara

b Daftar ketersediaan bahan baku Pemasok Wawancara

c Kapasitas produksi bahan baku Internet, dosen ahli Pengumpulan dokumen

d Teknologi dan proses produksi teh Rosella

Internet, dosen ahli Pengumpulan dokumen

e Mesin dan alat pembuatan teh Rosella Internet, dosen ahli Pengumpulan dokumen f Lokasi pendirian perusahaan teh

Rosella

Ahli penentuan wilayah Wawancara

g Metode perencanaan tata letak Internet, buku, dosen ahli Pengumpulan dokumen

3 Analisis Manajemen dan Organisasi

a Daftar jenis bentuk usaha Undang-undang, Pengumpulan dokumen

b Perizinan Pemerintah setempat Pengumpulan dokumen

c Jenis struktur organisasi Undang-undang Pengumpulan dokumen

d Deskripsi pekerjaan Buku, diktat, jurnal Pengumpulan dokumen

4 Analisis Keuangan

a Daftar penentuan asumsi Buku, diktat, jurnal Pengumpulan dokumen

b Daftar alat dan harga mesin produksi Produsen mesin, dosen ahli, internet

Wawancara dan

pengumpulan dokumen c Metode perhitungan kriteria (NPV,

IRR, Net B/C, PP/BEP)

Buku, diktat, jurnal Pengumpulan dokumen

d Analisis sensitivitas Buku, dosen ahli Pengumpulan dokumen


(30)

3.4. Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan data dilakukan secara kualitatif yaitu menganalisis kelayakan usaha ditinjau dari deskripsi usaha, analisis industri, analisis operasional dan analisis kebutuhan organisasi. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis kelayakan usaha berdasarkan rencana finansial yang terdiri dari beberapa kriteria investasi seperti Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, Profitability Index (Net B/C) dan Break Event Point.

3.4.1 Rencana Pasar dan Pemasaran

Aspek-aspek yang dikaji di dalam rencana pasar dan pemasaran meliputi bauran pemasaran, dan STP (segmenting, targeting, positioning). Langkah-langkah dalam rencana pemasaran dapat dilihat pada Gambar 4 berikut :

Mulai

Ya Tidak

Pencarian data sekunder

Kecukupan data

Potensi pasar teh rosella

Penentuan strategi pemasaran teh rosella dalam kemasan

Penentuan STP  Segmenting  Targeting  Positioning


(31)

3.4.2 Rencana Teknis dan Teknologi

Rencana teknis dan teknologi mencakup spesifikasi dan pemilihan bahan baku yang akan digunakan, penentuan kapasitas produksi dan lokasi, pemilihan teknologi proses produksi, dan tata letak ruang produksi dari pabrik tersebut serta peralatan dan sarana penunjang. Adapun Aliran proses rencana teknis dan teknologi dapat dilihat pada Gambar 5 berikut :

Mulai

Selesai Pemilihan lokasi

Bahan baku yang akan digunakan Proses produksi

Tata letak ruang produksi

Mesin dan peralatan

Sarana penunjang


(32)

3.4.3 Rencana Manajemen dan Organisasi

Kajian terhadap rencana manajemen dan organisasi meliputi pemilihan bentuk perusahaan (aspek legalitas), kebutuhan tenaga kerja, struktur organisasi, deskripsi dan spesifikasi pekerjaan, serta tata kelola atau (Standar Operasional Prosedur). Aliran rencana manajemen dan organisasi dapat dilihat pada Gambar 6 berikut :

3.4.4 Rencana Keuangan

Rencana keuangan mencakup asumsi-asumsi, biaya investasi, prakiraan harga dan penerimaan, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan kriteria kelayakan investasi.

A. Kriteria Investasi

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) alat ukur yang menentukan kelayakan investasi dapat dilakukan melalui pendekatan Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI)/ Net B/C, dan Break Even Point (BEP).

Mulai

Selesai Aspek legalitas

Kebutuhan tenaga kerja

Struktur organisasi

Deskripsi kerja (job description)


(33)

1. PP (Payback Period)dan Break Event Point (BEP) Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (Initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima.

……….(1)

Keterangan:

1 = Jumlah modal investasi

Ab = Manfaat bersih rata-rata per tahun per periode Break Event Point (BEP)

………(2)

2. Net Present Value (NPV)

NPV merupakan nilai sekarang (present value) dari selisih antara (benefit) manfaat dengan cost (biaya) pada tingkat diskonto (bunga) tertentu. Dinyatakan dalam rumus: ∑

... (3)

Keterangan :

NPV = Nilai bersih sekarang (Rupiah) Bt = Manfaat pada tahun ke-t (Rupiah) Ct = Biaya pada tahun ke-t (Rupiah) i = Tingkat diskonto (%)

n = Umur proyek (tahun)

t = Tahun

Terdapat tiga kriteria investasi dalam metode NPV, yaitu:

1. NPV > 0, secara finansial proyek menghasilkan keuntungan.

2. NPV = 0, secara finansial proyek tidak menghasilkan keuntungan ataupun kerugian.


(34)

3. NPV < 0, secara finansial proyek lebih baik tidak dijalankan karena akan menimbulkan kerugian.

3. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah nilai Discount Rate (suka bunga) yang membuat NPV dari suatu proyek sama dengan nol. Proyek dapat dikatakan memiliki prospek yang baik apabila nilai IRR > tingkat discount rate yang ditentukan, namun jika IRR < tingkat discount rate maka proyek tidak memiliki prospek yang baik.

IRR merupakan tingkat pengembalian yang dapat dibayar proyek atas sumber-sumber yang digunakan untuk menutupi pengeluaran investasi dan operasional selama umur proyek. IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:

……….(4) Keterangan :

IRR = Tingkat internal hasil (%)

NPV1 = Nilai bersih sekarang bernilai positif (Rupiah)

NPV2 = Nilai bersih sekarang bernilai negatif (Rupiah)

i1 = Tingkat diskonto menghasilkan NPV positif (%)

i2 = Tingkat diskonto menghasilkan NPV negatif (%)

Diperlukan nilai IRR yang lebih besar dari bunga bank (tingkat diskonto) apabila ingin menutupi pengeluaran investasi dan operasional selama umur proyek.

4. Net B/C (Net Cost-Ratio)

Net B/C ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut. Secara matematis dapat dirumuskan

∑ ∑ ……….………(5)


(35)

Keterangan :

Bt = Manfaat pada tahun ke-t (Rupiah) Ct = Biaya pada tahun ke-t (Rupiah)

I = Tingkat diskonto (%)

N = Umur proyek (Tahun)

T = Tahun

Terdapat tiga kriteria evaluasi penilaian kelayakan finansial Net B/C, yaitu:

1. Net B/C > 1, secara finansial manfaat bersih nilainya lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.

2. NetB/C = 1, secara finansialbesarnya manfaat yang diperoleh sama dengan biaya yang dikeluarkan. 3. Net B/C < 1, secara finansial besarnya biaya yang

dikeluarkan lebih besar dibandingkan manfaat yang diperoleh.

2 Analisis Sensitifitas

Menurut Umar (2009), manfaat dari analisis kepekaan yaitu berupa pemaksaan kepada manajer proyek untuk mengindentifikasikan sebanyak mungkin variabel-variabel yang belum diketahui dan mengungkapkan taksiran-taksiran yang menyesatkan atau yang tidak tepat.

Analisis sensitifitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika ada kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau manfaat, didasarkan kepada proyeksi-proyeksi yang mengandung unsur ketidakpastian tentang apa yang terjadi di masa yang akan datang. Ketidakpastian itu dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan suatu proyek bisnis dalam beroperasi untuk menghasilkan laba perusahaan. Suatu proyek sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan seperti:


(36)

a. Kenaikan biaya-biaya, hal ini mempengaruhi biaya dan netto. Proyek cenderung sensitif terhadap biaya karena umumnya biaya seringkali diperkirakan sebelum proyek dilaksanakan, sedangkan kenaikan biaya terjadi saat setelah proyek dilaksanakan.

b. Harga jual output turun yang berpengaruh terhadap manfaat dan tingkat penjualan secara finansial maupun ekonomi.

c. Hasil dari produksi yang akan mempengaruhi manfaat d. Keterlambatan dalam pemesanan dan penerimaan

peralatan baru, mempengaruhi biaya maupun manfaat yang akhirnya akan mempengaruhi manfaat netto. Variabel biaya dan harga jual produk dalam analisis finansial diasumsikan tetap untuk setiap tahunnya, walaupun di kenyataan kedua variabel ini kerap berubah sejalan pertambahan waktu. Analisis sensitifitas digunakan untuk melihat sejauh mana kenaikan biaya atau penurunan harga yang terjadi, karena hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi, yaitu memiliki prospek yang baik untuk dilaksanakan.

3.5. Asumsi Dasar

Asumsi dasar yang digunakan dalam analisis perancangan rencana bisnis teh Rosella dalam kemasan untuk penelitian ini adalah:

1. Seluruh modal usaha berasal dari modal sendiri.

2. Penetapan umur ekonomis peralatan yang digunakan adalah dua tahun.

3. Bulan kerja efektif per tahun adalah 12 bulan 4. Hari kerja per bulan adalah 20 hari.

5. Harga jual produk Rosella konstan, dimana harga jual yang digunakan adalah Rp. 20.000,- untuk kemasan 75 gram.

6. Tingkat suku bunga yang digunakan sebesar 6,5% berdasarkan tingkat suku bunga deposit Bank per Februari 2014.


(37)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Usaha

Teh Rosella yang direncanakan adalah jenis bunga Rosella kering yang dikemas dalam dua kemasan, yaitu kemasan 75 gram dan 25 gram. Pengemasan bunga Rosella dialukan di Bogor tepatnya di Babakan Tarikolot RT 05 RW 05 No. 14 Kelurahan Nanggewer Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Bahan baku bunga Rosella yang dikemas untuk saat ini didapat dari pemasok yang berasal dari Bogor dan Kediri. Bunga Rosella kering yang dibeli dari pemasok akan disortir terlebih dahulu untuk memisahkan bunga yang masih utuh dan yang sudah hancur berupa serbuk. Selanjutnya bunga tersebut akan dimasukan dalam kemasan plastik dan ditimbang sesuai dengan berat yang telah ditentukan. Proses selanjutnya adalah merapatkan plastik dan memasukan ke dalam kotak. Hal selanjutnya adalah mendistribusikan dan menjualnya kepada konsumen.

Tempat penjualan teh Rosella dalam kemasan ini nantinya tidak terpaku pada satu tempat, karena penjualan teh Rosella ini akan langsung ditawarkan pada calon konsumen secara langsung. Area sekitar kampus Institut Pertanian Bogor menjadi tempat pertama produk ini ditawarkan, dilanjutkan penawaran kepada saudara dan teman-teman dekat yang nantinya promosi teh Rosella ini adalah promosi dari mulut ke mulut. Sistem bagi hasil pun akan diterapkan pada reseller produk teh Rosella, yang akan bekerjasama dengan perusahaan.

Melihat banyak sekali manfaat yang terkadung dalam teh Rosella seperti: meningkatkan daya tahan tubuh, menetralkan racun, menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar gula darah, mengobati asam urat, mengatasi batuk, obat sariawan, mengurangi pusing akibat migrane, dapat menghaluskan kulit serta mengurangi pengeriputan, sebagai antibiotik, antikanker, antidepresi, diuretic, dan menambah vitalitas. (Rahmawati 2012). Hal ini akan menjadikan daya tarik tersendiri bagi konsumen


(38)

sehingga produk teh Rosella ini akan sangat laku dipasaran untuk orang-orang yang memang memperhatikan kesehatannya.

