Ziki Guru Bura Sebagai Pemersatu Masyarakat

namun bukan berarti manusia dapat bebas melakukan apa saja tanpa kendali agama dan masyarakat. Pada penampakan lahirnya, ini terlihat sebagai suatu perpaduan individual, tetapi pada hakikatnya adalah suatu perpaduan kemasyarakatan dengan pengertiannya yang luas yang dimaksudkan oleh Islam yang terdapat di dalam al-Quran.                      “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu Telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka dia akan menerangkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan. ” Q.S. Al-Maidah5 ayat 105. Hal di atas berkaitan dengan tata laku individu dalam bentuk relasi sosialnya dengan masyarakat. Karena pengaruh tindakan individu akan mempunyai akibat yang berkaitan langsung dengan ranah sosial kemasyarakatan tempat individu itu hidup. Dengan demikian, membangun hati nurani dan mempertajam perasaan, mengarahkan individu kepada kecintaan, kerjasama dan saling hormat menghormati antar masyarakat adalah tanggungjawab sosial yang tercermin di dalam kepribadian individu, kerana itulah ziki guru bura mendapati individu dalam keadaan siap dalam bentuk sebaik-baiknya untuk menjadi suri tauladan bagi generasi yang akan datang. Dengan demikian, nilai-nilai sosial sebagai jembatan penjelas hubungan masyarakat tersebut dapat dijabarkan dalam bentuk norma atau aturan hidup yang mudah diperluas ke dalam penghayatan hidup berkeluarga dan bermasyarakat.

