Pengertian Perhatian Perhatian Orang Tua

13 kesabaran ”. 11 Itu artinya orang tua memegang peranan yang amat penting untuk meningkatkan perkembangan dan prestasi anak. Tanpa dorongan dan motivasi orang tua, maka perkembangan prestasi belajar anak akan mengalami hambatan. Hasbullah merincikan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya sebagai berikut: a Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang manjiwai hubungan orang tua dan anak. b Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya, tanggung jawab moral ini meliputi nilai-nilai agama atau spiritual. c Tanggung jawab sosial adalah dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa, dan Negara. Tanggung jawab sosial itu merupakan perwujudan kesadaran tanggung jawab kekeluargaan yang dibina oleh darah, keturunan dan kesatuan keyakinan. d Memelihara dan membesarkan anaknya serta bertanggung jawab dalam hal melindungi dan menjamin kesehatan anak baik jasmani maupun rohaniah. e Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila ia telah dewasa akan mampu mandiri. 12 Orang tua harus memberikan pengarahan, bimbingan, dan pendidikan kepada anak secara maksimum dan sempurna baik berbentuk perintah maupun larangan atau dalam bentuk motivasi maupun sanksi, atau bisa dalam bentuk ajakan kepada kebaikan maupun peringatan dari perbuatan tercela. Karena orang tua adalah orang yang mempunyai peran utama dalam membentuk kepribadian anak dan pendidikan anak, untuk 11 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Prees, 2005, h. 10. 12 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persadia, 2008, h. 44-45. 14 mencapai sebuah prestasi yang baik. Baik buruknya seorang anak terletak ditangan orang tuanya. Orang tua mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pendidik dan pembimbing dan sebagai pelindung dan pemelihara. Orang tua sebagai pembimbing dan pendidik merupakan tugas orang tua kepada anaknya, anak dalam islam merupakan amanat Allah. Oleh karenanya harus dididik dan dibimbing dengan baik agar selamat dunia maupun akhirat. Orang tua mempunyai tugas untuk melindungi dan memelihara keselamatan dan keterjamianan untuk hidup, mendapatkan hak-haknya sebagaimana mestinya baik secara moral maupun material. Berdasarkan hal ini, kawajiban dan tanggung jawab ada di tangan orang tua. Sedangkan menurut beberapa tokoh pendidik menyatakan bahwa tanggung jawab yang terpenting adalah: 1 Tanggung jawab pendidikan moral pendidikan moral adalah serangkaian sendi moral, keutamaan tingkah laku dan naluri yang diwajibkan untuk anak, diusahakan dan dibiasakan sejak ia mumayyiz dan mampu berfikir sehingga menjadi mukallaf, berangsur menjadi pemuda dan siap menyongsong kehidupan. 13 2 Tanggung jawab pendidikan iman Pendidikan keimanan adalah membekali anak-anak dengan dasar- dasar iman, rukun islam dan dasar-dasar syariah, sejak anak mulai mengerti dan memahami sesuatu. 14 Kewajiban pendidikan adalah menumbuhkan anak atas dasar pemahaman dan dasar-dasar pendidikan iman dan ajaran islam sejak masa pertumbuhannya, sehingga anak tersebut terikat dengan islam baik aqidah maupun ibadah. 13 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak menurut Islam, Bandung: Al-Syifa, 1988, h. 169. 14 Ibid., h. 151. 15 3 Tanggung jawab pendidikan fisik Ada banyak yang dipikulkan islam pada para pendidik, terutama kepada ayah dan ibu. Tanggung jawab fisik ini untuk mempersiapkan generasi agar tumbuh dengan kondisi fisik yang kuat dan selamat, sehat dan semangat. Berikut beberapa cara untuk mendidik secara fisik anak: a Memberikan nafkah kepada keluarga dan anak dengan cara yang halal. b Mengikuti aturan-aturan yang sehat dalam makan, minum dan tidur. c Mencegah diri dari penyakit yang menular. d Pengobatan terhadap penyakit. e Membiasakan anak untuk berolah raga. f Membiasakan anak untuk juhud dan tidak tenggelam dalam kenikmatan g Membiasakan anak untuk sungguh-sungguh, jantan dan menjauhkan diri dari pengangguran dan penyimpangan 4 Tanggung jawab pendidikan psikis Pendidikan psikis adalah mendidik anak untuk berani mengatakan yang hak, lugas, kesatria, merasa mampu, mencintai orang lain, dapat mengendalikan amanah, dan berhias diri dengan semua keutaman jiwa dan moral. 5 Tanggung jawab pendidikan intelektual Pendidikan intelektual adalah pembentukan dan pembinaan berfikir anak dengan segala sesuatu yang bermanfaat, ilmu pengetahuan hukum, peradaban ilmiah serta kesadaran berfikir dan berbudaya sehingga anak matang dalam pemikiran dan sikap ilmiahnya. 6 Tanggung jawab pendidikan seksual Pendidik seksual adalah upaya pengajaran, menyadarkan serta penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan kepada anak, sejak ia mengerti masalah-masalah yang berkenaan dengan 16 seks, naluri dan perkawinan. Jika anak telah tumbuh menjadi seorang pemuda, dan dapat memahami urusan kehidupan, ia telah mengetahui masalah-masalah yang diharamkan dan dihalalkan. Bahkan mampu menerapkan tingkah laku islam sebagai akhlak yang tidak akan mengikuti syahwat. 7 Tanggung jawab pendidikan sosial Tanggung jawab yang dimaksud adalah pendidikan anak sejak dini agar terbiasa menjalankan adab soasial yang baik dan dasar-dasar psikis yang mulia dan bersumber pada aqidah islamiyah dan perasaan keimanan yang mendalam. Sehingga setelah pendidikan ini anak akan bisa tampil dengan pergaulan dan adab yang baik, keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang bijaksana.

d. Bentuk-bentuk Perhatia Orang Tua

a Pemberian Bimbingan Belajar Menurut kamus pintar Bahasa Indonesia bimbingan adalah ”petunjuk cara mengerjakan sesuatu, tuntutan, pimpinan”. 15 Bantuan atau bimbingan yang diberikan orang tua kepada anaknya untuk menyelesaikan sesuatu atau memecahkan masalah. Memberikan bimbingan kepada anak merupakan kewajiban orang tua. hal ini tersirat dalam Al- Qur’an surat An Nisa, ayat 9 Allah berfirman: تْ ل ْي لا شْخيْل ْم فْلخ ْ ّاْ ية اف ْم ْيلع اْ فاخافعض هااْ تيْل ْ يْل ل اْ ْ ق لا ا ْي س :ءاس لا 9 Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan 15 D. Wirah Aryono Syaiful Hermawan, Kamus Pintar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Makmur, 2013, cet-1 h. 87.