21
baik. Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar yang memadai akan berdampak positif dalam aktifitas belajar anak. Anak-anak
yang tidak terpenuhi kebutuhan belajarnya sering kali tidak memiliki semangat belajar. Lain halnya jika segala kebutuhan
belajarnya tercukupi, maka anak tersebut lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar.
Motivasi dalam belajar amerupakan faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong siswa untuk
melakukan kegiatan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat
ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar, seorang siswa akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk
belajar. Kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan belajar, maka anak
akan merasa diperhatikan oleh orang tua. Kebutuhan belajar seperti buku, karena buku termasuk unsur yang sangat penting dalam
peningkatan prestasi belajar. Buku merupakan salah satu sumber belajar, disamping sumber belajar yang lain. Dengan dicukupinya
buku, maka akan memperlancar dan mempermudah preoses belajar mengajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan
demikian sudah sepatutnya orang tua senantiasa memperhatikan dan memenuhi kebutuhan belajar dalam upaya peningkatan prestasi
belajar anaknya. e
Pengawasan Terhadap Anaknya Pengawasan orang tua terhadap anaknya biasanya lebih
diutamakan dalam masalah belajar. Dengan cara ini orang tua akan mengetahui kesulitan apa yang dialami anak, kemunduran atau
kemajuan belajar anak, apa saja yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas belajarnya, dan lain-lain. Dengan demikian orang
22
tua dapat membenahi segala sesuatunya hingga akhirnya anak dapat meraih hasil belajar yang maksimal.
Pengawasan orang tua bukanlah berarti pengekangan terhadap kebebasan anak untuk berkreasi tetapi lebih ditekankan pada
pengawasan kewajiban anak yang bebas dan bertanggung jawab. Ketika anak sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penyimpangan,
maka orang tua yang bertindak sebagai pengawas harus segera mengingatkan anak akan tanggung jawab yang dipikulnya terutama
pada akibat-akibat yang mungkin timbul sebagai efek dari kelalaiannya.
Kelalaiannya di sini contohnya adalah ketika anak malas belajar, maka tugas orang tua untuk mengingatkan anak akan
kewajiban belajarnya dan memberi pengertian kepada anak akan akibat jika tidak belajar. Dengan demikian anak akan terpacu untuk
belajar sehingga prestasi belajarnya akan meningkat. Orang tua mengontrol atau mengawasi semua kegiatan atau
aktifitas yang dilakukan oleh anaknya baik secara langsung maupun tidak langsung. Apalagi di jaman globlisasi seperti
sekarang ini, anak lebih mudah untuk mengakses atau memperoleh keinganan dengan mudah dan cepat. Kadang-kadang mereka tidak
mampu untuk menyaring antara hal-hal yang baik dan buruk, sehingga dengan era globalisasi seperti sekarang ini anak-anak
sangat mudah untuk terpengaruh dengan sesuatu yang bersifat negatif.
Jika anak-anak sampai mendapatkan informasi yang bersifat negatif dan senatiasa anak terpengaruh, maka akan berakibat fatal
pada pendidikan mereka. Peran orang tua sangat diperlukan dalam pengawasan terhadap
anaknya dalam masalah belajar, serta dengan cara ini orang tua
23
akan lebih mengetahui perkembangan belajar anak, apa saja yang dibutuhkan sehubungan dengan aktifitas belajarnya sehingga pada
akhirnya anak akan memperoleh hasil belajar yang diinginkannya. Dalam diri orang tua secara otomatis memiliki perasaan mengasihi
dan menyayangi terhadap anak, orang tua secara fitrah mencintai anak, menjalar dalam perasaan jiwa, emosi untuk memelihara, mengasihi,
menyayangi, dan memperhatikan anaknya. orang tua harus memberikan pengarahan, bimbinghan, dan
pendidikan kepada anak secara maksimal dan sempurna baik berbentuk perintah maupun larangan atau dalam bentuk motivasi maupun sanksi, atau
bisa dalam bentuk ajakan kepada kebaikan maupun peringatan dari perbuatan tercela.
Dukungan dan perhatian yang konsisiten dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari sangat lah penting, untuk mempertahankan
kepercayaan diri anak dalam keinginannya berprestasi.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah ungkapan yang terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Keduanya mempunyai makna berbeda, karena itu
sebelum pengertian ungkapan prestasi belajar dibicarakan, ada baiknya pembahasan ini diarahkan terlebih dahddeulu untuk mendapatkan
pemahaman lebih jauh mengenai makna kata “prestasi” dan “belajar”. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,
kata ”prestasi” diartikan ”hasil yang doperoleh dari sesuatu yang dilakukan, dikerjakan dan
sebagainya ”.