2. Implementasi Nilai Akhlak pada Ziki Guru Bura dalam Kehidupan

Masyarakat Manusia adalah makhluk budaya dan makhluk sosial. Manusia saling berinteraksi dan membutuhkan antara satu dengan yang lainnya baik dari segi jasmani maupun rohani. Manusiadalam hubungannya dengan sesamanya dan alam sekitar tidak mungkin melakukan sikap netral atau apatis. Kecendrungan- kecendrungan untuk simpati, empati, antipati ataupun netral itu sendirimerupakan sikap. Dan setiap sikap adalah konsekuensi dari pada suatu penilaian. 4 Manusia juga dianggap sebagai makhluk yang eksis, aktif, dan kratif. Dengan eksistensinya manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan yang sulit untuk diprediksi hasil yang akan ia capai. Akan tetapi, manusia adalah juga makhluk yang memiliki pertimbangan akal logika dalam menafsirkan antara kenyataan sebagai takdir dan atau harapan sebagai kehendak bebas. Dengan itu, manusia melakukan persiapan-persiapan tertentu agar mendapatkan keseimbangan pikiran dan jiwa. Misalnya, ia mengambil satu jalan yang memiliki tingkat resiko paling kecil dalam melakukan sesuatu agar tidak berakibat buruk pada dirinya. Atau dalam meningkatkan martabatnya ke puncak kesempurnaan, manusia menggunakan manhaj Ilahi untuk menyesuaikan aktivitas dan kegiatan hidupnya, atau untuk memuliakan dirinya dan fitrahnya serta unsur-unsur yang ada di dalamnya agar supaya tidak bertentangan dengan pandangan umum dan agama. Manusia dalam kehidupannya tidak terpisahkan dari dari filsafat, karena ajaran filsafat menjangkau masa depan umat manusia dalam bentuk-bentuk ideologi. Manusia dalam berbangsa dan bernegara semuanya hidup sebagai pengabdi setia nilai-nilai filsafat tertentu sebagai ideologi masing-masing, 5 tak terkecuali berbagai daerah di Nusantara termasuk dou Mbojo Masyarakat Bima. Masalah pandangan hidup atau ideologi falsafah menggerakan pemikiran orang banyak. Pemimpin negara, ekonom, sosiolog, dan lain sebagainya. Entah sebagai unsur penghambat atau menjadi unsur yang diintegrasikan kedalam 4 Mohammad Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila,Surabaya: Usaha Nasional, 1986, cet.III, h.14-15. 5 Mohammad Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan ...,h.127-128 permasalahan yang sedang dihadapi. Karena secara umum filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Kebenaran itu dapat kita ketahui dengan pendidikan. Dan pendidikan itu sendiri tidak terlepas dari nilai-nilai kebudayaan yang di junjung tinggi semua lapisan masyarakat sehingga kebenaan itu juga dapat kita ketahui dalam suatu kebudayaan tertentu. Termasuk dalam hal ini adalah pesan nilai-nilai ziki guru bura yang tertanam dalam masyarakat Mbojo yang selalu menyelaraskan antara pengajaran agama dengan adat istiadat sara dana mbojo, sehingga melahirkan tata laku yang bisa diterima oleh semua kalangan tanpa harus kehilangan identitas budaya maupun sejarah yang telah mendarah daging secara turun temurun. Awalnya ziki guru bura membahas tentang masalah kematian dan masalah akhirat yang akan dihadapi oleh manusia setelah meninggal dunia. 6 Karena, selain pesan yang terdapat dalam al-Quran dan Hadits yang dijadikan sebagai acuan dan nasihat dalam kehidupan, mati atau maut juga dinggap sebagai nasihat yang ampuh bagi manusia. Seiring dengan perkembangannya, nilai-nilai akhlak pun dibahas dalam ziki guru bura sehingga menjadi sebuah tatanan nilai yang mengatur tatacara hidup masyarakat dari segala aspek, terutama aspek agama dan kerohanian. Ziki guru bura terus berkembang dan berubah seiring dengan kemajuan zaman, baik berkembang ke atas; dalam arti selalu dilestarikan berbagai kalangan pemerintah dan masyarakat adat atau sebaliknya berkembang ke bawah; yang berarti ditinggalkan oleh generasi setelahnya gandrung akan modernitas. Bagaimanapun model dan bentuk perkembangannya, nilai-nilai kebudayaan tersebut sangat berharga bagi kehidupan masyarakat Mbojo, apabila dihayati secara penuh oleh berbagai pihak sebagai lembaga non-formal ditengah masyarakat sebagai penimbang bagi kebudayaan lain luar yang telah bercampur akibat interaksi sosial yang semakin ketat antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya. 6 Wawancara dengan H. Ridwan Umar di Sape tanggal 22 maret 2013. Pendidikan akhlak yang termuat dalam falsafah ziki guru bura dapat kita lihat dari pesan-pesan yang termuat di dalamnya, seperti ; a. Akhlak kepada Allah, memperdalam akidah dan keyakinan. Melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai hamba Allah yang beriman seperti shalat, zakat, puasa, belajar dan memperdalam pengetahuan dengan mengkaji al-Quran dari berbagai pesan-pesan yang ada di dalamnya. Kabuneku ngupa ruma ta ma ngepa Rawi taho ba adempa ndei ma loa eda Nggahi ra sodimpa weana hidi Nggahi gurupa ma bade weana liri Nakapoda batuku ba rawi taho ba weki Nggara sarogasi ndei ne’eta kambeke Tana’o ra loapu ma kamocira Islam Ndawipu sampa n dei wa’a loja ra kasimpa Mbaina da loja lumbata moti ma na’e lembo Ampona rombo laona ndei saroga islam Artinya: Bagaima mencari Tuhan kita kan ngepa Akhlak baik yang ikhlas yang bisa melihat Berkata dan bertanya dimana tempatNya Perkataan guru yang hanya tau tempatNya Yang diiringi dengan diri berakhlak baik Kalau pun syurga yang kita cari Belajar dan pahamilah yang bisa menyelamatkan Islam Bikinlah perahu untuk membawa kita mengaruni dan berusaha Agar tidak sembarangan mengarungi lautan lepas Agar lurus jalannya ke syurga Islam. Hal di atas menerangkan bahwa ketika seseorang ingin mencari tau bagaimana mengetahui wujud keberadaan Tuhan, maka mereka tidak akan pernah mendapatkannya. Karena dalam al-Quran pun tidak ditemukan ayat yang menerangkan tentang wujud Tuhan. Maka dengan taqwa dan melaksanakan kebaikanlah seseorang bisa mempercayai wujud-Nya. Walaupun kita mencari tau dengan bertanya kepada guru kita, pasti mereka akan menjawab dengan menyuruh kita untuk selalu berbuat baik selama kita hidup di dunia ini. Karena yang demikian dapat dipahami ketika ayat yang menjelaskan tentang diskusi yang terjadi antara Nabi Ibrahim as., dan penguasa masanya Namrud.                                              “Apakah kamu tidak memperhatikan orang Namrud dari Babilonia yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya Allah Karena Allah Telah memberikan kepada orang itu pemerintahan kekuasaan. ketika Ibrahim mengatakan: Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan, orang itu berkata: Saya dapat menghidupkan dan mematikan. Ibrahim berkata: Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, Maka terbitkanlah dia dari barat, lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. ”Q.S. Al-Baqarah1 ayat 258. Dan dalam penekanan keyakinan dan ketaatan serta tanda penghambaan diri seseorang kepada Allah swt., harus dapat menyertakan nama Allah dalam semua tindakan dan aktifitas kehidupan sehari-hari seperti yang dilafalkan dalam ziki guru bura di bawah ini. Bismillah ndei tampuu kai baca Alhamdulillah ndua mbua kai roi Ndei doho kambolo ade wohana sigi Warasi ma eli beku ma cambe ulu Huruf lam ma kidi wea alu Huruf ‘ain ma kidi wea iu Ruma lailahaillallah mpa ndei ewu be ulu Artinya: Bismillah untuk memulai membaca Alhamdulillah dua hal untuk memuji Untuk duduk khalakoh ditengah Masjid Seandainya ada yang bunyi mana yang menjawab dulu Huruf lam yang menegakkan jiwa Huruf ‘ain yang menegakkan rasa Allah lailahaillallah yang akan menghempaskan dulu