A merupakan bentuk yang siap diabsorpsi oleh tubuh. Kemampuan usus untuk menyerap beta karoten berkisar 9-22 bergantung sumber dan bentuk beta
karoten yang akan diserap, ketersediaan lemak sebagai pelarutnya, dan kemampuan usus dari masing-masing individu.
Beta karoten bersifat larut dalam lemak sehingga melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas yang larut dalam lemak.
Kemampuannya dalam menjaga integritas sel sangat baik sehingga dapat berperan sebagai antioksidan Lingga, 2012. Rumus bangun betakaroten dapat dilihat pada
Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Rumus bangun betakaroten Hanson, 2005.
2.5 Metode pemerangkapan radikal bebas DPPH 1,1
-diphenyl-2- picrylhydrazil
Metode pemerangkapan radikal bebas DPPH diperkenalkan 50 tahun yang lalu oleh Marsden Blois. Sebagai sampel uji antioksidan, Blois menggunakan asam
amino sistein yang mengandung gugus thiol. Ketika larutan DPPH dicampurkan dengan senyawa yang dapat mendonorkan atom hidrogen, akan dihasilkan bentuk
tereduksi dari DPPH dan berkurangnya warna ungu Molyneux, 2004. Berikut ini adalah reaksi pemerangkapan radikal bebas DPPH Gambar 2.5.
Universitas Sumatera Utara
1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazine
Gambar 2.5 Reaksi antara DPPH dengan atom H dari senyawa antioksidan
Widyastuti, 2010 Metode DPPH merupakan metode yang cepat, sederhana, dan tidak mahal
untuk mengukur kemampuan dari berbagai senyawa dalam memerangkap radikal bebas dan untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan pada makanan dan minuman
Marinova, 2011. Parameter yang dipakai untuk menunjukan aktivitas antioksidan adalah harga
konsentrasi efisien atau Efficient Concentration EC
50
atau Inhibitory Concentration IC
50
yaitu konsentrasi suatu zat antioksidan yang dapat menyebabkan 50 DPPH kehilangan karakter radikal atau konsentrasi suatu zat
antioksidan yang memberikan persen penghambatan sebesar 50. Zat yang mempunyai aktivitas antioksidan tinggi akan memiliki harga EC
50
atau IC
50
yang rendah. Metode ini akan memberikan hasil yang baik dengan menggunakan
pelarut metanol atau etanol karena kedua pelarut ini tidak mempengaruhi dalam reaksi antara sampel uji sebagai antioksidan dengan DPPH sebagai radikal bebas
Molyneux, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Metode pembentukan kompleks fosfomolibdenum
Metode ini diperkenalkan oleh Chipault et al. pada tahun 1955 untuk mengidentifikasi kapasitas antioksidan alami yang larut dalam air dan larut dalam
lemak. Metode ini merupakan metode kuantitatif yang didasarkan pada reduksi Mo VI menjadi Mo V oleh sampel analit diikuti dengan pembentukan
kompleks fosfat Mo V berwarna hijau untuk mengidentifikasi adanya agen pereduksi. Konsentrasi diperoleh secara spektrofotometri dan hasil yang diperoleh
diekspresikan dalam bentuk ekuivalen terhadap asam askorbat atau α-tokoferol. Metode pembentukan kompleks fosfomolibdenum merupakan metode
alternatif untuk evaluasi kapasitas antioksidan total lainnya karena metode ini sederhana dan pereaksinya murah Prieto et al., 1999.
2.7 Spektrofotometer UV-Vis