4.2. Rencana Pemasaran 4.2.1 Segmentasi

Menurut publikasi BPS pada bulan Desember 2010, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus adalah sebanyak 237.641.326 jiwa. Segmentasi geografis pasar produk teh Rosella dalam kemasan ini adalah masyarakat provinsi Jawa Barat yang mengkonsumsi teh Rosella sebagai minuman kesehatan yang dikonsumsi secara rutin untuk menjaga kesehatan tubuh. Hal ini dikarenakan, menurut survey BPS provinsi Jawa Barat adalah daerah dengan penduduk terbanyak yaitu 43.053.732 jiwa. Teh Rosella ini akan dipasarkan ke daerah Jawa Barat, karena sesuai dengan data kependudukan daerah tersebut memiliki jumlah penduduk paling banyak dan paling padat dibandingkan provinsi lain.

Segmentasi juga dilakukan berdasarkan demografis dimana pasar dibagi berdasarkan variabel pendapatan, usia dan jenis kelamin. Dari data BPS pada tahun 2010 terlihat bahwa pendapatan rata-rata pegawai di Jawa Barat cukup besar yaitu Rp.1.361.182/bulan dibandingkan dengan provinsi lain, sehingga dapat dikatakan bahwa penduduk Jawa Barat memiliki kemampuan untuk membeli dan mengkonsumsi teh Rosella dalam kemasan. Melihat usianya, maka produk ini baik dikonsumsi untuk kalangan usia 6-60 tahun. Produk ini baik dikonsumsi baik bagi laki-laki maupun perempuan.

Selain itu, produk ini merupakan produk asli dalam negeri buatan anak negeri dengan bahan baku 100% kelopak bunga Rosella asli dengan kualitas terjaga dan adanya izin dari dinas kesehatan. Diharapkan produk ini dapat menjadi produk teh Rosella khas Bogor yang mengandung banyak manfaat dari sisi kesehatan. Berdasarkan data demografis dan hasil survey yang dilakukan maka dapat ditentukan bahwa yang banyak mengkonsumsi teh Rosella ini adalah kalangan menengah kebawah sehingga produk ini diberi nama


(39)

“Rosellaku”. Penamaan produk ini dilakukan karena kata “Rosella” sudah sangat familiar dikalangan masyarakat menengah kebawah dan

ditambahkan akhiran “ku” agar selalu “ diakui” oleh masyarakat yang

mengkonsumsinya. Penamaan ini juga dilakukan karena

penggabungan dari kata “Rosella” dan “Laku” sehingga diharapkan produk Rosella ini laku dipasaran.

4.2.2 Penetapan Target

Target pemasaran teh Rosella ini lebih ditujukan pada konsumen dalam negeri, yaitu kepada laki-laki dan perempuan khususnya masyarakat kalangan ekonomi menengah di daerah Bogor yang menyukai teh Rosella dengan kualitas terjaga untuk menjaga kesehatan tubuhnya dan program diet.

4.2.3 Penetapan Posisi

Bila diamati pada keadaan pasar, produk teh Rosella dalam kemasan masih jarang ditemukan, sehingga masih sangat potensial untuk dikembangkan. Penetapan posisi yang dimiliki oleh teh Rosella dalam kemasan adalah dengan menanamkan bahwa produk ini memiliki ciri khas dibandingkan dengan teh pada umumnya yaitu tidak mengandung kafein. Sehingga penetapan posisi produk teh Rosella yaitu “minuman herbal untuk kesehatan”. Hal ini dikerenakan produk teh Rosella ini mengandung vitamin A, C dan asam amino, juga protein dan kalsium. Manfaatnya bagi kesehatan antara lain sebagai antioksidan atau pencegah kanker, anti radang, mengendalikan tekanan darah, dan memperlancar buang air besar. 4.2.4 Bauran Pemasaran

a. Strategi Produk

Konsep pemasaran yang diterapkan adalah menggunakan

konsep produk, dimana dalam pelaksanaannya sangat

mengutamakan keunggulan produk sehingga produk diharapkan mampu bersaing dipasaran. Produk Rosella dibagi ke dalam dua


(40)

(41)

3. Di luar kemasan ditambahkan info produk mengenai izin dinas kesehatan, khasiat produk, cara penyajian, kontak pelayanan kastemer, serta kode produksi dan tanggal kadaluarsa.

b. Strategi Harga

Menurut hasil survey yang dilakukan menggukan kemasan lama dengan harga Rp.15.000,- dengan ukuran 75 gram. 62% konsumen menjawab harga tersebut sesuai dengan kemasan dan ukurannya, 21% menjawab terlalu mahal dan 17% menjawab harganya terlalu murah, maka harga yang ditetapkan untuk kemasan kotak 75 gram adalah Rp.20.000,- dan untuk kemasan jinjing 25 gram adalah Rp.10.000,-. Kemasan jinjing 25 gram ini diproduksi karena adanya masukan dari konsumen saat melakukan survey.

c. Strategi Tempat

Strategi tempat yang digunakan adalah hanya memerlukan satu lokasi penyimpanan produk yang berada pada lokasi pengemasan, kemudian tim khusus langsung memasarkannya secara langsung (direct selling) kepada komunitas-komunitas yang ada.

d. Strategi Promosi

Strategi-strategi promosi yang akan dilakukan pada produk ini antara lain:

a) Penjualan secara langsung kepada konsumen.

