Analisis Kinerja Pegawai Variabel Y

Selanjutnya diikuti dengan kategori sedang 25 dan rendah sebesar 22,5. Kategori selanjutnya sangat tinggi yaitu sebesar 15 persen dan sangat rendah 5. Dari tabel klasifikasi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan diklat di PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Medan baik dibuktikan dari hasil tabulasi skor yang dilakukan terhadap variabel tersebut. Secara keseluruhan peserta diklat, materi diklat, metode diklat, instruktur serta periode diklat yang dilaksanakan oleh PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Medan sudah baik terbukti dari jawaban responden pada semua pertanyaan yang sebagian besar jawabannya berada pada jawaban yang berskor 4 atau 5 seperti tabel keikutsertaan pegawai dalam diklat, manfaat diklat terhadap peningkatan kinerja pegawai, persiapan perusahaan dalam melaksanakan diklat dan tabel hasil pertanyaan lainnya. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Pak Syafingi pegawai PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk Medan bahwa semua pegawai memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Jenis pendidikan dan pelatihan yang diberikan juga sangat beragam hal ini juga merupakan salah satu faktor yang mendukung diklat di PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk Medan baik.

5.2 Analisis Kinerja Pegawai Variabel Y

Untuk mengetahui kesimpulan dari hasil penyajian data variabel Y maka dilakukan tabulasi data dari jawaban responden nilai terendah 25 dan nilai tertinggi 48. Untuk menentukan jarak interval dari variabel X adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Skor Tertinggi – Skor Terendah Interval= Banyaknya Bilangan 48 – 25 = 5 = 4,8 Maka dapat diketahui kategori jawaban responden masing-masing yaitu: 1. Skor Untuk Kategori Sangat Tinggi : 43,5 - 48 2. Skor Untuk Kategori Tinggi : 38,9 – 43,4 3. Skor Untuk Kategori Sedang : 34,3 – 38,8 4. Skor Untuk Kategori Rendah : 29,7 – 34,2 5. Skor Untuk Kategori Sangat Rendah : 25 – 29,6 Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dilihat dari jumlah skor dari variabel Y, maka akan diketahui jawaban responden termasuk dalam kategori yang mana. Tabel 5.2 Klasifikasi Jawaban Responden Mengenai Kinerja Pegawai Varibael Y No Interval Kategori Frekuensi Persentase 1 43,5 – 48 Sangat Tinggi 9 22,5 2 38,9 – 43,4 Tinggi 25 62,5 3 34,3 – 38,8 Sedang 5 12,5 4 29,7 – 34,2 Rendah - - 5 25 – 29,6 Sangat Rendah 1 2,5 Jumlah 40 100,00 Sumber: Kuesioner Penelitian 2013 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kinerja pegawai berada pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 62,5 . Selanjutnya diikuti dengan kategori sangat tinggi 22,5 dan sedang sebesar 12,5. Kategori selanjutnya sangat rendah yaitu sebesar 2,5 persen dan kategori rendah tidak ada. Dari tabel klasifikasi diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai di PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Medan baik dibuktikan dari hasil tabulasi skor yang dilakukan terhadap variabel tersebut. Secara keseluruhan kuantitas kerja, kualitas kerja, ketepatan waktu dan kerja sama pegawai di PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Medan sudah baik bahkan sangat baik karena sebagian besar jawaban responden berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi dan semua hasil tabulasi setiap pertanyaan semua hasilnya sebagian besar berada pada jawaban yang berskor 4 dan 5. 5.3 Analisis Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Diklat Terhadap Kinerja Pegawai Studi Pada PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Medan Hasil regresi linier sederhana pendidikan dan pelatihan diklat terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 3,54 artinya bahwa jika pendidikan dan pelatihan diklat dinaikkan sebanyak 1 kali atau 100 maka kinerja pegawai akan naik sebesar 3,54 dan hasil perhitungan koefisien korelasi product moment adalah 0,30 yang artinya bahwa hubungan antara pendidikan dan pelatihan diklat terhadap kinerja pegawai adalah lemah. Setelah dilakukan perhitungan koefisien korelasi product moment maka dilakukan perhitungan teknik koefisien determinasi yang berfungsi untuk melihat berapa persen variabel X memiliki pengaruh terhadap variabel Y dan hasil perhitungan koefisien determinasinya adalah 9. Hal ini Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa selebihnya sebesar 91 kinerja pegawai dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar cakupan penelitian ini seperti motivasi, budaya organisasi, insentif, kepemimpinan dan faktor lainnya. Dapat kita bandingkan dengan hasil penelitian terdahulu penelitian Muhammad Royyan Hasibuan 2009 yang berjudul pengaruh pengembangan sumber daya manusia terhadap prestasi kerja studi pada Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara pengaruh yang di timbulkan oleh pengembangan sumber daya manusia terhadap prestasi kerja adalah 22 dan 78 dipengaruhi oleh faktor lain yang di luar cakupan penelitian ini seperti kepemimpinan, motivasi, insentif dan lain-lain. Sedangkan Penelitian Tutur Maryana Sinaga tahun 2011 yang berjudul pengaruh pengembangan sumber daya manusia terhadap prestasi kerja pegawai pada kantor unit pelaksana teknis daerah UPTD balai metrologi Medan pengaruh yang ditimbulkan oleh pengembangan sumber daya manusia terhadap prestasi kerja pegawai adalah sebesar 19,36 dan 80,64 dipengaruhi oleh faktor lain di luar cakupan penelitian seperti kepemimpinan, motivasi, insentif dan lain-lain. Penelitian Ira Marfiani Sitepu 2012 yang berjudul Pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pegawai pada kantor Camat Barusjahe Kabupaten Karo pengaruh yang ditimbukan oleh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pegawai adalah 16,6 dan sisanya 83,4 dipengaruhi oleh faktor lain diluar cakupan penelitian. Penelitian Sitepu, Novlina yang berjudul “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Diklat Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai Pada Kantor Kementrian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe” pada 2011 berdasarkan hasil penelitiannya pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pegawai adalah R - artinya tidak ada Universitas Sumatera Utara pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pegawai yang artinya kinerja pegawai dipengaruhi oleh faktor lain di luar cakupan penelitian seperti kepemimpinan, motivasi, insentif dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN