22
pola kerja. Pengawas lapangan harus benar – benar dapat mendisiplinkan seluruh
tenaga kerja di lapangan sehingga kehilangan waktu produktif dapat dicegah. Waktu produktif ini berkurang karena waktu isitrahat yang berlebiham, pekerjaan
terlambat dimulai, terlalu awal untuk mengakhiri pada suatu pekerjaan.
2.4.1.4 Usia Pekerja
Usia pekerja ini menyangkut hasil kerja. Hal ini terjadi karena tenaga yang berusia lebih muda tentunya lebih besar dan lebih cepat dari pada yang berumur
sehingga pekerjaan bisa lebih cepat, namun pengalaman kerja mereka mungkin masih lebih sedikit disbanding dengan yang lebih tua. Dalam dunia konstruksi,
usia juga menentukan dimana dia bisa bergabung untuk bekerja, misalnya pada bagian bangunan baja lebih diperlukan pekerja yang masih muda, karena
pekerjaan ini membutuhkan tenaga yang lebih besar.
2.4.2 Faktor – faktor Eksternal
Faktor – faktor eksternal mencakup tentang cuaca, kurangnya sumber
daya, keserasian hubungan kerja, dan manajemen.
2.4.2.1 Cuaca
Pada musim hujan kegiatan konstruksi dapat terhenti terutama untuk pekerjaan pondasi dan pekerjaan bagian proyek yang belum tertutup. Sedangkan
hambatan pada musim kemarau adalah suhu udara panas da menyebabkan pekerja menjadi cepat lelah yang menyebabkan produktivitas dan disiplin kerja pekerja
akan menurun.
2.4.2.2 Kurangnya Sumber Daya
Sumber daya dalam hal ini adalah material, tenaga kerja, dan peralatan. Kurangnya material disebabkan oleh keterlambatan pengiriman material dari
pemasok atau juga terjadi karena kesalahan estimasi persediaan material yang dimiliki. Kurangnya sumber daya dapat mengganggu jadwal yang telah
direncanakan, dalam hal ini ketidak hadiran pekerja akan mengakibatkan ketidak
23
sinabungan jumlah anggota dalam satu kelompok kerja dan mempengaruhi hasil kerja yang di capai.
2.4.2.3 Keserasian Hubungan Kerja
Keserasian hubungan kerja yang dimaksud disini adalah hubungan antara pekerja proyek konstruksi dan merupakan faktor penting yang sangat berperan
dalam mencapai keberhasilan proyek. Dalam proyek konstruksi, iklim kerja harus dipelihara untuk memungkinkan setiap orang bekerja secara maksimum.
Hubungan antara tenaga kerja dapat terjalin dengan baik jika setiap tenaga kerja dapat bertanggung jawab dan disiplin dalam melakukan pekerjaan masing
– masing. Dipohusodo, 1996.
2.4.2.4 Manajemen
Seperti diketahui bahwa pencapaian tingkat kedisiplinan, laju perstasi maupun kinerja operasi sangat dipengaruhi oleh mutu manajemennya sebagai
motor penggerak dalam produksi. Proses manajemen itu meliputi perencanaan, koordinasi, dan pengendalian.
2.5 Kinerja 2.5.1 Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasi terhadap pihak tertentu unuk mengetaahui tingkat pencapaian suatu instansi
dihubungkan dengan visi yang diemban suatu perusahaan atau kontraktor serta serta mengetahui dampak positif dan negative dari suatu kebijakan operasional.
Kinerja juga di artikan sebagai jawaban dari berhasil atau tidaknya suatu proyek konstruksi. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah
amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan atau
kontraktor menghadapi krisis yang serius. Kesan – kesan buruk proyek konstruksi
yang mendalam berakibat dan mengakibatkan tanda – tanda peringatan adanya
kinerja yang merosot.
24
Secara garis besar kinerja dapat diartikan sebagai keluaran output, kinerja dinilai dari apa yang telah dicapai dan dihasilkan oleh individu dalam
melaksanakan tugas dan kinerjanya yang dalam hal ini adalah kontraktor. Kinerja ini sendiri diukur dari hasil-hasil yang telah dicapai dalam rentang waktu periode
tertentu. Selain itu kinerja juga diasumsikan sebagai proses pelaksanaan tugas atau pekerjaan, dalam asumsi ini kinerja seseorang dilihat dari perspektif teknis
dan prosedural yang telah ditempuh dalam melakukan pekerjaan. Hal ini menjelaskan bahwa penilaian tak hanya berdasarkan hasil kerja pegawai tetapi
lebih pada bagaimana seseorang menyelesaikan pekerjaanya secara mendetail dan dapat dipertanggung jawabkan. Dari penjelasan tersebut maka dapat diidentifikasi
secara lebih rinci definisi dari kinerja antara lain, Bernardin dan russel 1993 memberikan definisi tentang kineja adalah catatan tentang hasil
– hasil yang diperoleh dari fungsi
– fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Byars dan Rue 1984 mengartikan kinerja sebagai tingkat
kecakapan seseorang
pada tugas
– tugas yang mencakup pada pekerjaannya.perngertian tersebut menunjukan pada bobot kemampuan individu
di dalam pekerjaannya. Adapun kinerja adalah hasil upaya seseorang yang ditentukan oleh kemampuan karakteristik pribadinya serta persepsi terhadap
perannya dalam pekerjaan itu. Mangkunegara 2007 mengemukakan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam pelaksanaan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya. Nawawi 2004 menyatakan bahwa kinerja adalah tingkat
pencapaian hasol pelaksanaan suatu pekerjaan, baik bersifat fisik materian maupun non fisiknon material.
Dari penejelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Kinerja adalah catatan dari proses, pelaksanaan, pencapaian dan apa yang dihasilkan oleh suatu
pekerjaan selama periode atau kurun waktu tertentu.