19
1. Tingginya rasa kepedulian tenaga kerja terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
2. Tingginya semangat dan gairah kerja para tenaga kerja melakukan pekerjaanya. 3. Berkembangnya rasa memliki dan kesetiakawanan yang tinggi di kalangan
tenaga kerja. 4. Besarnya tanggung jawab para tenaga kerja melaksanakan tugas dengan
sebaik- baiknya. 5. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas para tenaga kerja.
2.3.4.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja
Setiap organisasi perlu memiliki berbagai ketentuan yang harus ditaati oleh para tenaga kerja dengan berupaya menciptakan peraturan atau tata tertib
yang menjadi rambu-rambu dan harus dipenuhi oleh seluruh tenaga kerja dalam organisasi tersebut.
Menurut Singodimedjo 2002, peraturan-peraturan yang berkaitan dengan disiplin antara lain :
1. Peraturan jam masuk, pulang dan jam istirahat. 2. Peraturan dasar tentang berpakaian dan bertingkah laku dalam
pekerjaan. 3. Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan unit
kerja lain. 4. Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan
oleh para pegawai selama dalam organisasi dan sebagainya. Menurut Moekijat 2005 menyatakan indikator yang dapat digunakan
untuk mengkaji disiplin kerja pegawai adalah: a. Ketaatan terhadap peraturan:
Pada bagian ini, setiap pekerja hendaknya dapat bersikap dan bertindak secara profesional, hal ini dilaksanakan oleh seluruh lapisan dan posisi pada
manajemen, misalnya adalah seorang pegawai berusaha taat dengan batas waktu pekerjaan yang telah ditentukan dan sseorang atasan hendaknya memberikan
teguran jika pekerjaan selesai tidak tepat waktu. Selain itu apakah seorang
20
pegawai mengajukan permohonan ijin kepada atasan jika ingin meninggalkan lingkungan kerja.
b. Ketaatan terhadap jam kerja: Ketaatan pada jam kerja menyangkut aspek kedisplinan waktu pekerja,
antarai lain apakah para pekerja datang tepat pada watunya, apakah para pekerja juga pulang sesuai dengan waktu yang telah di tentukan, teratur dengan waktu
istirahat yang telah ditentukan, dan apakah pekerja pendapatkan sangsi yang tegas jika tidak taat dengan jam kerja yang telah ditentukan.
c. Bekerja sesuai prosedur: Pada umumnya setiap pekerja dalam melakukan seluruh rangkaian
aktivitasnya telah memiliki klarifikasi kerja dengan batasan prosedural yang jelas, jadi setiap pekerja telah memiliki kwenangan yang telah diatur dalam prosedur
kerja, jadi setiap karyawan hendaknya melaksanakan tugas sesuai dengan tugas dan fungsi serta sesua dengan prosedurnya.
d. Kepatuhan dalam penggunakan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
perusahaan. Sarana dan perasarana merupakan aspek utama dalam rangkaian suatu
pekerjaan, hasil dari kinerja sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana penunjangnya. Jadi pegawai hendaknya turut serta memanfaatkan searana
prasarana tersebut dengan sebaik baiknya, misalnya dengan menggunakan sarana prasarana.
2.4 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Sumber Daya Manusia
Faktor – factor yang mempengaruhi Sumber Daya Manusia dibagi menjadi
dua yaitu faktor internal yang berhubungan dengan pekerjaannya sendiri dan faktor eksternal yang berhubungan dengan pihak diluar tenaga kerja.
2.4.1 Faktor Internal
Faktor internal ini mencakup tentang keterampilan dan pengalaman kerja, pendidikan, efektifitas jam kerja, usia pekerja.