Memasarkan secara langsung (direct selling) produk teh Rosella kepada komunitas-komunitas ta’lim dan pengajian-pengajian yang terdapat di sekitar tempat tinggal yaitu daerah Bogor dan sekitarnya melalui tim yang dibentuk oleh perusahaan merupakan strategi yang paling efektif. Dengan pendekatan langsung seperti ini biasanya konsumen dapat berinteraksi langsung dengan tim dari perusahaan mengenai


(42)

manfaat yang terkandung pada produk serta tempat dan cara pembelian produk tersebut.

b) Pendekatan kepada instansi sosial, yaitu bekerjasama dengan yayasan sosial seperti Daarul Qur’an. Kerjasama ini dilakukan karena adanya hubungan mutualisme antara kedua belah pihak yaitu 50% dari keuntungan penjualan teh Rosella dalam kemasan akan disumbangkan untuk kegiatan sosial Daarul Qur’an. Bentuk kerjasamanya, dalam hal ini perusahaan

sebagai pengemas dan Daarul Qur’an bertugas

mendistribusikan produk teh Rosella ini ke semua restoran, toko herbal, dan stand DaQu yang ada diwilayah Bogor, Cianjur dan Sukabumi.

c) Promosi melalui media sosial seperti facebook, twitter, dan situs penjualan lainnya. Cara yang dilakukan yaitu anggota atau pengurus perusahaan membuat suatu

group khusus mengenai “Rosella” ataupun ikut dalam

group yang sudah ada seperti komunitas “herbal”.

Setelah tergabung dalam group tersebut maka peluang memasarkan dan menjual produk akan lebih terbuka dengan memposting produk teh Rosella ini ke dalam group-group tersebut

4.3. Rencana Teknis dan Teknologi

Rencana teknis dan teknologi yang dbutuhkan meliputi pemilihan lokasi, bahan baku yang akan digunakan, proses produksi, kebutuhan bangunan, mesin dan peralatan, serta sarana penunjang.

4.3.1 Pemilihan Lokasi

Kantor dan tempat produksi teh Rosella dalam kemasan ini terletak di Babakan Tariklot RT. 05 RW. 05 No. 14 Kelurahan Nanggewer Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. Lokasi ini


(43)

merupakan rumah atau tempat tinggal dari salah seorang pengurus aktif dalam usaha teh Rosella dalam kemasan. Pemilihan lokasi ini dilakukan untuk menghindari biaya pembelian lahan dan pendirian bangunan baru mengingat modal yang cukup minim tanpa adanya modal pinjaman. Ruangan yang digunakan dalam hal produksi teh Rosella akan dimasukan dalam biaya sewa tempat, yaitu sebesar Rp.5.000.000,00 per tahun. Hal tersebut yang menjadi faktor utama dalam pemilihan lokasi.

4.3.2 Bahan Baku yang Akan Digunakan

Bahan baku yang digunakan adalah bunga Rosella kering yang memiliki kualitas terbaik karena langsung dipasok dari pemasok yang memang sudah lama berpengalaman di budidaya dan trading bunga Rosella. Ketersediaan bahan baku yang baik dapat menjaga keseimbangan proses produksi. Sumber bahan baku yang pertama didapat dari pemasok yang berasal dari Bogor, beliau sanggup memasok hingga 20 Kg Rosella kering per bulannya dengan harga saat musim panen raya Rp.35.000,- per Kg dan Rp.85.000,- per Kg saat musim panen. Bahan baku yang kedua diperoleh dari pemasok yang berasal dari Kediri dengan kemampuan pasokan mencapai 50 Kg Rosella kering per bulannya dengan harga Rp.35.000,- per Kg saat musim panen raya dan Rp. 85.000,- per Kg saat musim panen. Biaya yang dikenakan untuk ongkos kirim adalah Rp. 5.000,- per Kg dengan pembelian minimal 20 Kg.

4.3.3. Proses Produksi

Proses produksi pengemasan teh Rosella ini terdiri dari 6 (enam) tahapan. Rangkaian proses produksi teh Rosella dalam kemasan ini dapat dilihat pada Gambar 9 dan untuk keterangan lebih lengkapnya dapat dilihat padaTabel 3 :


(44)

Mulai

Selesai

Bahan baku diletakan di atas palet

Memasukan bahan baku ke dalam wadah

Memasukan bahan baku ke dalam plastik

Menimbang bahan baku sesuai ukuran

Press plastik menggunakan sealer

Packaging


(45)

Tabel 3. Tahapan proses produksi teh Rosella dalam kemasan

No Tahap Gambar

1 Tahap pertama meliputi penyiapan

bahan baku, dimana bahan baku yang sudah diterima dari pemasok diletakan diatas palet yang tersedia. Hal ini dilakukan agar bahan baku berupa bunga Rosella kering tidak langsung menyentuh lantai supaya kelembapan dapat terjaga.

2 Tahap kedua yaitu mengeluarkan bahan baku dalam plastik yang dilapis karung untuk dimasukan ke dalam wadah yang telah disediakan. Saat mengeluarkan bahan baku dari plastik tersebut, pekerja

harus mencuci tangannya dan

menggunakan cairan anti kuman untuk dioleskan ke seluruh telapak tangan yang kemudian menggunakan sarung tangan steril.

3 Tahap ketiga yaitu memasukan bahan

baku dari wadah yang telah disediakan ke dalam plastik yang telah disediakan.

Dalam proses ini pekerja mesti

menggunakan sarung tangan steril, masker, penutup kepala dan celemek agar bahan baku tetap higienis.


(46)

Lanjutan Tabel 3

No Tahap Gambar

4 Tahap keempat merupakan proses

penimbangan bahan baku, dimana bahan baku yang sudah dimasukan ke dalam

plastik ditimbang menggunakan

timbangan khusus sesuai berat yang telah ditentukan.

5 Tahap kelima adalah proses proses

perapatan, dimana bahan baku yang telah ditimbang sesuai berat yang telah ditentukan di press menggunakan sealer. Sealer adalah alat yang digunakan untuk merapatkan plastik supaya tidak ada udara yang masuk agar kualitas the Rosella tetap terjaga.

6 Tahap keenam adalah packaging, yaitu memasukan bahan baku ke dalam kemasan yang telah

disediakan.