17
Sedangkan Tu’u menyatakan bahwa ”prestasi merupakan
17
D. Wirah Aryono Syaiful Hermawan, Op. cit., h. 1101
24
hasil yang dicapai seseorang ketika telah mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu
”.
18
Dapat disimpulkan bahwa Prestasi adalah suatu hasil dari suatu usaha yang telah dilakukan oleh individu atau kelompok dalam suatu bidang
tertentu. Sedangkan belajar dalam kamus Bahasa Indonesia adalah ”berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu”.
19
Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah
kepada yang lebih baik ataupu yang kurang abaik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman-
pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungan.
20
Menurut M.Al isuf Sabari, “Belajar adalah merupakan faktor penentu
proses perkembangan, manusia memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, nilai, reaksi, keyakinan dan lain-lain
tingkah laku yang dimiliki manusia adalah diperoleh melalui belajar ”.
21
Sedangkan menurut Slameto “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
”.
22
Slameto juga mengembangkan cirri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar, diantaranya adalah:
1 Perubahan terjadi secara sadar
2 Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
3 Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
18
Tulus Tu’u, Peran disiplin pada Perilaku Prestasi Siswa, Jakarta: Grafindo, 2004, h 74
19
http:www.kamusbesar.com607orang-tua Deskripsi Orang Tua Kamus Besar KBBI.
Diunduh pada tanggal 19 Januari 2015.
20
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009 Cet. Ke-5. H. 155.
21
M. Alisuf Sabari. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. 1996 Cet. Ke-2 h. 54.
22
Slameto, op. cit., h. 2.
25
4 Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5 Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
6 Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
23
Dalam psikologi pendidikan disimpulkan bahwa hal-hal pokok dari pengertian belajar adalah:
1 Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri
individu yang belajar, baik aktual maupun potensial 2
Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatife lama.
3 Perubahan itu karena usaha.
24
Dari pengertian-pengertian yang telah diungkapkan oleh para ahli diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu
perubahan dalam diri individu. Perubahan manusia dari tidak tau menjadi tau, perkembangan manusia dari tidak bisa menjadi bisa. Perubahan itu
terjadi setelah melalui prose belajar. Proses belajar itu terjadi meliputi berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis seperti perubahan pada
cara berpikir, keterampilan, kecakapan kebiasaan maupun sikap. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia,
dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkahnya berkembang menjadi lebih baik. Semua aktivitas dan
prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Dari pemahaman tentang pengertian prestasi dan belajar maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai yang mengakibatkan perubahan atau kemajuan dalam diri individu dari aktivitas
belajar, baik perubahan tingkah laku, ilmu pengetahuan atau kecakapan yang diketahui lewat hasil evaluasi berupa angka, simbol, huruf maupun
23
Ibid., h. 3-4
24
Alisuf Sabri, op. cit., h. 56
26
kalimat yang dapat menunjukan hasil yang sudah dicapai pada periode tertentu.
b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Setiap siswa di sekolah dapan menunjukan prestasi yang berbeda dengan siswa lainnya. Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan
individualah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa, sehingga menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar. Prestasi
belajar merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi.
Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua,
”yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,
sedagkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu ”.
25
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar:
1. Adapun faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar yang meliputi: a.
Faktor Jasmaniah a
Kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-
bagiannya bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehtan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses
belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu.
b Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh badan. Keadaan cacat tubuh
juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarya juga terganggu.
25
Slameto, op. cit., h. 54
27
b. Faktor Psikologis
Beberapa aspek psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar, antara lain:
a Intelegensi, Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga
jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui
menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi
besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan
lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question IQ
seseorang. b
Perhatian, Perhatian menurut Gazali yang di kutip okleh Slameto adalah
”keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada sesuatu obyek benda hal atau sekumpulan
objek ”.
26
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajari.
Jika bahan ajar tidak menjadi perhatian siswa, maka timbul kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat
belajar dengan baik, diusahakan bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan
hobi atau bakatnya. c
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan
yang diminati
seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan mintat siswa, siswa
tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya.
26
Ibid., h. 56
28
d Motif, Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan
dicapai. Di dalam menentukan tujuan dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai itu perlu berbuat, sedangkan yang
menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorong.
e Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
27
f Kematangan, Kematangan adalah suatu tingkat fase dalam
pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Anak yang sudah siap
matang belum dapat melakukan kecakapannya sebelum belajar. Belajar akan lebih baik jika anak sudah siap matang. Jadi
kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.
g Kesiapan, Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respons atau
bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya susah ada kesiapan, maka
hasil belajarnya akan lebih baik.
c. Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu, kelelahan jasmani dan kelelahan
rohani bersifat psikis. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan
tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu
hilang. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.
27
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, h 131