21
2.4.1.1 Keterampilan dan Pengalaman kerja
Salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proyek adalah tingkat kemahiran pekerja. Hal ini terlihat sebagai salah satu penyebab rendahnya
produktivitas kedisiplinan kerja tenaga kerja. Pengalaman kerja pengawas dan pekerja dapat menyebabkan terjadinya
keterlambatan proyek, karena durasi kerja yang direncanakan dapat berjalan dengan baik apabila pekerja itu mengerti apa yang harus dikerjakan dan pengawas
juga mengetahui bagaimana urutan kerja untuk menentukan hasil yang optimal. Strategi yang ditetapkan oleh kontraktor tidak dapatberjalan sesuai dengan yang
diharapkan jika pekerja tidak memiliki kemampuan cukup untuk melakukannya. Pengalaman dan keterampilan akan bertambah jika seseorang melakukan suatu
pekerjaan yang sama secara berulang – ulang, sehingga waktu penyelesaian yang
dibutuhkan semakin sedikit dan produktivitas kedisiplinan dalam melaksanakan tugas akan meningkat pula.
2.4.1.2 Pendidkan
Pekerja – pekerja konstruksi yang ada yang berasal dari daerah yang sama
dan berkerja dalam dunia konstruksi ini karena ajakan dari teman yang telah lebih dulu bekerja di bidang ini. Dengan demikian para pekerja itu berasal dari bebagai
macam latar belakang pekerjaan, daerah dan pendidikan yang mempunyai karakteristik yang berbeda
– beda. Di Indonesia waktu kerja yang lebih besar namun hasil karyanya lebih
sedikit karena kurangnya keahlian yang dimiliki. Kurangnya pendidilkan tersebut menyebabkan kesulitan berkomunikasi karena mereka kurang mengerti maksud
dari instruksi yang disampaikan dan berakibat pada produk yang di hasilkan.
2.4.1.3 Efektivitas Jam Kerja
Efektivitas adalah mengerjakan pekerjaan yang benar, menghasilkan alternatif
– alternatif yang kreatif, mengoptimalkan penempatan sumber daya untuk memperoleh hasil, dan memperoleh keuntungan. Dalam usaha
untukmemperoleh jam kerja yang efektif, perlu diterapkan satu pola kedisiplinan
22
pola kerja. Pengawas lapangan harus benar – benar dapat mendisiplinkan seluruh
tenaga kerja di lapangan sehingga kehilangan waktu produktif dapat dicegah. Waktu produktif ini berkurang karena waktu isitrahat yang berlebiham, pekerjaan
terlambat dimulai, terlalu awal untuk mengakhiri pada suatu pekerjaan.
2.4.1.4 Usia Pekerja
Usia pekerja ini menyangkut hasil kerja. Hal ini terjadi karena tenaga yang berusia lebih muda tentunya lebih besar dan lebih cepat dari pada yang berumur
sehingga pekerjaan bisa lebih cepat, namun pengalaman kerja mereka mungkin masih lebih sedikit disbanding dengan yang lebih tua. Dalam dunia konstruksi,
usia juga menentukan dimana dia bisa bergabung untuk bekerja, misalnya pada bagian bangunan baja lebih diperlukan pekerja yang masih muda, karena
pekerjaan ini membutuhkan tenaga yang lebih besar.
2.4.2 Faktor – faktor Eksternal
Faktor – faktor eksternal mencakup tentang cuaca, kurangnya sumber
daya, keserasian hubungan kerja, dan manajemen.
2.4.2.1 Cuaca
Pada musim hujan kegiatan konstruksi dapat terhenti terutama untuk pekerjaan pondasi dan pekerjaan bagian proyek yang belum tertutup. Sedangkan
hambatan pada musim kemarau adalah suhu udara panas da menyebabkan pekerja menjadi cepat lelah yang menyebabkan produktivitas dan disiplin kerja pekerja
akan menurun.
2.4.2.2 Kurangnya Sumber Daya
Sumber daya dalam hal ini adalah material, tenaga kerja, dan peralatan. Kurangnya material disebabkan oleh keterlambatan pengiriman material dari
pemasok atau juga terjadi karena kesalahan estimasi persediaan material yang dimiliki. Kurangnya sumber daya dapat mengganggu jadwal yang telah
direncanakan, dalam hal ini ketidak hadiran pekerja akan mengakibatkan ketidak