(47)

4.3.4 Kebutuhan Bangunan

Kebutuhan bangunan meliputi kebutuhan terhadap ruang produksi serta sarana penunjang yang dibutuhkan oleh perusahaan. Adapun kebutuhan terhadap ruang produksi dan sarana penunjang dapa dilihat pada Tabel 4 berikut :

Tabel 4. Kebutuhan luasan bangunan perusahaan

No Lokasi Luas (m2)

1. Ruang produksi 12

2. Ruang penyimpanan bahan baku 4

3. Ruang penyimpanan produk jadi 4

4. Ruang tamu 12

5. Toilet 8

Total 40

Sumber : Data diolah (2013) 4.3.5 Peralatan

Kemasan yang digunakan diperoleh dari percetakan yang dipercaya untuk bekerjasama dengan perusahaan, sehingga untuk proses pembuatan kemasan tidak dilakukan oleh perusahaan sendiri. Pada proses produksi pengemasan teh Rosella diperlukan beberapa peralatan untuk mendukung kelangsungan proses produksi. Peralatan yang digunakan pada proses produksi antara lain sealer dan timbangan digital. Adapun gambar peralatan yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5. Peralatan yang digunakan

No. Peralatan Jumlah Kebutuhan

(unit) Gambar


(48)

Lanjutan Tabel 5

No. Peralatan Jumlah Kebutuhan

(unit) Gambar

2. Timbangan

digital 1

Sumber: Data diolah (2013) 4.4. Rencana Manajemen dan Organisasi

4.4.1 Bentuk Badan Usaha

Suatu perusahaan yang didirikan perlu mendapatkan legalitas dari pihak terkait, dalam hal ini adalah pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan perusahaan tersebut dan memberikan

kemudahan dalam perjalanan melakukan kegiatan usaha,

mendapatkan dukungan serta terkait pada kebijakan yang berlaku pada daerah tertentu. CV atau Persekutuan Komanditer dipilih dalam menjalankan usaha teh Rosella dalam kemasan dengan alasan sebagai berikut

1. Proses pendirian CV relatif lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan mendirikan Perseroan Terbatas (PT),

2. Biaya yang dibutuhkan lebih murah, dimana dalam pendirian CV tidak ada ketentuan minimal modal dasar,

3. Bebas menggunakan nama untuk CV tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Menteri/Instansi terkait,

4. Anggaran Dasar CV hanya membutuhkan pengesahan dari Pengadilan Negeri dan tidak memerlukan pengesahan dari Menteri seperti pendirian PT,

5. Salah satu pendiri dapat hanya menanamkan modalnya saja tanpa harus ikut terlibat dalam pelaksanaan kegiatan usaha,


(49)

6. Perubahan anggaran dasar lebih mudah dan tidak perlu dilaporkan atau mendapatkan persetujuan Menteri seperti halnya PT,

7. Direksi CV dapat lebih cepat mengambil suatu keputusan tanpa harus mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) layaknya PT.

4.4.2 Perizinan

Dalam mendirikan CV diperlukan beberapa langkah perizinan yaitu dengan menggunakan akta resmi (akta yang dibuat oleh notaris) yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari CV, nama-nama anggota aktif dan pasif, bidang usaha, alamat perusahaan, dan lain-lain. Proses pendirian CV usaha teh Rosella dalam kemasan ini dapat dilihat dalam Tabel 6:

Tabel 6. Tahapan proses produksi teh Rosella dalam kemasan

No Perizinan Jumlah Biaya (Rp)

1 Akta Notaris 1 2.000.000

2 SKDU Kelurahan 1 500.000

3 SKDU kecamatan 1 500.000

4 NPWP 1 -

5 SIUP 1 1.000.000

6 TDP 1 1.000.000

7 P-IRT 1 750.000

8 Sertifikasi Halal 1 1.500.000

Jumlah 7.250.000

Sumber: Data diolah (2013) 4.4.3 Kebutuhan Tenaga Kerja

Analisa kebutuhan tenaga kerja merupakan salah satu aspek dalam manajemen operasi yang perlu direncanakan pada awal proyek. Proses produksi teh Rosella dalam kemasan cukup sederhana sehingga dalam proses produksi hanya dibutuhkan tiga orang tenaga kerja. Selain dalam lingkup proses produksi, tenaga kerja dibutuhkan dalam pelaksanaan aktivitas diluar produksi, seperti kegiatan administrasi


(50)

dan keuangan serta kegiatan pemasaran. Mengingat pasar dari produk teh Rosella dalam kemasan ini masih sedikit, maka penentuan jumlah tenaga kerja diperhitungkan dalam mengidentifikasi kegiatan, sifat dan beban kerja sehingga dapat ditentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Rincian penetapan kebutuhan tenaga kerja disajikan pada Tabel 7 berikut :

Tabel 7. Penentuan tenaga kerja yang dibutuhkan

No Kegiatan Jumlah

1. Produksi 3

2. Administrasi dan keuangan 1

3. Pemasaran 4

Total 8

Sumber: Data diolah (2013) 4.4.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi diperlukan agar setiap orang mengetahui dengan jelas kegiatan dan tugasnya di setiap masing-masing bagian. Setiap bagian memiliki tugas yang berbeda dengan bagian yang lainnya. Setiap bagian secara khusus bertanggung jawab atas bagiannya masing-masing. Gambaran struktur organisasi yang terdapat di Perusahaan Teh Rosella Dalam Kemasan dapat dilihat pada Gambar 7 berikut :

Direktur

Pemasaran Produksi Administrasi

dan Keuangan


(51)

4.4.5 Deskripsi Pekerjaan

Deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan di perusahaan teh Rosella dalam kemasan antara lain:

1. Direktur

Direktur bertugas mengelola keselurhan fungsi perusahaan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan kegiatan staf yang berada di bawahnya.

2. Staf Produksi

Bertugas melakukan kegiatan produksi sesuai dengan prosedur yang ada dan memastikan bahan baku, peralatan dpat disediakan dan berjalan sesuai dengan fungsinya.

3. Staf Administrasi dan Keuangan

Staf administrasi dan keuangan bertugas melaksanakan, mengelola, dan mengawasi kegiatan pencatatan administrasi dan keuangan kantor dan operasional perusahaan.

