ini adalah 12,727 µgml. Kemudian tabung ditutup, dipanaskan di penangas air selama 60 menit pada suhu 90ºC, didinginkan pada suhu kamar dan diukur
absorbansinya pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh diatas.
3.8.4 Pengukuran kurva kalibrasi vitamin C
Dipipet 4 ml, 5 ml, 6 ml, 7 ml, dan 8 ml dari LIB I, masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, diencerkan dengan akuades hingga garis
tanda sehingga konsentrasi vitamin C yang diperoleh adalah 80 µgml, 100 µgml, 120 µgml, 140 µgml, 160 µgml. Kemudian dipipet masing-masing 0,5 ml
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 ml larutan pereaksi fosfomolibdenum. Diperoleh konsentrasi vitamin C pada larutan ini adalah 7,273
µgml, 9,091 µgml, 10,909 µgml, 12,727 µgml, 14,545 µgml. Kemudian tabung ditutup, dipanaskan di penangas air pada suhu 90ºC selama 60 menit,
didinginkan pada suhu kamar dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum dalam waktu kerja yang diperoleh.
3.8.5 Uji kapasitas antioksidan total sampel uji
Ditimbang masing-masing 0,55 g sari kental buah markisa ungu dan 0,65 g sari kental buah markisa konyal, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan
dicukupkan dengan akuades hingga garis tanda sehingga diperoleh konsentrasi masing-masing larutan 22000 µgml dan 26000 µgml. Dipipet 0,5 ml dimasukkan
ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 ml larutan pereaksi fosfomolibdenum. Diperoleh konsentrasi pada larutan ini adalah 2000 µgml dan 2363,636 µgml.
Kemudian tabung ditutup, dipanaskan di penangas air pada suhu 90ºC selama 60 menit, didinginkan pada suhu kamar dan diukur absorbansinya pada panjang
Universitas Sumatera Utara
gelombang maksimum dalam waktu kerja yang diperoleh. Perlakuan dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan.
3.8.6 Validasi metode analisis 3.8.6.1 Penentuan batas deteksi
Limit of Detection dan batas kuantitasi Limit of Quantitation
Batas deteksi atau Limit of Detection LOD merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan.
Sedangkan batas kuantitasi atau Limit of Quantitation LOQ merupakan kuantitasi terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria
cermat dan seksama. Menurut Harmita 2004, batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Simpangan Baku =
2
2
− −
∑
n Yi
Y
Batas Deteksi LOD =
slope X
SY x
3
Batas Kuantitasi LOQ = slope
X SY
x 10
3.8.6.2 Akurasi atau kecermatan dengan persen perolehan kembali Recovery
Kecermatan atau akurasi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Uji perolehan kembali atau
recovery dilakukan dengan metode penambahan larutan baku standard addition method yang dalam hal ini adalah dengan penambahan sejumlah larutan standar
vitamin C dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis.
Universitas Sumatera Utara
Persen perolehan kembali ditentukan dengan menentukan berapa persen analit yang ditambahkan tadi dapat ditemukan Harmita, 2004. Masing-masing
dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan kemudian dianalisis dengan perlakuan yang sama seperti pada penetapan kapasitas sampel.
Menurut Harmita 2004, persen perolehan kembali recovery dapat dihitung dengan rumus dibawah ini :
recovery = 100
A C
C C
× −
A F
Keterangan : C
F
= Konsentrasi antioksidan dalam sampel setelah penambahan baku C
A
= Konsentrasi antioksidan dalam sampel sebelum penambahan baku C
A
= Kapasitas antioksidan baku vitamin C yang ditambahkan
3.8.6.3 Simpangan baku relatif
Keseksamaan atau presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukkan
derajat kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara berulang untuk sampel yang homogen. Nilai simpangan baku relatif yang
memenuhi persyaratan menunjukkan adanya keseksamaan metode yang dilakukan Harmita, 2004.
Menurut Harmita 2004, rumus untuk menghitung simpangan baku relatif adalah sebagai berikut :
RSD =
100 ×
X SD
Keterangan :
−
X = Kadar rata-rata sampel
SD = Standar Deviasi
RSD = Relative Standard Deviation
Universitas Sumatera Utara
3.8.7 Analisis data secara statistik
Kapasitas antioksidan total yang diperoleh dari hasil pengukuran masing- masing 6 larutan sampel dianalisis untuk mengetahui data ditolak atau diterima
dengan menggunakan uji distribusi t dengan rumus Sudjana, 2005: t
hitung =
n SD
X Xi
−
Data diterima jika nilai t hitung t tabel. Tabel distribusi t dapat dilihat pada Lampiran 25, halaman 71.
Untuk mencari standar deviasi SD digunakan rumus Sudjana, 2005 :
SD = 1
- n
X -
Xi
2
∑
Keterangan : Xi = Kadar sampel X = Kadar rata-rata sampel
n = Jumlah pengulangan Dan untuk menentukan kapasitas antioksidan total di dalam sampel dengan
interval kepercayaan 99, α = 1, dk = n-1, dapat digunakan rumus Sudjana,
2005: µ =
X
± t
α2
, dk x SD √n
Keterangan : µ = interval kepercayaan
X = kadar rata-rata sampel
t = harga t tabel sesuai dengan dk = n-1
α = tingkat kepercayaan
SD = standar deviasi
n = jumlah perlakuan
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI
Bogor menunjukkan bahwa tumbuhan termasuk jenis Passiflora edulis Sims markisa ungu dan Passiflora ligularis Juss. markisa konyal, suku
Passifloraceae. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 59.
4.2 Hasil Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia dari sari segar dan kental buah markisa ungu dan markisa konyal dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil skrining fitokimia markisa ungu dan markisa konyal
No Pemeriksaan
Sari buah markisa ungu
Sari buah markisa konyal
Segar Kental
Segar Kental
1 Alkaloid
- -
- -
2 Glikosida
+ +
+ +
3 TriterpenoidSteroid
- -
- -
4 Flavonoid
+ +
+ +
5 Tanin
- -
- -
6 Saponin
+ +
- -
7 Glikosida antrakinon
- -
- -
Keterangan : + : mengandung golongan senyawa
- : tidak mengandung golongan senyawa Berdasarkan hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa sari buah markisa
ungu yang segar maupun yang kental mengandung senyawa glikosida, flavonoid, dan saponin. Sedangkan sari buah markisa konyal baik yang segar maupun kental
mengandung senyawa glikosida dan flavonoid.
Universitas Sumatera Utara