3. NPV 0, secara finansial proyek lebih baik tidak
dijalankan karena akan menimbulkan kerugian.
3. Internal Rate of Return IRR
IRR adalah nilai Discount Rate suka bunga yang membuat NPV dari suatu proyek sama dengan nol. Proyek
dapat dikatakan memiliki prospek yang baik apabila nilai IRR tingkat discount rate yang ditentukan, namun jika
IRR tingkat discount rate maka proyek tidak memiliki prospek yang baik.
IRR merupakan tingkat pengembalian yang dapat dibayar proyek atas sumber-sumber yang digunakan untuk
menutupi pengeluaran investasi dan operasional selama umur proyek. IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:
………………….4
Keterangan : IRR
= Tingkat internal hasil NPV
1
= Nilai bersih sekarang bernilai positif Rupiah NPV
2
= Nilai bersih sekarang bernilai negatif Rupiah i
1
= Tingkat diskonto menghasilkan NPV positif i
2
= Tingkat diskonto menghasilkan NPV negatif Diperlukan nilai IRR yang lebih besar dari bunga
bank tingkat diskonto apabila ingin menutupi pengeluaran investasi dan operasional selama umur proyek.
4. Net BC Net Cost-Ratio
Net BC ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif.
Dengan kata lain, manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian
dari bisnis tersebut. Secara matematis dapat dirumuskan
∑ ∑
…………….……………………5
Keterangan : Bt
= Manfaat pada tahun ke-t Rupiah Ct
= Biaya pada tahun ke-t Rupiah I
= Tingkat diskonto N
= Umur proyek Tahun T
= Tahun Terdapat tiga kriteria evaluasi penilaian kelayakan
finansial Net BC, yaitu: 1.
Net BC 1, secara finansial manfaat bersih nilainya lebih besar dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan. 2.
NetBC = 1, secara finansialbesarnya manfaat yang diperoleh sama dengan biaya yang dikeluarkan.
3. Net BC 1, secara finansial besarnya biaya yang
dikeluarkan lebih besar dibandingkan manfaat yang diperoleh.
2 Analisis Sensitifitas
Menurut Umar 2009, manfaat dari analisis kepekaan yaitu berupa pemaksaan kepada manajer proyek untuk
mengindentifikasikan sebanyak mungkin variabel-variabel yang belum diketahui dan mengungkapkan taksiran-taksiran
yang menyesatkan atau yang tidak tepat. Analisis sensitifitas bertujuan untuk melihat apa yang
akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika ada kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau
manfaat, didasarkan kepada proyeksi-proyeksi yang mengandung unsur ketidakpastian tentang apa yang terjadi
di masa yang akan datang. Ketidakpastian itu dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan suatu proyek
bisnis dalam beroperasi untuk menghasilkan laba perusahaan. Suatu proyek sangat sensitif terhadap
perubahan-perubahan seperti:
a. Kenaikan biaya-biaya, hal ini mempengaruhi biaya dan
netto. Proyek cenderung sensitif terhadap biaya karena umumnya biaya seringkali diperkirakan sebelum
proyek dilaksanakan, sedangkan kenaikan biaya terjadi saat setelah proyek dilaksanakan.
b. Harga jual output turun yang berpengaruh terhadap
manfaat dan tingkat penjualan secara finansial maupun ekonomi.
c. Hasil dari produksi yang akan mempengaruhi manfaat
d. Keterlambatan dalam pemesanan dan penerimaan
peralatan baru, mempengaruhi biaya maupun manfaat yang akhirnya akan mempengaruhi manfaat netto.
Variabel biaya dan harga jual produk dalam analisis finansial diasumsikan tetap untuk setiap tahunnya, walaupun di
kenyataan kedua variabel ini kerap berubah sejalan pertambahan waktu. Analisis sensitifitas digunakan untuk melihat sejauh mana
kenaikan biaya atau penurunan harga yang terjadi, karena hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi,
yaitu memiliki prospek yang baik untuk dilaksanakan.
3.5. Asumsi Dasar