4. Staf Pemasaran

Staf pemasaran bertugas mengelola dan memasarkan produk, melaksanakan strategi pemasaran yang telah ditetapkan, menjalankan kegiatan promosi, dan pameran-pameran bisnis. 4.5. Rencana Keuangan

Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan perhitungan rencana keuangan diperlukan beberapa parameter yang berasal dari analisis sebelumnya yaitu kapasitas produksi, pangsa pasar, teknologi yang dipakai, pilihan peralatan, jumlah tenaga kerja, fasilitas pendukung, dan proyeksi-proyeki harga. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 6,5% sesuai dengan suku bunga deposito per Februari 2014. Suku bunga deposito digunakan karena modal yang digunakan adalah modal milik sendiri.


(52)

Rencana keuangan meliputi berbagai perhitungan kriteria investasi yang telah umum digunakan. Adapun kriteria yang digunakan yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Pay Back period (PBP), Break Even Point (BEP), dan analisis sensitivitas.

4.5.1 Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya yang diperlukan untuk mendirikan industri teh Rosella dalam kemasan. Biaya investasi tetap untuk mendirikan perusahaan teh Rosella dalam kemasan meliputi biaya kegiatan awal (prainvestasi), tanah dan bangunan, fasilitas penunjang, serta mesin dan peralatan. Biaya prainvestasi meliputi kajian kriteria evaluasi finansial, perizinan, dan akte perusahaan dan pengesahan. Dalam usaha Rosella ini tanah dan bangunan diasumsikan sewa. Adapun rincian biaya investasi dalam bentuk Tabel disajikan pada Tabel 8 berikut :

Tabel 8. Komponen biaya invetasi yang dibutuhkan

Sumber : Data diolah (2013) 4.5.2. Biaya Produksi

Biaya produksi yakni biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Biaya

No Banyaknya Satuan Harga Biaya (Rp)

Biaya PraInvestasi

a Akta Notaris 1 2,000,000 2,000,000 b SKDU Kelurahan 1 500,000 500,000 c SKDU Kecamatan 1 500,000 500,000 d NPWP 1 -

-e SIUP 1 1,000,000 1,000,000

f TDP 1 1,000,000 1,000,000

g P-IRT 1 750,000 750,000

h Sertifikasi Halal 1 1,500,000 1,500,000

Biaya pembelian peralatan

-a Selaer 2 Unit 750,000 1,500,000 b Timbangan digital 2 Unit 750,000 1,500,000 c Gunting 2 Unit 35,000 70,000 d Wadah (Baskom) 4 Unit 50,000 200,000 Biaya pembelian perlengkapan -a Meja dan kursi 1 Set 2,000,000 2,000,000 b Pallet 2 Unit 300,000 600,000

4 Total 13,120,000

Keterangan 1

2


(53)

Sumber: Data diolah (2013)

Sumber: Data diolah (2013)

produksi terdiri dari tiga elemen yaitu: (1) biaya bahan baku, (2) biaya tenaga kerja langsung, dan biaya (3) biaya overhead pabrik (biaya kemasan, biaya listrik dan air, biaya P3K dan biaya sewa bangunan). Harga pokok produksi teh Rosella untuk kemasan 75 gram adalah Rp.11.768,- sedangkan untuk kemasan 25 gram adalah Rp.7.518,-. Rincian harga pokok penjualan disajikan dalam Tabel 9 dan Tabel 10 berikut:

Tabel 9. Harga pokok produksi kemasan 75 gram

Tabel 10. Harga pokok produksi kemasan 25 gram

4.5.3 Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan keseluruhan biaya-biaya komersil yang dikeluarkan untuk menunjang atau mendukung kegiatan perusahaan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Untuk memudahkan menganalisa biaya yang terjadi dalam kegiatan perusahaan, maka biaya operasional dapat diklasifikasikan menjadi 1. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang umumnya berubah-ubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan maka makin besar pula biaya yang yang harus dikeluarkan. Biaya variabel disajikan pada Tabel 11.

No Keterangan Biaya (Rp)

1

Harga Bahan Baku 0,75 gr 4,875 2

Tenaga kerja per pcs 750 3

Biaya Overhead 6,143

Harga Pokok Produksi 11,768

No Keterangan Biaya (Rp)

1

Harga Bahan Baku 0,25 gr 1,625 2

Tenaga kerja per pcs 750 3

Biaya Overhead 5,143


(54)

Tabel 11. Biaya variabel

Sumber : Data diolah (2013)

Asumsi yang digunakan kali ini adalah bahwa 1 Kg Rosella kering membutuhkan 13 pcs kemasan kotak atau 40 pcs kemasan tas jinjing.

2. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang umumnya selalu konstan. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan dalam aktifitas operasi sampai pada kondisi tertentu. Kondisi dimana sesuai dengan kapasitas yang tersedia. Biaya tetap yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Biaya tetap

Sumber : Data diolah (2013) 4.5.4 Proyeksi Penjualan

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemasok yang ada di Bogor diperoleh keterangan bahwa rata-rata pembelian kepada salah satu pemasok dari satu pembeli rutin adalah 20 Kg per bulan. Kemudian wawancara selanjutnya adalah kepada palaku usaha yang menggeluti usaha Rosella dengan produk olahan Rosella berupa sirup Rosella. Dari pelaku usaha ini diperoleh keterangan bahwa setiap bulan mampu menghabiskan 20-40 Kg Rosella kering untuk bahan pembuatan sirup Rosella. Bahan baku sebanyak 20-40 Kg Rosella kering ini dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pasar dalam membuat sirup Rosella. Dari studi literatur yang ada dalam buku

No Banyaknya Satuan Harga (Rp) Biaya (Rp)

1

Bunga rosella kering

1

Kg 85,000 85,000 1

Kg 35,000 35,000 2

1

Pcs 4,000 4,000 1

Pcs 3,000 3,000 3

1 Kg 5,000 5,000 4

Tenaga kerja harian 1 Rp/ Produk 750 750 5

Komisi tenaga pemasar 1 Rp/ Produk 500 500 Keterangan

Kotak (75gr) Tas (25gr) Musim panen Musim panen raya Kemasan

Ongkos kirim

No Keterangan Banyaknya Satuan Harga (Rp) Biaya (Rp)

1 Telepon 12 Bulan 100,000 1,200,000


(55)

Rahmawati (2012) ada salah seorang pelaku yang mempu menghabiskan 750 Kg Rosella kering setiap bulannya dengan produk berupa bunga Rosella kering yang siap saji dalam kemasan 40 gram. Berdasarkan data yang ada disimpulkan bahwa pada awal berdirinya perusahaan pengemasan teh Rosella akan menghabiskan 100 Kg Rosella kering pada tahun pertama dan akan meningkat setiap tahunnya.

