Gambar 4.3 Grafik hasil uji aktivitas antioksidan sari kental buah markisa konyal
Gambar 4.4 Grafik hasil uji aktivitas antioksidan vitamin C
4.4.4 Analisis nilai IC
50
Inhibitory Concentration sampel uji
Nilai IC
50
diperoleh berdasarkan persamaan regresi linear yang didapatkan dengan cara memplot konsentrasi larutan uji dan persen peredaman DPPH sebagai
parameter aktivitas antioksidan, dimana konsentrasi larutan uji ppm sebagai absis sumbu X dan nilai peredaman sebagai ordinat sumbu Y.
Hasil persamaan regresi linear yang diperoleh untuk sari kental buah markisa ungu, markisa konyal dan vitamin C dapat dilihat pada Tabel 4.8.
20 40
60 80
100
2000 4000
6000 8000
10000 12000
pe re
da m
a n
Konsentrasi ppm
20 40
60 80
100
2 4
6 8
10
pe re
da m
a n
Konsentrasi ppm
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Hasil persamaan regresi yang diperoleh dari sari kental buah markisa
ungu, markisa konyal dan vitamin C
Sampel Uji Persamaan Regresi
Sari kental buah markisa ungu Y = 0,0115X + 9,536
Sari kental buah markisa konyal Y = 0,0074X + 0,0040
Vitamin C Y = 11,8955X + 0,494
Hasil analisis nilai IC
50
yang diperoleh berdasarkan perhitungan persamaan regresi dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Nilai IC
50
sari kental buah markisa ungu, markisa konyal dan vitamin C
Sampel Uji IC
50
ppm
Sari kental buah markisa ungu 3518,61
Sari kental buah markisa konyal 6752,62
Vitamin C 4,16
Contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 6, halaman 64. Rendahnya nilai IC
50
dari sari kental buah markisa ungu dan sari buah markisa konyal disebabkan karena kandungan flavonoid yang terdapat pada buah markisa adalah
golongan flavon yaitu luteolin dan apigenin yang kurang kuat jika dibandingkan dengan antioksidan dari katekin dan golongan flavonol seperti kuersetin Szostak,
2004. Flavonoid juga lebih stabil pada suhu tinggi 120º-150ºC sehingga pengentalan sari buah markisa dengan cara freeze drying dapat menurunkan
kandungan flavonoid yang bersifat antioksidan. Beberapa data penelitian menunjukkan bahwa proses freeze drying dapat menurunkan kemampuan
farmakologi dari senyawa fenol dan karotenoid Adamczak, 2009. Teroksidasinya vitamin C dimulai dari pembelahan buah markisa, pengambilan
sari buah markisa, penyaringan, sampai pada proses freeze drying untuk mendapatkan sari buah markisa yang kental juga berperan dalam rendahnya
aktivitas antioksidan yang diperoleh Dirim, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Parameter penentuan kekuatan aktivitas antioksidan ditetapkan pada batas 50 ppm. Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan yang sangat kuat jika nilai
IC50 50 ppm dan dikatakan sebagai antioksidan yang cukup aktif jika nilai IC50 50 ppm Kuete, 2013.
4.5 Hasil Analisis Pengukuran Kapasitas Antioksidan Total