4.5.5 Proyeksi Arus Kas

Aliran kas dihitung dengan mengurangi aliran kas masuk dengan aliran kas keluar setiap tahunnya. Aliran kas masuk terdiri dari laba bersih dan depresiasi (operational cash flow). Aliran kas keluar terdiri dari investasi tetap, modal kerja (initial cash flow), dan nilai sisa investasi. Rincian proyeksi arus kas disajikan dalam Tabel 13 berikut:


(56)

(57)

4.5.6 Kriteria Evaluasi Finansial

Kriteria evaluasi finansial yang digunakan antara lain adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Payback Period (PBP), Break Even Point (BEP), dan analisis sensitivitas.

Tabel 14. Kriteria evaluasi finansial

Kriteria Evaluasi Finansial

Hasil Analisis Standar Kriteria

NPV Rp.13.501.779,- > 0

IRR 61,94 % >6.5% (discount factor)

NET B/C 1,08 > 1

PAYBACK PERIODE 2,6 tahun -

Sumber : Data dioalah (2013) A. Net Present Value (NPV)

NPV merupakan perbedaan antara nilai sekarang dari manfaat dan biaya dari suatu proyek investasi. Perhitungan angka yang dihasilkan menunjukkan besarnya penerimaan bersih selama 5 tahun setelah dikalikan discount factor yang dihitung pada masa kini. Berdasarkan investasi metode NPV, suatu investasi dapat dikatakan proyek mengashilkan keuntungan apabila nilainya lebih besar dari nol. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 13 nilai NPV menunjukkan angka positif, yaitu Rp.13.501.779,- pada discount factor 6.5% per tahun dengan umur investasi 5 tahun.

B. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah discount factor pada saat NPV sama dengan nol dan dinyatakan dalam persen. Untuk menentukan apakah proyek dapat menghasilkan keuntungan atau tidaknya maka sebagai patokan dasar pembanding adalah discount factor, yaitu ditetapkan sebesar 6.5%. Jika nilai IRR lebih besar dibandingkan discount factor, maka usaha dinyatakan dapat menghasilkan keuntungan. IRR pada teh Rosella dalam kemasan ini sebesar 61,94% yang berarti usaha ini layak dijalankan.


(58)

C. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C yaitu suatu perbandingan nilai kini arus manfaat bersih dibagi dengan nilai sekarang arus biaya bersih. Suatu investasi dapat menghasilkan keuntungan apabila hasil perhitungan Net B/C nya lebih besar dari nol. Dari hasil perhitungan Net B/C kegiatan investasi produksi diperoleh nilai sebesar 1.08 yaitu setiap investasi Rp. 1,- yang dikeluarkan sekarang pada tingkat discount factor 6.5% akan memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp 1.15.

D. Payback Period (PP)

PP merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan seluruh modal suatu investasi, yang dihitung dari aliran kas bersih. Masa pengembalian ini dapat diartikan sebagai jangka waktu pada saat NPV sama dengan nol. Nilai NPV yang besar menunjukkan jangka waktu pengembalian investasi yang ditanam semakin cepat. Dalam penentuan PP dilakukan dengan cara discounted. Dari hasil perhitungan PP investasi produksi diperoleh 2,6 tahun yaitu investasi yang ditanam akan kembali setelah sekitar 2,6 tahun.

4.5.7 Skenario Bisnis

Skenario bisnis dilakukan untuk mengetahui potensi yang paling efisien dari suatu usaha yang akan dijalankan. Dalam usaha teh Rosella dalam kemasan ini dibuat tiga skenario bisnis yaitu:

1. Skenario dasar, merupakan suatu skenario dasar dimana harga bahan baku bervariasi menjadi dua harga tergantung musim. Sehingga pembelian Rosella kering dilakukan pada musim panen saat harga Rp.85.000,-/Kg dan pada musim panen raya saat harga Rp.35.000,-/Kg.

2. Skenario penjualan, merupakan skenario dimana perusahaan menambahkan tenaga penjual/pemasar sebanyak empat orang. Penambahan tenaga penjual ini diharapkan dapat lebih meninngkatkan penjualan teh Rosella dalam kemasan. Setiap


(59)

kemasan 75 gram dan 25 gramyang terjual maka seorang tanaga penjual berhak mendapatkan komisi sebesar Rp.500,- per satu kemasan yang terjual. Harga bahan baku pada musim panen Rp.85.000,/Kg dan pada musim panen raya Rp.35.000,-/Kg. 3. Skenario bahan baku, merupakan skenario yang dibuat agar

perusahaan bisa memanfaatkan peluang yang ada. Sehingga pembelian bahan baku berupa bunga Rosella kering dibeli saat harga Rp.35.000,-/Kg. Namun pada skenario ini membutuhkan tempat penyimpanan tambahan seharga Rp. 10.000.000,- untuk menampung bahan baku yang jumlahnya dua kali dari biasanya.

Dari hasil perhitungan analisis kriteria evaluasi finansial terhadap ketiga skenario tersebut dapat dilihat perbandingannya pada Tabel 15 berikut:

Tabel 15. Analisis kriteria evaluasi finansial tiga skenario Kriteria Evaluasi

Finansial

Skenario

Dasar Penjualan Bahan baku

NVP Rp.13.501.779, Rp. 18.639.006 Rp. 16.640.057

IRR 61,94 % 64.87% 44.36%

Net B/C 1,08 1,10 1,11

PP 2,6 tahun 2,7 tahun 3,02 tahun

Sumber : Data diolah (2013)

Dari hasil analisis kriteria evaluasi finansial terhadap ketiga skenario tersebut menjukan NPV yang positif, IRR diatas 6,5%, Net B/C lebih besar dari satu maka dapat disimpulkan usaha pendirian perusahaan pengemasan teh Rosella ini layak untuk dijalankan. Untuk melihat perhitungan rencana biaya dan arus kas ketiga skenario secara berturut-turut dapat dilihat pada Lampiran 5, Lampiran 6 dan Lampiran 7.


(60)

4.5.8 Analisis Sensitifitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan-perubahan yang terjadi pada penerimaan maupun pengeluaran. Hal yang sensitive pada usaha teh Rosella dalam kemasan adalah kenaikan harga bahan baku dan penurunan permintaan. Kenaikan harga bahan baku sebesar 10% dan 20% serta penurunan permintaan 10% dan 20% akan dianlisis dalam usaha ini. Untuk mengetahui sensitivitas pada kenaikan harga bahan baku dan penurunan permintaan dapat dilihat pada Tabel 16, sedangkan perhitungan analisis sensitivitas dapat dilihat pada Lampiran 8 dan Lampiran 9:

Tabel 16. Analisis sensitifitas terhadap kenaikan harga bahan baku dan penurunan permintaan Kriteria

Evaluasi Finansial

Kenaikan Harga Bahan Baku Sebesar

Penurunan Permintaan

Sebesar

10% 43% 5% 8%

NPV (Rp) 10.348.592 (56.924) 4.830.515 (372.243)

IRR 47,42% 6,29% 24,74% 5,12%

Net B/C 1.06 1.00 1.03 1.00

PP (tahun) 3,06 33,9 3,6 41,65

Sumber : Data diolah (2013)

Hasil perhitungan analisis sensitifitas terhadap kenaikan harga bahan baku menunjukan bahwa usaha ini sensitif terhadap kenaikan harga bahan baku 43%. Hasil perhitungan sensitifitas pada penurunan permintaan, usaha ini sensitif pada penurunan permintaan sebesar 8%.


(61)

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada pendirian perusahaan teh Rosella dalam kemasan, maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut :

a. Berdasarkan analisis aspek non finansial yang terdiri dari rencana pemasaran, rencana teknis dan teknologi, serta rencana manajemen dan organisasi pengembangan usaha teh Rosella dalam kemasan ini layak untuk dijalankan. Sedangkan hasil analisis rencana keuangan menunjukan usaha ini layak dimana nilai NPV positif yaitu Rp. 13.501.779,-, nilai IRR 61,94% dimana nilai ini lebih besar dari suku bunga deposito yang digunakan yaitu 6,5%, Net B/C 1,08 dan PP 2,6 tahun.

b. Hasil dari analisis sensitifitas terhadap kenaikan harga bahan baku dan penurunan permintaan, usaha ini sensitif pada kenaikan bahan baku sebesar 43% dan penurunan permintaan sebesar 8%.

2. Saran

Saran yang dapat diajukan sebagai bahan pertimbangan dan rekomendasi dalam penelitian ini adalah bahwa usaha pendirian perusahaan pengemasan teh Rosella layak untuk dijalankan sesuai dengan berpedoman pada rencana bisnis yang telah dikaji. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah perusahaan harus dapat terus menjaga kualitas produk agar tidak terjadi penurunan permintaan.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. (ID)

Hendar U, et al. 2008. Pembuatan Minuman Rosella Kemasan dengan Memanfaatkan Nata dari Santan Kelapa sebagai Bahan Isiannya. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Kasmir dan Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi. Jakarta (ID): Prenada Media Group.

Maryati D, et al. 2009. Mie Merah Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Kaya Khasiat. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Prawirakusuma W. 2011. Analisis Kelayakan Usaha Rosella Organik (Studi Kasus di “Wahana Farm” Darmaga Bogor) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rahmawati R. 2012. Budidaya Rosella Strategi Memanen Uang dalam 4 Bulan. Yogyakarta (ID): Pustaka Baru Press.

Saputri Y, et al. 2008. Pemanfaatan Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Kaya Antioksidan dalam Pembuatan Mayonnaise Berbahan Dasar Minyak Kelapa, Minyak Sawit, dan Minyak Kedelai. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.


(63)

(64)

Lampiran 1. Kuesioner untuk individu

Penelitian ini dilakukan guna memenuhi tugas akhir dalam penyusunan skripsi

yang berjudul “Analisis Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan Teh Rosella Dalam Kemasan” yang dilakukan oleh Bayu Purnama Putra di bawah bimbingan Dr. Eko Ruddy Cahyadi S.Hut, MM pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2013.

Panduan petunjuk pengisian untuk melakukan wawancara:

1. Mohon agar setiap pertanyaan yang berupa pilihan di isi sesuai dengan pilihan yang tersedia dengan memberikan tanda Checklist (√) pada jawaban yang dipilih oleh responden.

2. Mohon agar setiap pertanyaan yang tidak ada pilihannya dijawab dengan sebenar-benarnya.

3. Pilihan dan jawaban hendaknya di isi dengan se objektif mungkin sehingga memudahkan dalam pengolahan data untuk mengambil kesimpulan.

Identitas Responden

1. Nama : ………

2. Jenis Kelamin : □Laki-laki □Perempuan

3. Usia :………….. tahun

4. Status :□Menikah □Belum menikah

5. Pekerjaan : □ Pelajar

□ Mahasiswa □ Pegawai negeri □ Pegawai swasta □ Wiraswasta

□ Lain-lain ………. 6. Jumlah anggota keluarga : □ 1-2 orang

□ 2-4 orang □ > 4 orang

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS RENCANA BISNIS

PENDIRIAN PERUSAHAAN

TEH ROSELLA DALAM KEMASAN


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)